-1-

10.2K 685 37
                                    

Loves By Jiikeiha

Disclaimer By Masashi Kishimoto

.

.

.

Hinata tahu cintanya tak akan dan tak boleh berakhir di sini. Namun saat dua bulan terlewat dan Sasuke belum juga mengingatnya, menyingkir sementara mungkin sebuah keputusan tepat yang harus ia ambil.

"Hinata?"

Gadis itu menoleh, mendapati manik serupa dirinya sedang menatap sendu ke arahnya. Neji, kakak satu-satunya.

"Niisan, daijobu."

Senyum tipis sebagai tanda baik-baik saja diberikan Hinata, namun Neji terlalu peka untuk sekedar dikelabuhi oleh sebuah senyuman.

"Apa keputusanmu sudah matang?"

Hinata ingin menggeleng, namun kepalanya malah mengangguk pelan, terdengar hembusan nafas Neji yang berdiri di depannya.

"Mungkin dengan aku pergi, segalanya akan cepat membaik."

'Khususnya hatiku'

Tak kuasa, Neji meraih Hinata ke dalam pelukan. membiarkan adik kandungnya menangis sesegukan. Neji tahu Hinata tidak sekuat yang terlihat, gadis itu rapuh, sangat rapuh. Terlebih jika menyangkut pria yang dicintainya, Uchiha Sasuke.

...

"Kenapa kamu begitu keras kepala, Hinata!"

Sasuke mulai kehabisan akal untuk membujuk Hinata agar mau segera menikah dengannya, ya segera, apa salahnya. Mereka berdua sudah menjadi sepasang kekasih selama hampir tiga tahun.

"T-tapi biarkan aku menyelesaikan kuliah dulu, Sasuke-kun."

Hinata menunduk, tak berani memandang manik kelam Sasuke yang penuh kilatan emosi. Sasuke berjalan menghampiri sofa tempat dimana Hinata duduk dengan gelisah.

"Aku tidak melarangmu untuk meneruskan kuliah."

Benar, dan Hinata tahu itu, hanya saja dirinya ingin menyelesaikan kuliah dengan status bukan sebagai seorang istri. Pikiran-pikiran picik mulai bermain dalam otak Hinata. Bagaimana jika dirinya hamil, melahirkan dan harus membagi waktu antara sekolah dan urusan rumah tangga. Membayangkannya saja sudah membuat kepalanya berputar-putar.

"S-Sasuke-kun, tunggulah sebentar lagi."

Sasuke mendengus, Hinata adalah seorang gadis penurut, pemalu dan lemah lembut, namun bisa saja terkadang menjadi egois dan keras kepala luar biasa, ya seperti dirinya.

"Dengan semua laporan tentang para pria brengsek yang mendekatimu?"

Hinata masih menunduk. Terlalu takut untuk sekedar bersitatap dengan Sasuke yang kedua matanya dipenuhi kilatan emosi. Betapa tidak, setiap hari dirinya pasti diberitahu jika banyak pria di kampus yang suka mencari-cari perhatian pada Hinata, gadisnya yang manis dan baik hati.

Sasuke menghembuskan napas kasar. Sebelum pergi ia sempat melontarkan kalimat yang membuat Hinata terkesiap.

"Aku selalu menunggumu Hinata, dan aku harap kelak kamu pun melakukan hal yang sama."

LovesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang