✓ BAB 4 - Gadis Tangguh

4.7K 503 0
                                    

Aku berniat menggantikan Sophie. Namun, Nobita melarangku untuk ikut masuk ke arena.

"Lebih baik jangan, aku tidak bisa membuat alasan lagi," ucap Nobita sambil mencegatku dengan tangannya. Terpaksa aku kembali duduk dan hanya bisa melihat.

Melihat manusia yang diperlakukan seperti binatang.

"Sophie akan baik-baik saja, kan?" tanya Reth. Ia Cemas.

"Semoga ...," jawabku, aku menggeleng tak habis pikir dengan tempat ini.

Terlihat Sophie membantu Gally berdiri sebelum berteriak ke arahku, "Hei, Letter! Kenapa kau malah diam, cepat bantu Gally!"

Nobita sempat menghalangiku lagi. Namun, kali ini dia kuhiraukan. "Minggir!!"

Gally berjalan pincang, kutopang badannya yang babak belur. Ia tersenyum menatapku. "Terima kasih."

"Terima kasihnya nanti saja," ucapku.

"Biar kubantu." Nobita tiba-tiba mendekat dan membantuku menopang badan Gally dari kiri dan aku di kanan.

Penonton bersorak, bukan untuk menyemangati. Melainkan sebaliknya, mereka mengejek Gally, mengejek kami.

Setelah kami duduk kembali, Sophie terlihat mendekat dan menatap ke arah kamera. "Kalau aku bisa mengalahkan Ward. Aku ingin Gally untuk tetap bersama kami!"

"Itu bisa dipertimbangkan. Langsung saja di mulai," jawab Finnet, sang pembawa acara dari layar.

Aku bisa melihatnya dengan jelas dari arah ini. Ketika dimulai, Sophie berlari ke arah pepohonan dan bersembunyi di sana, sementara Ward terlihat berbicara. Terlalu pelan, sehingga tak bisa terdengar olehku.

Sophie mengambil ranting pohon seukuran lengannya dan ketika lawanya mendekat, dia memunculkan diri, kini mereka berhadapan cukup dekat.

Karena penasaran, aku bertanya pada Nob. "Apa boleh menggunakan senjata?"

"Tidak ada aturan yang melarangnya," jawab Nobita.

Baiklah, ini bisa jadi menguntungkan dan bisa juga merugikan Sophie. Semoga point pertamalah yang bakal terjadi.

Sekarang, Sophie menghindari pukulan Ward, dia lincah. berlari ke arah kiri dan langsung menghantam kepala tepat di telinga. Ward terlihat kesakitan.

Saat Sophie ingin melayangkan ranting lagi. Ward menahannya dengan kedua telapak tangannya, merebut dan membuangnya. Perut Sophie ditinju. Sekarang ia didekap dan dicekik lehernya dari belakang oleh pria besar itu.

Sophie terengah-engah. Namun, dia cerdas, menggigit lengan Ward. membuatnya terlepas dari dekapan dan lawannya Mengerang kesakitan.

Ward mengibaskan lengan yang berdarah itu. Ia meringis, sementara Sophie sedikit tersenyum memperlihatkan gigi indahnya.

Sophie membalikkan badan, kemudian menendang alat vital musuhnya, sampai terbujur kaku. Ward melambaikan tangan dan dia menyerah. Sophie menang, ia berjalan ke arah kami dengan napas yang masih tidak beraturan. Ketika sampai, wanita tangguh ini tersenyum lebar sembari duduk di kursinya, sebelah kiriku.

Kalau dilihat, sepertinya sebelum ia ke sini. Sophie sudah menjadi seorang yang bisa bela diri. Syukurlah, aku lega.

Semua orang bersorak meneriakkan nama Sophie. Layar peringkat-pun bergeser, Aku turun ke urutan 148 dan Sophie naik ke 30, membuatku semakin diincar.

Pertarungan kembali dilanjutkan, kebanyakan penantang kalah dan sejauh ini aku dan Reth belum ditantang. Mereka babak belur, tetapi tidak sampai mati. Namun, yang kalah kali ini tidak kembali ke kursinya, mereka dibawa oleh orang yang menggunakan penutup kepala. Aku berusaha berpikiran positif, mungkin, mereka dirawat.

Mungkin. Aku tidak mau memikirkan kemungkinan terburuk.

Aku tidak tahu pertarungan nomer berapa sekarang. Kini giliran Grem yang ditantang oleh pria berbadan lebih besar darinya.

Walaupun aku benci acara ini. Namun, pertarungan kali ini aku sangat ingin melihatnya, kemampuan si Grem itu apa sesuai dengan ucapannya?

Mereka berhadap-hadapan, terlihat berbincang sesaat sebelum akhirnya musuh Grem dibuat pingsan dengan pukulan beberapa kali ke arah rahang dan perut. Pantas kalau Grem menjadi pemimpin kami.

Urutan Grem sekarang berada di nomer satu.

Seorang perempuan dari wilayah petani pun berdiri dan menantang Reth.

Reth terlihat ketakutan, sekilas mukanya menjadi pucat dan sukses membuatku berpikir kalau dia sama sekali tidak bisa berkelahi.

Sophie memberi arahan ke Reth dan disambut dengan anggukkan. kalaupun aku berada di posisinya, aku juga tidak tahu apa yang akan kulakukan.

Sekarang Reth berhadapan dengan seorang perempuan, yang sepertinya seumuran.

Namun, Reth terlihat menangis dan tertunduk di sana, "Aku menyerah ..., aku menyerah .... A-aku tidak mau berkelahi! Keluarkan aku dari tempat ini! Aku mohon ...."

Sophie kali ini berlari lagi ke arena. Mendekati Reth. tak tahu apa yang membuatku juga berlari mengikutinya.

Reth benar-benar ketakutan. Ia menangis tak henti-hentinya. Sophie membantunya agar tenang.

"Reth menyerah, dengan begini, membuat Lien bekerja sebagai penjaga. Dan Reth terpaksa kami pindah ke Wilayah para petani, mungkin akan lebih cocok. Sementara kalian berdua, Sophie dan Letter, silahkan keluar dari arena!" Jelas Finnet dari layar.

Dua orang perempuan dari Wilayah Petani membawa Reth untuk duduk di tempat barunya. sementara aku dan Sophie kembali duduk di tempat semula.

"Nob?" panggilku sembari kusentuh pundaknya. "Kenapa orang-orang memilih untuk bekerja sebagai penjaga, apa bedanya? Petani, pedagang, dan yang lainnya?"

Nobita menjawabnya dengan senyuman, "Perlakuan, itu yang membuat orang ingin bekerja sebagai penjaga, mereka tidak pernah makan daging. Tempat tinggal mereka pun sangatlah tidak layak, dan lagi, jika mereka berbuat kesalahan kecil, mereka akan dihukum, dipenjara atau mati."

Tempat ini memang tidak beres, pikiran tentang hal-hal aneh terlintas di kepalaku. Aku yang tidak ingat apa pun dan perlakuan terhadap pekerjaan lain ini. Aneh, ini terlalu aneh.

Lamunanku terpecah ketika seseorang meneriakkan namaku, "LETTER, aku ingin melawannya!"

Sekarang giliranku, aku yang tak tahu apapun soal yang namanya bertarung.

*****

OutbreaK (Wattys Winner 2018)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang