Adam mengeluarkan bingkisan dari tas sekolahnya. Sedangkan Vena diam mematung, "Dapur dibelakangkan?" Tanya Adam. Vena menganggukkan kepalanya.
Adam beranjak dan menuju dapur, tak lama Adam kembali dengan membawa piring yang sudah terdapat cheese cake berukuran sedang dan satu lilin ditengah. Vena dibuat melongo.
"Make a wish dulu! Baru tiup lilinnya" suruh Adam, Vena mengangguk tanda paham. Setelah make a wish, Vena meniup lilinnya.
"Dam? Maksudnya ini apa? Kok lo mau ngerayain ulang taun gue? Padahal kita baru aja kenal,"
Adam tak menjawab, dirinya sibuk memotong kue. "Buka mulut loh," Adam siap menyuapi Vena, dengan ragu Vena melahap suapan itu.
"Dam lu belom njawab pertanyaan gue" ucap Vena dengan mulut yang masih penuh dengan kue.
"Telen dulu, baru lo ngomong" titah Adam yang juga melahap sesuap kue. Setelah benar-benar tertelan, Vena segera menagih jawaban Adam.
Kenapa bisa, seorang Adam berbuat semanis ini. Kepada seseorang yang baru saja dia kenal, apa Vena yang belum kenal Adam terlalu jauh? Apa sebenarnya Adam itu baik tapi hanya case-nya saja yang sedikit kejam?.
Setelah menelan, Adam beranjak untuk mengambil minum di dapur. Sedangkan Vena masih menunggu, setelah kembali dengan membawa dua gelas berisi air dingin...
"Nih minum", Vena meneguk air itu.
"Baru aja kenal itu nggak bisa sebagai bahan ukuran untuk rasa sayang lo ke dia"
Tanpa adanya dugaan, Vena malah menyemburkan air yang masih didalam mulutnya kearah Adam.
"Adam sorry!!"
"Kampret lo!!"
🍰🍰🍰
KAMU SEDANG MEMBACA
Swish
Short StoryLavena Radin Bramasta "Kata orang... Adam itu misterius... Dan kejam... Namanya aja gak sesuai dengan sikapnya. Tapi gue sayang Adam, dan gue takut Adam gak sayang gue" Adam Shafiq Malik "Kata orang... Vena itu anaknya hiperaktif... Petakilan... Tap...