Bad Mood!

659 72 16
                                    

"Koeun-ah tunggu! kita harus bicara sekarang!" Kata mark sedikit berteriak.

Mark dengan cepat menghampiri koeun, yang belum jauh dari mobilnya.

Koeun yang tadinya sudah bersiap untuk masuk ke rumah sakit, mengurungkan niatnya ketika ia melihat mark hendak menghampirinya.

Koeun mencoba menenangkan dirinya. Sejak di mobil suasana canggung sudah menghampiri mereka. Tidak ada satupun dari mereka yang mau bicara. Koeun sedang tidak dalam mood untuk berbicara dengan mark, dan mungkin mark juga begitu.

Mark berhasil sampai di hadapan koeun. Mark menatap koeun dengan tatapan intens yang penuh intimidasi.

"Lain kali jangan membawa sembarang orang ke rumah ku?! Kau kan tidak akan tau apa yang ada di pikiran orang itu?! Bagaimana kalau ia mempunyai niat buruk?!" Tutur mark, tatapannya semakin mengintimidasi koeun "Apalagi di acara penting seperti tadi?!" tuturnya lagi masih sambil menatap koeun.

Koeun menatap mark dengan sangsi. Perasaannya jadi semakin buruk setelah mendengar ucapan mark barusan.

"Aku mengerti sekarang.. Herin ternyata begitu penting untuk mu mark?!" - koeun menyimpulkan di dalam hatinya.

"Maafkan aku Mark.. Tapi orang yang tadi aku ajak ke rumah mu itu adalah sahabat ku.. Aku mengenalnya dengan baik. Ia tidak mungkin melakukan hal buruk seperti yang kau pikirkan?!" Koeun menyangkalnya dengan tegas.

"Berapa banyak sahabat pria yang kau miliki hah?? Ternyata, aku bukan satu-satunya sahabat mu kan?!" - Mark menggerutu di dalam hatinya.

Setau mark, koeun tidak dekat dengan pria lain. Selain dirinya, dan kedua sepupuhnya itu.

"Apa mungkin kalian sedang dalam proses untuk mengenal lebih jauh hah?? Ah.. Itu alasan mu mengajaknya kan?? Koeun-ah.. Aku rasa ini bukan saat yang tepat untuk mu berkencan.. Seharusnya kau fokus menjaga ibu mu?!" Ucap mark dengan ekspresi yang sulit dijelaskan.

Hati koeun terenyuh, ia semakin tidak percaya mark akan mengucapkan hal seperti itu. Rasanya ingin sekali ia memaki mark karena menuduh hal yang tidak-tidak padanya. Tapi koeun tidak melakukannya, ia lebih memilih untuk pergi dari hadapan mark dari pada harus berdebat dengan pria itu.

Mark tidak terima koeun meninggalkannya begitu saja tanpa penjelasan apapun. Mark menggapai pergelangan tangan kanan koeun, membuat koeun mau tidak mau menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya.

"Jadi yang ku katakan itu benar? Kau memang sedang dekat dengan pria itu kan?!" tuduh mark, ia bahkan tidak ingin mengucap nama donghyuk.

Mark yang melihat koeun hanya diam, semakin ingin tau kebenarannya.

"Apa yang dikatakan Herin tadi benar! Kau pasti sangat dekat dengan pria itu.. Seharusnya aku tidak perlu bertanya lagi pada mu koeun-ah?!" Mark semakin menyudutkan koeun.

Koeun tidak bisa tinggal diam. Jadi mark menuduhnya seperti ini karena mendengarkan pendapat herin?!

"Nde.. Maja.. Aku dan donghyuk memang sangat dekat. Ia pria yang sangat baik dan ia juga selalu menghibur ku! Aku memang sedang mempertimbangkannya untuk menjadi kekasih ku!" Koeun akhirnya menjawab semua pertanyaan mark dengan sedikit emosi.

Tentu saja koeun berbohong pada mark. Donghyuk sudah ia anggap seperti adiknya sendiri. Entah mengapa kata-kata itu terucap begitu saja dari bibirnya?!

Mark nampak tercengang mendengar jawaban koeun barusan. Sejujurnya itu bukan jawaban yang ingin ia dengar.

"Geurrae.. Itu bagus setidaknya sekarang ada orang yang menjaga mu?! Aku jadi tidak perlu repot-repot menjaga mu lagi?! Kalau begitu.. sebaiknya aku pergi sekarang!"

Mark menatap koeun sekilas sebelum ia pergi meninggalkan koeun.

Koeun masih berdiri di tempatnya sampai akhirnya mobil mark benar-benar menghilang dari pandangannya.

***

Mark mengendarakan mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi, hingga tidak butuh waktu lama untuk sampai ke rumahnya.

Perasaannya tidak cukup bagus sekarang?! Mark ingin segera masuk ke kamarnya dan mandi dengan air dingin. Mungkin hal itu bisa memperbaiki moodnya.

Moodnya semakin buruk ketika berpapasan dengan donghyuk saat ia ingin masuk ke dalam rumahnya.

Mark benar-benar tidak ingin bertemu dengan orang itu. Mark terus berjalan tanpa memperdulikan orang itu.

"Hyung.." kata donghyuk yang mampu membuat mark menghentikan langkahnya.

"Apa barusan anak itu memanggil ku dengan sebutan hyung?! - Mark bertanya pada dirinya sendiri.

Mark melirik donghyuk tajam, membuat donghyuk jadi bingung. tanpa basa-basi mark kembali melanjutkan langkahnya.

"Hyung.. Apa eunnie nuna? Ah.. Aniya- maksud ku koeun nuna?? Apa ia sudah sampai di rumah sakit??" Tanya donghyuk yang sukses membuat mark kembali berhenti.

"Eunnie nuna?? Jinjja?? Perut ku jadi mual mendengarnya?!" - Mark mencibir di dalam hatinya.

"Tanyakan sendiri pada nuna mu itu?! Apa kau pikir aku supirnya?? Kalian kan dekat?! Ah.. satu lagi tidak usah memanggil ku hyung?! Apa kau kira hubungan kita sudah seakrab itu?!" Ketus Mark panjang lebar kemudian dengan santainya ia berjalan meninggalkan donghyuk yang hanya diam mematung.

"Aigoo.. bagaimana bisa eunnie nuna bersahabat dengan orang sepertinya?! Aneh sekali?! Apa aku mengatakan sesuatu yang salah?? kenapa ia seperti itu?? dasar orang aneh!" Gerutu donghyuk sambil melihat mark yang sudah berjalan menjauh dari tempatnya berdiri.

***

Siapa yang seneng liat mark jealous?? Heheh.. Aku sih seneng liatnya ^^

Maafkan daku mark.. ya siapa tau kalau dibikin jealous terus entar kamu akhirnya sadar..

Jadi inget pas haechan manggil koeun "Eunnie nuna" yang pas di mmc.. yang pas mereka kayak camping gitu, pas bagian yang disuruh nebak daging gitu hehe.. ada yang notice juga gak?? ngomongnya cepet sih emang kkeke~

Bonus : duo cogan..

Anyway sampai sini dulu hehe - Happy reading guysssss

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anyway sampai sini dulu hehe - Happy reading guysssss..

Thanks..





"Marriage"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang