Dengan langkah tergesa-gesa, Vena menghampiri Samudra yang tengah bermain lepar batu sendirian.
"Sam, gue butuh bantuan lo!"
"Ha?"
Vena memutar bola matanya malas, dirinya dikejar waktu saat ini. Karena besok adalah hari pertama try out, dan dirinya dipasrahi oleh guru-guru untuk mencari Adam.
"Bantuin gue cari Adam, besok TO pertamakan? Please bantuan gue, Sam" mohon Vena.
Samudra menghela nafas, dirinya malas jika berurusan dengan Adam maupun Vena. Dengan sangat terpaksa, Samudra menganggukkan kepalanya. Yang mana itu membuat Vena senang dan memeluk dirinya tanpa sadar.
Sungguh, Samudra merasakan sebuah setruman dadakan. Jantunganya berpacu tak karuan, Vena melepas pelukan itu yang membuat hati Samudra teremas. Ada sedikit rasa kecewa.
"Kalau gitu, kita pulang bareng! Sekalian cari Adam langsung!" Seru Vena dengan semangat. Senyum itu, membuat Samudra luruh. Andai ini bukan kawasan sekolah, Samudra bisa berbuat nekat.
"Iyaudah ntar lo tunggu gue didepan kelas lo aja, ntar gue yang nyusul ke kelas lo" ucap Samudra.
Vena mengangguk patuh, tak lama bel masuk berbunyi. "Gue balik duluan ya, Sam!" Ucap Vena yang langsung melangkah pergi.
Samudra menatap punggung Vena dengan tatapan nanar, jangankan untuk menatap matanya, menatap punggungnya saja Samudra sudah begitu merasa nyaman.
"Andai aja gue mau gerak cepet Ven, mungkin posisi Adam udah tergantikan oleh gue, andai aja..."
🍰🍰🍰
KAMU SEDANG MEMBACA
Swish
Kısa HikayeLavena Radin Bramasta "Kata orang... Adam itu misterius... Dan kejam... Namanya aja gak sesuai dengan sikapnya. Tapi gue sayang Adam, dan gue takut Adam gak sayang gue" Adam Shafiq Malik "Kata orang... Vena itu anaknya hiperaktif... Petakilan... Tap...