Before wedding

588 55 6
                                    

Koeun tidak bisa berhenti menggigit ujung bibirnya, detak jantungnya juga berdetak dua kali lipat lebih cepat dari biasanya. Rasanya ini lebih menegangkan dari pertemuan sebelumnya. Kali ini naik satu level lebih tinggi.

"Aku ingin menikahi koeun secepatnya. Ku harap kakek mau memberi restu untuk kami"

Boom!

Rasanya jantung koeun meledak, padahal bukan dirinya yang bicara.

Kakek kim meletakkan pisau dan garpu di atas piringnya dengan ekpresi wajah yang sulit dijelaskan.

"Seharusnya doyoung dan anak nakal itu yang menikah lebih dulu. Setelah kupikir-pikir kau masih terlalu muda untuk menikah, begitu juga koeun"

"Tapi kek—" Mark terdiam sesaat, sempat ragu untuk melanjutkan perkataannya. Mungkin saran doyoung ada benarnya. Ia sepertinya tidak punya pilihan lain sekarang.

"Sudah sekarang kau fokus saja dulu dengan pekerjaan mu di kantor. Kepala ku sudah sakit karena anak nakal itu pergi ke new york. Saat ini kau yang bisa ku andalkan"

"Aku harus bertanggung jawab pada koeun kek" Mark menatap koeun di sebelahnya "Koeun sedang mengandung anak ku kek" Mark kini merangkul pundak koeun dengan mesra.

Koeun membatu, dirinya tidak habis pikir mark akan berbohong lagi. Cara ini salah, meskipun ia juga ingin menikah dengan mark secepatnya.

"Kau menghamili pacar mu sebelum menikah?! Dasar anak nakal! Siapa yang mengajari mu seperti itu hah?!" Suara Kakek kim menggelegar ke seluruh penjuru ruangan.

"Ah! Sakit kepala ku datang lagi!" Keluh kakek kim dengan memegangi keningnya.

Mark yang merasa bersalah pun segera memberikan segelas air putih kepada kakeknya.

"Kakek boleh marah padaku. Aku memang salah. Maafkan aku kek, tapi kami tidak bisa menunggu lagi kek. janin di kandungan koeun sudah berusia hampir satu bulan"

"Aku tidak ingin sampai berita kehamilannya tersebar luas. Aku akan menyuruh orang untuk segera mengurus pernikahan kalian. Panggilkan supir ku sekarang! aku ingin pulang dan beristirahat. Kepala ku jadi semakin sakit karena ulah mu mark!"

"Terima kasih kek. Aku dan koeun sangat berterima kasih"

Tak perlu menunggu lama, mobil kakek kim sudah terparkir di depan lobby. Mark dan Koeun memberikan salam perpisahan sebelum kakek kim masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan tempat itu.

"Sudah gila ya? Kau berbohong lagi mark?! Kakek akan membenci ku jika kita ketahuan mark?!"

"Aku melakukannya demi pernikahan kita eun-ah. Kau mau menunggu sampai doyoung hyung dan jaehyun hyung menikah?! Aku tidak bisa menunggu mereka eun-ah. Maafkan aku ya. Aku janji akan melindungi mu dari kakek jika memang nantinya kita ketahuan"

"Lebih baik aku menunggu, daripada harus berbohong demi kepentingan ku sendiri. Kau harus menjelaskan pada kakek secepatnya, atau aku yang akan menemui kakek dan mengatakan yang sebenarnya. Aku tidak perduli jika kakek akan membatalkan pernikahan kita"

"Oke oke! Aku akan bicara pada kakek. Meskipun nyawa ku taruhannya. Tapi aku mohon jangan menemui kakek. Aku tidak ingin ia memarahi mu habis-habisan"

"Jangan menghubungi ku sebelum kau menjelaskan semuanya pada kakek mu!"

"Tega sekali! Kau tahu sendiri kan?Aku tidak bisa tidak bertemu dengan mu sehari saja. Jangan begitu padaku koeun-ah.."

"Maka itu cepat susul kakek sekarang!"

"Iya aku susul sekarang. Ah! Kakek pasti akan menghajar ku nanti. Masuklah.. Aku akan mengantar mu dulu ke tempat kerja"

"Aku bisa naik bus.. Kau langsung pergi ke tempat kakek saja"

"Marriage"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang