✓✓ BAB 18 - Sesuatu Yang Aneh Telah Terjadi

2.5K 290 7
                                    

Kami Beruntung, Rendy bisa menerbangkan helikopter ini. Kami selamat karenanya, setidaknya--sedikit dari kami yang selamat. Tidak lupa juga pengorbanan Nob, ia masih sangat muda dan berani mempertaruhkan nyawanya demi kami.

Ini pertama kalinya aku naik helikopter. Namun, jika disuruh memilih, aku lebih baik tak pernah menaiki kendaraan udara ini daripada harus mengalami pengamanan yang tak normal ini.

Sama sekali tidak normal. Pembunuhan yang biasanya aku lihat di film dan berita tentang hal serupa pun aku melihatnya dengan mata kepala sendiri.

Gally, aku ingat saat pertama kami bertemu di dalam lift. Terkadang aku ingin tertawa saat mengingat kejadian itu, sewaktu isi perutku--muntahanku yang tumpah di mukanya.

Namun, Gally juga telah tiada sekarang.

Aku tertidur tadi dan saat kubuka mataku, sepertinya kami telah mendarat di atas sebuah gedung. Mereka semua telah keluar dari helikopter ini, mereka berdiri di sana--di pinggir gedung ini. Hanya berdiri di sana tanpa melakukan apapun. Aku turun dari heli ini perlahan, "Kenapa kalian tidak membangunkanku!?" seruku bertanya.

"Kemari!" teriak Rendy tanpa menoleh. Ia hanya melambaikan tangannya. Saat aku ke sana, terlihat gedung-gedung sudah tidak utuh lagi, hancur seolah habis digunakan sebagai medan perang.

"Apa-apaan ini?" ucapku setelah aku lebih menyadari lagi ini menjadi semakin tidak normal.

"Bukan itu Rik, tapi lihatlah orang itu, yang berjalan sendirian di sana." Darius menunjuk ke arah bawah. Di jalan yang kini penuh dengan mobil yang berserakan dan ada juga yang hancur bekas terbakar. Satu orang berdiri di sana, berdiam diri dan hanya menengok kanan-kiri.

"Rikaz, kau ingat dengan yang terjadi di Tallessa sewaktu kita pergi?" tanya Sophie sembari mendekatiku. Aku memang mengingatnya, tetapi tidak tahu itu apa dan kenapa.

"Ya, orang-orang aneh itu dikejar oleh orang yang lebih dan lebih aneh," jawabnya seadanya.

Resha yang dari tadi memegang teropong pun sekarang memberikannya pada Sophie. Mereka berdua terlihat sangat terheran setelah melihat dengan alat itu.

Apa yang mereka lihat dengan alat itu?

"Oh, apa itu orang gila, penampilannya sama sekali tidak layak, mukanya pucat dan ada bekas luka di bibirnya," ucap Sophie.

Baiklah, ucapannya membuatku bergidik ngeri. Apa itu orang yang terluka?

"Aku belum pernah melihat orang dengan penampilan seperti itu, dulupun aku hanya melihat orang aneh yang menombak tubuh Gally," ucap Rendy. Lantas ia berpaling dan berjalan menuju helikopter. Masuk ke dalamnya dan entah apa yang ia lakukan.

"Ke mana orang tadi?" tanya Sophie, masih menggunakan teropong. "Ia menghilang."

Baiklah, menghilang katanya?

Apa mereka punya kekekuatan?

Sepertinya untuk hal itu sangatlah tidak mungkin.

"Menghilang, pergi maksudnya?" tanya Resha.

"Ya, tadi dia di sana dan sekarang entah ke mana," ucap Sophie, kepalanya ke sana-ke mari melihat sekitar.

Yang kulihat sekarang memang hanya mobil begitu banyaknya dan berserakan. Tak ada orang. Sepi. Berbeda saat dulu yang begitu ramai. Hanya satu yang tidak berubah, yaitu macet. Namun, kali ini tak ada yang bergerak sama sekali.

Alias macet selamanya. Tak ada pengemudinya, dan hanya rongsokan-rongsokan yang begitu banyaknya.

Seketika kami sedikit tersenyum saat Sophie berkata, "Ada orang!"

OutbreaK (Wattys Winner 2018)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang