Invitation

764 76 4
                                    

Koeun menopang tangan kanannya di dagunya. Pikirannya terus memikirkan kejadian semalam? Ia bahkan tidak bisa tidur nyenyak semalam. Apa semalam ia terlalu berlebihan?? Lagipula Mark tidak mungkin sengaja melakukannya bukan?? – Koeun menerka-nerka di dalam pikirannya.

Lamunan Koeun terhenti saat seseorang menampakkan wajahnya tepat di depan matanya.

Ekspresi Koeun langsung berubah drastis "Yaa.. Donghyuk-ah astaga! Kau mengejutkan ku! Jinjja!" omel Koeun pada junior di tempat kerjanya itu. Ia kemudian mengelus dadanya pelan.

Donghyuk hanya menunjukkan deretan giginya yang putih bersih "Lagian siapa suruh nuna melamun terus eoh?! Apa nuna sedang ada masalah?? Ayolah nuna.. jangan sungkan untuk menceritakannya padaku" katanya sambil tersenyum.

Koeun akhirnya ikut tersenyum, Donghyuk memang belum lama bekerja bersamanya di cafe ini. Tapi ia dan Donghyuk sudah sangat dekat. Koeun selalu merasa terhibur karena keberadaan Donghyuk.

"Aku tidak apa-apa.. Aku hanya sedikit mengantuk Donghyuk-ah" kata Koeun menyangkal.

"Kalau begitu tidurlah sebentar di belakang, lagipula tidak banyak pelanggan yang datang. Aku yang akan bertanggung jawab jika bos kita datang"

Koeun menatap Donghyuk tajam "Aigoo.. Mana bisa aku seperti itu?! Ini kan saatnya bekerja bukan tidur?! Aku sudah susah payah untuk mendapatkan pekerjaan ini. Aku tidak ingin kehilangan pekerjaan ini" katanya yang dibalas dengan angukkan kepala Donghyuk.

Obrolan mereka terhenti ketika mereka melihat ada pelanggan yang datang. Mereka segera kembali ke posisinya masing-masing.

"Selamat– " ucapan Koeun terputus saat melihat siapa yang datang "Mark??" lanjutnya lagi.

Koeun mengerutkan dahinya,ekspresinya nampak terkejut saat menyadari Mark tidak datang seorang diri, melainkan dengan seorang wanita yang cukup ia kenal.

Mark tersenyum lebar "Apa aku mengganggu mu??" Mark mengusap tengkuknya "Koeun-ah.. kau masih ingat dengan Herin kan??" Mark menggantungkan kalimatnya, kemudian merangkul Herin yang memang berada di sampingnya "Herin baru kembali ke korea semalam, kau mengingatnya kan? Dulu ia sering sekali mengunjungi rumah kakek, dan kita bermain bersama?? Kebetulan kami baru saja berbelanja kebutuhan Herin di myeongdong, karena kami lapar, aku mengajaknya kesini" Kata Mark dengan semangat menjelaskan pada Koeun.

Tentu saja Koeun ingat siapa Herin?!–dulu Mark senang sekali jika Herin datang berkunjung ke rumah kakeknya. Sejak kecil Mark, Doyoung dan Jaehyun memang tinggal di rumah kakeknya. Karena kakek Kim tidak ingin jauh dari cucunya. Beruntungnya meskipun Koeun hanya anak seorang pelayan, ia tidak pernah dilarang untuk bermain dengan ketiga pria itu. Koeun juga ingat, betapa sedihnya Mark saat Herin tidak pernah datang lagi ke rumah kakeknya. Yang Koeun tau,Herin dan keluarganya harus pindah ke New york karena urusan bisnis keluarganya. Mungkin bisa dikatakan Herin adalah cinta pertama Mark.

Koeun mencoba menormalkan ekspresinya, ia tersenyum kepada Herin kemudian pada Mark.

"Herin-ah, kau juga mengingat Koeun kan??" Tanya Mark memastikan.

Herin sejak tadi terlihat bingung "Aku sedikit lupa nama mu, tapi aku ingat wajah mu Koeun-ssi" katanya kemudian menatap Koeun.

Koeun mengerti itu–lagipula ia hanya anak seorang pelayan. Mana mungkin Herin masih mengingatnya??

Koeun tersenyum lagi "Ah–Nde.. sudah lama tidak bertemu.. silahkan duduk.." suruh Koeun, Mark dan Herin pun menuruti perkataan Koeun.

"Ah–maja.. kalian ingin memesan apa??" kata Koeun sambil mengeluarkan note dan pulpen dari sakunya.

"Aku ingin pesan satu ice coffe latte dan satu tuna sandwich, uhm.. dan untuk Herin, satu hot choco dan satu choco waffle" Mark kemudian menatap Herin "Kau masih menyukai coklat bukan??" Tanya Mark memastikan, Herin tersenyum malu kemudian menganggukkan kepalanya.

Koeun segera mengalihkan pandangannya dan menulis pesanan Mark–bahkan Mark masih mengingat apa kesukaan Herin?? Bukankah itu artinya Mark masih menyukai Herin??

"Tunggu sebentar, aku akan menyiapkan pesanan kalian.." kata Koeun kemudian ia ingin segera pergi dari hadapan Mark dan Herin.

"Koeun-ah––" Mark memanggil Koeun, otomatis Koeun menghentikan langkahnya.

"Nanti malam datanglah ke rumah ku, kami akan membuat acara makan malam untuk merayakan kembalinya Herin. Kau mau kan?? Sebentar saja eoh?? Akan ada banyak makanan nanti, kau pasti menyukainya.."

Koeun sempat terdiam–Apa ia harus datang?? Perasaannya sedikit bertentangan dengan pikirannya?? Ada sesuatu yang mengganjal hatinya, perasaanya tidak cukup baik ketika melihat Mark dengan Herin?! Cemburu?? Rasanya bukan kata yang tepat?? Mungkin lebih tepatnya Ia hanya merasa tergantikan??

"Akan aku usahakan.. Aku tidak tau malam ini akan lembur atau tidak? Aku juga harus ke rumah sakit.. Aku rasa akan sedikit sulit untuk membagi waktu" jawab Koeun

"Yaa.. Koeun-ah.. Apa kau sesibuk itu eoh?! Ini tidak akan lama.. Apa kau tidak senang Herin kembali?? Ayolah uhm.. ?? Aku akan mengantar mu ke rumah sakit setelah selesai.. Jaehyun dan Doyoung hyung juga menyuruh ku untuk mengajak mu.." Kata Mark membujuk Koeun.

Koeun masih terdiam–Ia jadi merasa kalau Mark mengajaknya hanya karena perintah Jaehyun dan Doyoung. Koeun tidak bisa menolak, karena bagaimanapun ketiga pria itu sangat berjasa di dalam hidupnya, ia tidak ingin mengecewakan mereka.

"Tidak usah memaksakan, jika kau memang tidak bisa datang Koeun-ssi. Aku mengerti , kau pasti sibuk" Herin yang sejak tadi diam akhirnya ikut berbicara.

Mark menoleh ke samping "Aniya Herin-ah–Koeun pasti datang, ia tidak akan melewatkan acara seperti ini. Ia tidak bisa menolak makanan enak. Aku sangat mengenalnya. Kau akan terkejut saat melihatnya makan nanti" katanya menjelaskan.

Koeun sedikit kecewa–Apa Mark benar-benar menganggapnya seperti itu? Apa Mark harus mengatakan hal seperti itu di depan Herin??

"Geurrae.. Aku akan datang. Kalau begitu aku permisi.." tanpa menunggu persetujuan Mark, Koeun segera melenggang pergi dari tempatnya.

"Oppa.. Sepertinya oppa sangat dekat dengannya ya??" Tanya Herin menyelidik saat Koeun sudah pergi.

Mark terlihat berpikir keras, apa ia harus mengatakan pada Herin, kalau dirinya memang sangat dekat dengan Koeun? Bahkan tadi malam ia lepas kontrol dan mencium bibir Koeun?? Tiba-tiba saja ingatan tentang ciuman itu datang kembali ke pikiran Mark–Mark segera menggelengkan kepalanya guna menghilangkan ingatan itu.

"Ah–sepertinya dugaan ku memang benar ya?? Kau pasti mengenalnya dengan sangat baik oppa.. Aku jadi merasa iri padanya.." Tutur Herin dengan sedikit manja.

Mark jadi merasa sedikit serba salah "Begitulah.. Aku sudah mengenalnya sejak kecil Herin-ah.. Sebagai sahabat kami sangat bergantung satu sama lain.." jawabnya dengan wajah yang sumringah.

Herin mengangguk paham, Ia mengerti mungkin kedua orang itu memiliki perasaan yang lebih dari seorang sahabat, hanya saja mereka masih belum menyadarinya.

***

Siapa yang suka juga sama Haechan a.k.a Donghyuk 💛^^

Say hello to him heheh ^^

Hope you like it guys-Happy Reading :))

"Marriage"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang