-8-

3.5K 405 38
                                    

Loves By Jiikeiha

Disclaimer By Masashi Kishimoto

.

.

.

"Apa kau sudah gila!" Sasuke memandang emosi ke arah Hinata, gadis yang sudah dipacarinya sejak duduk di kelas 12. Kilat amarah jelas terpancar dari manik oniks milik Sasuke, membuat Hinata hanya bisa menunduk. Tentu saja gadis itu tidak berani jika harus melihat wajah tampan Sasuke yang telah memerah karena menahan amarah.

"Ini sudah keputusan Tousan, Sasuke-kun," cicit Hinata berusaha menenangkan Sasuke.

"Kau tidak berusaha untuk menolaknya?" Hinata membatu, pertemuan keluarga dua hari lalu kembali terlihat bagai rangkaian slide. Begitu cepat tanpa persiapan apa-apa, Hinata harus di hadapkan dengan kenyataan bahwa sedari kecil, ia telah dijodohkan.

"Kau tidak bisa membantahnya Hinata, ini adalah keputusan keluarga jauh sebelum kau dilahirkan!" Hyuuga Hiashi bertitah, nada bicara yang tidak bisa dibantah membuat Hinata hanya bisa menahan air mata.

"T-tapi, kenapa Tousan merahasiakannya padaku sejak dulu? BukankahTousan tahu jika aku dan Sasuke-kun...." Hyuuga Hiashi berdiri, menatap penuh intimidasi ke arah sang putri.

"Aku mengizinkanmu berhubungan dengannya, bukan berarti aku mengizinkannya untuk menikahimu!" pria tua yang masih tampak gagah itu berlalu meninggalkan putri bungsunya yang hanya bisa menangis sesegukan.

"Niisan!" Hinata memeluk Neji yang sedari tadi ada di sisinya, Neji membalas pelukan Hinata, adik semata wayangnya.

"Jangan menangis Hinata, semua akan baik-baik saja."

"Tapi aku t-tidak mengenalnya niisan, bagaimana aku bisa mencintainya?" Hinata semakin terisak, hanya Neji yang mengerti dirinya dan bisa membuatnya sedikit lebih tenang.

"Lagipula aku mencintai Sasuke-kun."

Neji tahu itu, dia pun sedikit tidak setuju pada rencana perjodohan semacam ini. Namun ia tidak bisa berbuat apa pun selain menenangkan Hinata.

"Dia pasti pria yang baik, Tousan tidak mungkin menikahkanmu dengan pria sembarangan."

"Hinata, dengarkan aku!" Hinata tersadar, kembali memberikan atensi pada Sasuke yang tengah mencengkeram kedua bahunya.

"Ikut denganku, pergi dari sini. Aku akan membuatmu bahagia, kau tahu itu?" Hinata terperanjat, ia tak menyalahkan sikap Sasuke yang biasanya tenang menjadi berpikiran sempit karena terbawa emosi.

"Tidak, Sasuke-kun!" pekiknya.

"Kenapa?" Sasuke mencengkram bahu Hinata lebih erat, hingga rintihan kesakitan lolos dari mulutnya.

"S-Sasuke-kun, aku yakin kau tidak akan membiarkanku mengkhianati Tousan," jelas Hinata. Hati Sasuke teriris saat mendapati binar di mata Hinata mulai meredup.

"A-aku mencintaimu, Sasuke-kun ... tapi bukan berarti aku bisa meninggalkan keluargaku dan pergi bersamamu tanpa restu mereka." Sasuke tertegun. Hinata benar, mengajak Hinata pergi bukanlah solusi dari masalah, ke depannya bukan tidak mungkin malah akan menimbulkan konflik baru.

Namun Sasuke ingin Hinata sedikit berpikir positif. Toh jika semua sudah terjadi, bukan tidak mungkin keluarga Hinata pada akhirnya akan menyetujui hubungan mereka.

Kenyataannya Sasuke harus mengubur semua angan itu karena Hinata adalah gadis yang dididik untuk patuh dan menjunjung tinggi kehormatan keluarganya.

LovesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang