-17-

2.3K 340 58
                                    

Loves By Jiikeiha

Disclaimer By Masashi Kishimoto

.

.

.

"Sial sial sial!"

"Shugohakke Rokujuuyon son!"

Benang-benang cakra tipis nan tajam keluar dari kedua telapak tangan Hinata mengarah langsung ke beberapa pohon besar yang ada di dalam hutan.

Rahang gadis Hyuuga itu mengeras saat ia berkonsentrasi hendak menghancurkan beberapa pohon tersebut sampai netra beningnya menangkap dua ekor tupai yang ada di dahan pohon.

Hinata mengerjap, menarik kembali cakra yang hampir semua ia keluarkan. Kedua kakinya tak mampu menahan beban cakra tersebut hingga  membuat tubuh Hinata terpental ke belakang, sedikit terangkat dari permukaan tanah. Matanya memejam, ia bersiap untuk menghantam apa pun yang ada di belakangnya.

Teriakan lolos dari mulutnya.

Bayangan akan Naruto dan Sakura yang berpelukan hingga berciuman usai perang dunia membuat teriakannya semakin kencang.

"Aaargghh!"

Ia bersiap untuk merasakan sakit di tubuhnya yang tak sebanding dengan hatinya.

Bruk!

"Eh?"

Hinata menabrak sesuatu yang empuk hingga jatuh terlentang di atasnya. Kedua matanya terbuka ... silau, cahaya matahari membuat matanya menyipit.

Ada yang aneh dengan tanah di hutan ini.

"Menyingkirlah dari tubuhku, Hyuuga!"

Astaga, tanahnya bisa berbicara.

Hinata buru-buru merubah posisinya saat ia sadar jika apa yang ia timpah bukanlah permukaan tanah.

Hinata menunduk dengan wajah hingga leher memerah padam saat mengetahui siapa yang ada di bawahnya. Menjadi alas tubuhnya hingga tidak langsung bersentuhan dengan tanah.

"U-Uchiha-san."

Uchiha Sasuke. Namaka sekaligus mantan buronan Konoha yang telah menjadi pahlawan Desa Konoha di perang dunia berdiri, sebelah tangannya sibuk membersihkan dedaunan kering yang menempel di pakaiannya.

Sasuke hanya memiliki satu tangan dan menolak menerima sel Hashirama untuk membentuk satu tangannya yang hancur saat perkelahian dengan Naruto.

Hinata merasa salah tingkah harus dipertemukan dengan si bungsu Uchiha yang terkenal dingin dan mematikan. Hari-harinya sudah kacau saat perang dunia usai. Kematian Neji, pertunangan Naruto dan Sakura serta persiapan pelantikannya sebagai ketua klan.

Hinata mendesah, nasibnya sungguh sial.

"G-gomenasai, Uchiha-san." ia menunduk, berharap Sasuke mau memaafkan dan tidak membunuhnya hanya karena ia tidak sengaja menimpa tubuh Sasuke.

"Jangan terlalu percaya diri aku akan membunuhmu, aku tidak membunuh seekor kelinci!" kalimat Sasuke, seperti yang ia tahu saja apa yang sedang Hinata pikirkan.

Gadis yang masih duduk dengan kepala tertunduk tak jauh dari Sasuke itu bergeming.

"Aku juga bisa berpakaian seksi seperti Sakura atau Ino!"

"Aku juga bisa tertawa lebar seperti mereka!"

"Aku juga bisa bertingkah manja!"

"Aku juga tidak kalah cantik!"

LovesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang