Your request..

646 74 31
                                    

Mark benar-benar membuktikan janjinya pada Koeun. Setiap hari ia selalu rutin menemui Koeun. Entah itu saat ia istirahat makan siang atau saat ia pulang bekerja, dan nampaknya sekarang ia juga memiliki pekerjaan sampingan yaitu sebagai supir pribadi Koeun, karena Mark selalu menyempatkan diri untuk menjemput Koeun, meskipun terkadang gadis itu menolak tawarannya, Mark tidak perduli, ia akan tetap datang untuk menjemput Koeun.

Seperti saat ini Koeun terpaksa harus naik ke mobil Mark, dan membiarkan pria itu mengantarnya pulang. Koeun tidak pernah meminta hal itu, tetapi Mark yang ingin melakukannya. Kali ini ia harus berpura-pura marah pada Mark, agar pria itu mau berhenti melakukan hal yang seharusnya tidak perlu ia lakukan. Lagipula rasanya tidak pantas baginya untuk menerima perlakuan spesial dari Mark. Ia tidak ingin orang lain salah paham padanya, terutama Herin.

"Apa kau marah heum?? Koeun-ah.. katakan sesuatu eoh?!" Mark mulai frustasi karena sejak tadi Koeun hanya diam, biasanya gadis itu selalu bicara panjang lebar padanya.

Koeun berusaha keras untuk tidak perduli, ia berpura-pura tidur. Dengan begitu Mark tidak akan mengajaknya bicara lagi.

Mark menoleh ke samping, dan mendapati Koeun menutup kedua matanya. Mark memutuskan untuk membiarkan Koeun beristirahat sejenak, ia tau betul betapa lelahnya gadis itu karena bekerja seharian.

Koeun mengerjapkan matanya, Ia melihat keadaan di sekitarnya. Dan ia menyadari sesuatu yang aneh? Ini bukan rumahnya?? Dan dimana Mark?? Gadis itu mulai panik, seharusnya ia tidak kebablasan. Niatnya untuk berpura-pura tidur malah benar-benar membuatnya tertidur.

Koeun menghela napasnya lega saat melihat Mark keluar dari sebuah ruangan yang Koeun yakini adalah sebuah kamar.

"Mark! Kenapa kau tidak membangunkan ku eoh?!" Koeun menatap pria itu, meminta penjelasan pria itu.

"Ini dimana?? Kenapa kau malah membawa ku kesini?? Kenapa tidak mengantar ku ke rumah?! Aku ingin pulang sekarang!" Cerocos Koeun panik.

Mark dengan santai menghampiri Koeun, ia tidak mengira Koeun akan sepanik ini "Tenanglah.. kau tidak diculik, aku yang membawa mu kesini. Siapa suruh kau tertidur pulas tadi?! Ini apartemen yang baru ku beli. Eotte? Bagaimana menurut mu??" Jelas Mark akhirnya.

Koeun masih mencoba memahami penjelasan Mark. Ia merasa kesal karena Mark tidak meminta persetujuannya lebih dulu untuk membawanya kesini? Dan bagaimana pria itu membawanya kesini?? Jangan bilang Mark menggendongnya tadi?! Memikirkan itu semua membuat Koeun jadi semakin panik.

"Aku tidak tau jika tubuh mu seberat itu Koeun-ah.. Seharusnya aku tidak menggendong mu tadi?!" Ucap Mark seakan menjawab pertanyaan yang ada di pikiran Koeun.

Koeun melempar bantal sofa yang ada di sebelahnya "Siapa yang menyuruh mu melakukannya?! Kau seharusnya membangunkan ku! Lagian aku kan sudah bilang tidak usah menjemput ku lagi?! Aku bisa pulang sendiri" Omel Koeun.

"Mana tega aku membangunkan mu?! Kau terlihat sangat pulas tadi.. Lagipula sejujurnya kau sama sekali tidak berat Koeun-ah" – Mark berbicara di dalam hatinya.

"Aku sudah mencoba membangunkan mu?! Tapi kau tidak bergerak sama sekali, jadi ya terpaksa aku harus menggendong mu?! Aniya Koeun-ah.. aku akan tetap menjemput mu! Aku tidak ingin sesuatu terjadi padamu" Kata Mark bersikeras.

Koeun menyerah, hari ini ia akan membiarkan Mark menang. ia sudah lelah sejak tadi berdebat tentang hal itu dengan Mark. Mulai besok, ia akan meminta donghyuk untuk mengantarnya pulang, dengan begitu Mark akan berhenti menjemputnya.

"Untuk apa kau membeli apartemen ini Mark? Apa kau sedang ada masalah dengan jaehyun dan doyoung oppa?? Seharusnya kalian membicarakannya baik-baik. Bukan menghindarinya seperti ini?!"

"Marriage"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang