Setelah kemarin-kemarin Vena dibuat jengkel oleh Adam. Hari ini Vena bertekad bulat untuk mengakhiri semua ini.
Dengan perasaan yang campur aduk, Vena berjalan kearah kelas Adam yakni 12-S6. Capek, karena gedung S dan A yang di pisah. Sesampainya didepan kelas Adam, Vena memastikan Adam atau tidak didalam. Tapi hasilnya nihil.
"Lo nyari gue?" Suara itu berasal dari belakang tubuh Vena, Vena segera berbalik dan menemukan sosok yang dia cari sedari tadi.
"Iya, gue nyari lo. Ikut gue bentar!" Vena menarik pergelangan tangan Adam dan mengajak pergi sebentar dari area kelas Adam.
Kini mereka berdua ada dibawah pohon besar dekat gudang. Vena melepas cekalannya dan kini menatap Adam dengan sorot mata yang sulit dijelaskan.
"Dam, maafin gue... jangan siksa gue kayak gini Dam," mohon Vena. Dugaan Adam salah, dia pikir Vena akan marah dan menamparnya, tapi ini? Dia memohon dengan wajah yang imut-imutkan. Adam ingin muntah sekarang juga.
"Adam! Maaf, maafin gue ya..." rengek Vena sambil mengayun-ayunkan tangan Adam.
Adam memutar bola mata dengan jengah, "Oke-oke gue maafin, tapi dengan syarat". Perasaan Vena mulai tidak enak.
"Syarat? Apa syaratnya?" Tanya Vena ragu.
"Nanti setelah pulang sekolah temui gue disini, lo balik sana ke kelas" suruh Adam. Vena mengangguk tanda mengerti dan segera berjalan pergi ke kelas.
"Pinter lo Dam, rencana lo berhasil," batin Adam dan terbitlah senyum tipis diwajah kaku Adam.
🍰🍰🍰
KAMU SEDANG MEMBACA
Swish
Short StoryLavena Radin Bramasta "Kata orang... Adam itu misterius... Dan kejam... Namanya aja gak sesuai dengan sikapnya. Tapi gue sayang Adam, dan gue takut Adam gak sayang gue" Adam Shafiq Malik "Kata orang... Vena itu anaknya hiperaktif... Petakilan... Tap...