Kau tidak tahu, betapa bahagianya aku saat ini
***Our Memories***
"Selamat pagi Harry!"
Suaraku membuatnya memberhentikan sejenak aktivitasnya yang sedang terfokus pada macbook didepannya. Mulutnya kembali tertutup saat matanya berhasil menatapku
Aku tersenyum kecil kearahnya, namun ia masih terdiam bisu menatapku
"Apa yang terjadi denganmu?" Ujarnya dingin. Aku menunduk sebentar lalu kembali menatapnya. Masih dengan senyuman kecilku. Berbeda dengan hatiku yang sedang membunyikan alarm hati hatinya
"Aku baik. Itu sebabnya aku bekerja"
Terdengar hembusan kecil dari nafasnya, lalu ia bangkit dan berjalan kearahku. Tanpa aba aba ia menarik tanganku cepat membuatku oleng dan terjatuh. Sehingga menghasilkan suara
Bug
"Itu yang kau bilang baik?"
Sialnya kakiku ini benar benar tak bisa diajak berbohong.
"Berdiri!"
Aku mendongak kearahnya lalu menggeleng
"Bantu aku"
Ia masih terdiam tapi akhirnya membantuku untuk berdiri. Hal itu tak membuatku merasa lega, karena Harry tak mengijinkanku bekerja untuk beberapa hari kedepan sampai aku dikategorikan sehat, sontak perkataannya membuatku membulatkan pupil mataku. Aku menolak keras, namun aku sadar bahwa wewenang bukanlah ditanganku. Aku tak berhak menolak walaupun bayangan kolong jembatan dengan cepat menguasai seluruh otakku.
Hingga pada akhirnya Harry kembali mengantarkanku menuju apartement, hanya sepuluh menit. Berbeda denganku yang bahkan memakan waktu setengah jam untuk sampai lobi apartement
Pintu apartementku terbuka sebelum aku menekan sandinya. Aku tak terkejut, karna aku tau Justin belum pergi dari apartementku, namun ekspresi Justin dan Harry yang membuatku seperti terjungkir balik dari atap hotel
"Sialan, kenapa kau terobsesi sekali pada uang hah?"
Pertama kali kumendengar umpatannya padaku. Tak sekalipun aku merasa dendam padanya, karna sungguh apapun yang ia lakukan benar benar terlihat sempurna dimataku. Aku terdiam tak menjawab, namun mataku tetap membalas tatapan tajamnya dengan keyakinan bisa membuatnya melunak
"Kapan kau akan menurut padaku hah?"
Aku masih terdiam.
"Justin, tenangkan dirimu." Harry mulai berkomentar. Saat itu bahkan aku lupa jika Harry masih terdiam disampingku
Kudengar Justin mengumpat kecil lalu pergi begitu saja dari hadapanku. Begitu pula dengan Harry yang juga pergi mengejar Justin. Aku tidak tau apa yang terjadi selanjutnya, namun untuk saat ini, aku benar benar merutuki diriku sendiri karna tak sedikitpun menyimpan rasa penasaran saat itu
***Our Memories***
"Apa kau yakin semua hutang ayahku telah terbayar?"
Wanita berambut pirang sebahu itu kembali mengangguk dan tersenyum padaku. Entah keseberapa kali aku menanyakan hal itu, tapi demi tuhan aku benar benar akan mencium kaki orang yang telah bersedia membantuku itu. Namun sialnya, ia sama sekali tidak mencantumkan identitasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR MEMORIES
FanfictionSaat hembusan napas terakhirnya, terdengar memilukan dan membunuh jiwaku dengan telak.