✓✓ BAB 19 - Bahaya Datang

2.6K 276 8
                                    

Resha mundur dua langkah dan saat itu pula, mukanya berubah pucat pasi dalam sekejab. Ia terduduk dan terlihat sangat ketakutan.

"Mereka," ucap Resha gemetar.

"Apa!?" bentak Darius. Ia menjadi sangat penasaran akibat hal yang terjadi ini.

Namun, Resha terdiam tak menjawab, ia hanya menggelengkan kepala dan air mata mengalir membasahi pipinya. Ia seperti mengetahui semua hal aneh ini dan tangisnya semakin menjadi-jadi.

"Apa yang kau tangisi Res?" tanya Sophie.

Resha tak menjawab.

Kudekati Resha perlahan, "Kamu kenapa, kalau tahu sesuatu lebih baik beritahu ke kami."

"Virus, jelas ini akibat virus itu, mereka adalah manusia yang terinfeksi virus itu, dan virus itu juga yang membunuh Ibu dan ayahku." Tubuh Resha bergetar.

Virus katanya? Aku kurang mengerti, apa, kenapa dan yang terjadi dengan orang-orang di bawah sana, sangat membuatku berpikir keras.

"Ibu dan ayahmu?" kini Sophie terkejut. Ia mendekati Resha dan memaksaku untuk menyingkir, ia memeluk Resha dengan erat--berusaha menenangkannya. dan tidak lama kemudian ia melepaskan pelukannya.

Dulu aku pernah mendengarnya. Wabah virus yang membuat kepanikan di seluruh dunia. Namun, apakah hal ini sama dengan apa yang kulihat dan kudengar dahulu.

"Mereka menyerangku," ucap lagi Resha.

"Siapa 'mereka' itu?" tanya Rendy yang kini tertarik mendengarkan.

"Ibu dan Ayahku, mereka menyerangku dan aku terpaksa membunuhnya." Pandangan Resha kosong.

Hah? Jika sampai seorang manusia saling membunuh akibat virus. Kurasa virus ini berbeda dengan yang dahulu. Mungkin ini lebih berbahaya.

Atau malah memang sangat sangat berbahaya.

"Apa yang terjadi?" Sophie kembali berdiri dan tak berbicara lagi. Ia tampak bingung dan berjalan berkeliling di pinggir gedung sambil melihat ke bawah--begitu juga Rendy.

Kutatap wajah Resha yang penuh dengan air mata, ia yang dari tadi terduduk dan menundukkan kepala--kini beralih menatapku.

Kubisikkan kata yang mungkin bisa membuatnya tidak bersedih lagi. "Aku yakin, kamu pasti punya alasan yang kuat sewaktu melakukannya, kan?"

Resha mengangguk dan akan mengucapkan sesuatu, tetapi aku tak membiarkan ia berbicara lagi, "Jangan dibahas lagi, oke? Sekarang kita harus menjadi lebih kuat dan mencari jalan untuk melewati semua mahkluk itu."

Resha menolak saat aku ingin membantunya berdiri, "Biar aku beristirahat dulu."

"Baiklah, kalau begitu." Aku berjalan menjauh. Hanya ingin melihat keadaaan sekitar saja.

Mengelilingi gedung ini membuat mataku lebih bisa terbuka lagi. Maksudku, Jakarta benar-benar hancur, sempat terpikir olehku bahwa mungkinkah ini adalah akhir dari dunia? Atau masih menuju akhir?

Kiamat sudah dekat, atau malah sudah tinggal menunggu hari lagi.

Dorr...!

Kami terkaget dengan suara tembakan yang dilakukan oleh Darius. Ia menembak ke bawah beberapa kali.

"Apa yang kau lakukan!?" tanyaku sembari berjalan cepat ke arah Darius.

Darius mendongak ke arahku.

"Kau tak akan percaya ini," ucap Darius, lalu kembali membidik.

"Apa?" tanya Sophie dan Rendy bersamaan.

OutbreaK (Wattys Winner 2018)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang