Time to lie..

640 67 22
                                    

Koeun sejak tadi mencoba menetralkan detak jantungnya yang berdetak sangat cepat, bagaimana tidak?? Saat ini ia sedang berhadapan dengan Kim Woo bin, Kakek dari ketiga bersaudara itu?! Setelah malam dimana Mark mengucapkan permintaannya, ia selalu merasa tidak tenang. Koeun selalu memikirkan datangnya hari ini, hari dimana ia harus menemui kakek kim. Koeun setidaknya tau sedikit tentang kakek sahabatnya itu, kakek kim adalah orang yang super sibuk bahkan keluarganya pun harus membuat janji jika ingin menemuinya dan satu lagi kakek kim adalah orang yang tegas, ia akan mengatakan apapun yang menurutnya benar, ia juga bukan orang yang suka bertele-tele Hal itulah yang membuat Koeun menjadi semakin gugup.

Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Koeun melihat Kakek Kim, dulu saat ia kecil, ia diam-diam sering melihat Kakek Kim sedang bermain dengan ketiga cucunya. Bagi Koeun, Kakek Kim adalah orang yang harus ia hormati. Ia hanya berharap Kakek Kim tidak mengingat siapa dirinya. Ia takut Kakek Kim tahu kalau dirinya hanya anak dari seorang bekas pelayan di rumahnya. Dan ini adalah pertama kalinya Koeun bertemu langsung dan makan malam bersama dengan Kakek Kim.

Koeun melirik sekilas ke samping kirinya, disana ada orang yang membuat semua ini terjadi. Ya.. Mark terlihat tidak gugup sama sekali, Ia begitu menikmati hidangan yang disediakan di piringnya. Bagaimana pria itu bisa sesantai ini?! Sedangkan dirinya sangat gugup sekarang?! Apa pria itu tidak tau betapa gugup dirinya saat ini?!

"Jadi sudah berapa lama kalian berkencan?" Tanya pria yang sejak tadi membuat koeun gugup. Koeun sontak menatap Mark, meminta mark menjawab pertanyaan kakeknya itu.

Mark mengerutkan dahinya "Uhm.. Sebenarnya aku sudah lama menyukainya kek.. Ya meskipun kami belum lama menjalin hubungan, Apa kakek tau?! Gadis ini bukan tipe gadis yang mudah didapatkan?! Aku berusaha sangat keras untuk mendapatkannya kek.." Katanya menjawab dengan lantang.

Koeun tau saat ini kakek Kim sedang menatapnya, Ia mencoba menampilkan senyum terbaiknya sambil memukul lengan Mark pelan. "Apa yang kau katakan Mark?? Apa kau sudah gila hah?!" – batin Koeun.

"Benarkah itu? Siapa nama mu gadis muda??" kali ini kakek Kim bertanya pada Koeun, Suara bass kakek Kim kini menggema di kedua telinga Koeun.

Koeun menjernihkan tenggorokannya "Ekhem.. Uhm.. Annyeong Hasimnikka.. Koeun imnida.. senang bisa bertemu dengan  kakek" Ucap koeun memperkenalkan dirinya, kemudian membungkukkan tubuhnya selama 3 detik.

Koeun bisa mendengar tawa kecil dari Mark, Pria itu pasti sedang menertawakannya sekarang.

"Geurrae.. duduklah.. Apa yang kau lakukan? Dan Apa pekerjaan kedua orang tua mu??" Tanya kakek kim menginterogasi Koeun.

Koeun nampak linglung. Mark tidak memberi tahu apa yang harus ia jawab nantinya jika kakek Kim bertanya seperti ini?! Koeun benar-benar merasa seperti sedang menjalani suatu wawancara pekerjaan. Meskipun kali ini jauh lebih sulit.

"Eoh.. Itu.. Uhm Koeun membuka sebuah cafe kecil di myeongdong. Ah.. dan kedua orang tuanya sudah tiada kek.. Ia tinggal bersama dengan pamannya disini" Jawab Mark mewakilkan Koeun.

Koeun dan Mark menatap satu sama lain. Koeun tidak mengira sandiwara mereka harus berbohong sejauh ini?! Koeun rasa ini bukan hal yang baik, karena kebohongan hanya akan membawa kesengsaraan nantinya. Seharusnya sejak awal ia tidak menuruti permintaan gila Mark.

"Ia gadis yang mandiri kek.. Itulah yang membuat ku jatuh cinta padanya.." Ungkap mark menambahkan, Kakek Kim hanya menganggukkan kepalanya dengan ekspresi wajah yang sulit ditebak.

"Itu bagus.. ia memang terlihat berbeda dari gadis-gadis aneh yang ku lihat pernah bersama mu. Aku senang, akhirnya kau menemukan gadis yang bisa mengubah mu. Belakangan ini aku memang tidak mendengar laporan aneh tentang mu lagi?!"

"Eoh.. kakek seharusnya berterima kasih padanya.. Ia memang membawa pengaruh baik untuk ku. Jika koeun di samping ku, aku selalu merasa bahagia kek.."

Koeun hampir membuka mulutnya lebar, bagaimana bisa kata-kata seperti itu keluar dari mulut Mark? Dan anehnya kali ini Mark berbohong dengan sangat baik, Koeun yakin kakek Kim akan mengira semua ini nyata – tiba-tiba saja rasa bersalah datang menghampirinya.

"Kalau begitu aku sangat berterima kasih pada mu gadis muda.. Aku harap kalian bisa terus seperti ini.. dan setelah kedua cucu ku yang lain menikah, Aku akan melamarkan mu untuk cucu ku Mark" Kali ini kakek kim bicara dengan senyum di wajahnya.

Koeun memaksakan senyum di bibirnya kemudian menatap Mark, dan disaat yang sama Mark juga menatap Koeun dengan senyum yang terlihat seperti sedang menggodanya.

"Lanjutkan makan kalian, Aku harus segera pergi. Mark antarkan Koeun sampai ke rumahnya nanti. Gadis muda senang bisa bertemu dengan mu.. Lain kali kita bicara lagi" Pamit kakek Kim kemudian ia beranjak dari tempat duduknya.

Mark dan Koeun juga ikut berdiri, mereka membungkukkan tubuh mereka sebelum kakek Kim benar-benar pergi dari hadapan mereka.

Koeun terus memperhatikan kakek Kim, ia ingin memastikan lebih dulu hingga pria itu benar-benar pergi dari tempat itu.

Mark tertawa cukup keras saat melihat ekspresi wajah Koeun yang masih was was. Koeun yang menyadarinya langsung memukul lengan mark, kali ini cukup keras.

"Kau berbohong dengan sangat baik Mark!!" Kata Koeun dengan penekanan di setiap katanya.

Mark masih tertawa, dan itu membuat Koeun menjadi kesal "Kau harus mengatakan yang sebenarnya Mark, cepat atau lambat kakek mu akan tahu kalau ini semua hanya sandiwara. Aku tidak ingin membohonginya lagi, kau yang harus bertanggung jawab dengan ucapan mu tadi?!" Omel Koeun panjang lebar.

"Aku senang karena kakek menyukai mu.. Koeun-ah semua akan baik-baik saja. Tenanglah oke! Aku yang akan mengurusnya.." Mark mencoba menenangkan Koeun. Ia tau kalau Koeun bukan orang yang suka berbohong, hal ini pasti membuatnya tidak tenang.

Koeun akhirnya sedikit tenang "Aku tidak menyangka kau bisa mengatakan hal-hal seperti itu Mark.. apa kau sudah merencanakan itu sebelumnya eoh?!" Koeun mengungkapkan  rasa  ingin  tahunya.

"Waeyo? Heum?? Ah..  Apa mungkin hati  mu  bergetar  mendengarnya??" Balas  Mark  dengan  senyum  usil  di  wajahnya.

"Sadarlah  koeun! Ini  hanya  sandiwara! Hati  mu  tidak  mungkin  bergetar  hanya  karena  ucapan  Mark?!" – Koeun  menggerutu  di  dalam  hatinya.

Koeun  mendecak  sebal "Aku  pasti  sudah  gila  jika  bergetar  karena  hal  seperti  itu?! Sudahlah.. Aku  ingin  pulang?! Kau  ingin  mengantar  ku  tidak??" Kata  Koeun  dengan  ekspresi  kesal  di  wajahnya.

Mark  sangat  senang  jika melihat ekspresi wajah Koeun yang  kesal  seperti  sekarang "Berhenti  mengomel  seperti  itu  eoh.. Kau  nampak  seperti  ahjumma  koeun-ah.." Goda  Mark  sambil  tertawa "Aku  sangat  berterima  kasih  padamu  hari  ini.. Tentu saja aku  akan  mengantar  mu  pulang  Koeun ahjumma.. Kaja!" lanjutnya  lagi.

Koeun  kehabisan  kata-kata, ia  menggigit  ujung  bibirnya "Yaa.. Mark! Apa?!  Ahjumma  kata  mu?! Kau  benar-benar..! Apa  itu  cara  mu  berterima  kasih  eoh?? Lebih  baik  aku  pulang  sendiri  saja?!" Koeun  segera  melenggang  pergi  meninggalkan  Mark  yang  masih  cengengesan  di  tempat  itu.

"Kau  sangat  menggemaskan, jika  merajuk  seperti  itu  koeun-ah" – Mark  bergumam di  dalam  hatinya.

Mark  langsung  mengejar  Koeun  dan  menggandeng  tangan  kanan  gadis  itu. Ia  tidak  perduli  dengan  rengekan  Koeun  yang  terus memintanya untuk melepaskan  genggaman tangannya.

***

Kadang  cowok yang suka  ngeledek  itu  cowok yang pengen  di perhatiin sama kita, dia  bikin  kita  kesel  biar  kita  keinget  terus  sama  dia  kan?? Hehe 😁😂 #ngomongapasihini??

Hope  you  like  it  guys..

Happy  reading ✌

Markoeun  jjang!! Heheh ❤




"Marriage"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang