Accepted

621 60 2
                                    

Blamm-

Koeun menutup pintu mobil Mark dengan kencang. Gadis itu keluar begitu saja dari mobil Mark, tanpa mengatakan sepatah kata pun. Jelas sekali kalau koeun sedang kesal pada Mark.

Mark membuang napasnya panjang sebelum turun dan menyusul koeun.

Mark sedikit berlari untuk menggapai lengan koeun "Maaf.. Aku tidak bermaksud begitu tadi.. Koeun-ah.. Jangan marah lagi ya.." Pria itu berusaha membujuk koeun.

Garis wajah koeun masih kesal, gadis itu tampak memejamkan matanya sebentar sebelum berbicara "Kita bicara nanti saja mark, aku ingin pulang dan beristirahat.. Kau juga sebaiknya pulang dan beristirahat.." Putusnya dan melanjutkan langkah kakinya yang sempat terhenti karena mark.

Mark dengan cekatan menggapai lengan koeun sekali lagi

"Setidaknya jawab pertanyaan ku dulu, Aku diterima atau ditolak koeun-ah?" Tanya mark yang lagi-lagi mampu membuat koeun terdiam di tempatnya.

Posisi koeun masih membelakangi mark, gadis itu tampak ragu. Mengapa sangat berat untuk mengatakan tidak? Sadarlah! Siapa mark?! Tidak seharusnya dirinya berkencan dengan mark.

"Kau membalas ciuman ku tadi, Tolong katakan padaku, kalau kau juga merasakan yang sama koeun-ah" Nada suara mark terdengar lirih dan memohon.

"Itu suatu kesalahan mark, seharusnya kita tidak seperti itu"

"Apa? Kesalahan? Kau tidak mungkin mencium seseorang jika kau tidak menyukai orang itu? Sebenarnya apa masalahnya koeun-ah? Berhenti membohongi perasaan mu sendiri koeun-ah?!" Mark menekankan setiap perkataannya dengan tegas.

Koeun benar-benar tidak berkutik selama beberapa saat sampai akhirnya ia berkata lagi "Apa yang akan orang lain katakan, jika melihat mu berkencan dengan gadis biasa seperti ku?! dan kakek mu? Jika ia tahu aku hanya gadis biasa, apa ia akan membiarkan mu berkencan dengan ku mark??"

Mark menghela napasnya berat, mencari jawaban yang tepat untuk pertanyaan koeun.

Mark kini melangkah maju, hingga posisinya sangat dekat dengan koeun hanya beberapa centi saja "Aku menyukai mu.. dan aku tidak perduli dengan apa yang orang lain pikirkan tentang kita.. Sekalipun itu kakek ku"

Perkataan itu, tatapan mata itu, koeun tahu betul mark serius dengan perkataannya barusan. Maka akhirnya koeun meruntuhkan segala keraguannya—dan dengan tiba-tiba membawa mark ke dalam pelukannya "Aku akan menjawabnya seperti ini.. dan aku tidak akan mengulanginya.." koeun memberi jeda sesaat "Perasaan ku juga sama, Aku menyukai mu.." Lanjutnya masih dalam posisi memeluk mark.

Mark mencoba mengontrol debaran jantungnya yang makin menggila dan tak kuasa menahan senyumnya yang kian melebar—dengan perlahan ia melepas pelukan koeun, ingin melihat ekspresi wajah gadis itu.

"Katakan sekali lagi koeun-ah.." Pintanya manja seperti anak kecil.

Koeun merasa kedua pipi dan telinganya memanas, bisa tidak sih mark tidak menggodanya seperti ini—batin koeun.

"Aku sudah bilang kan? Aku tidak akan mengulanginya" Protes koeun kemudian memukul lengan mark pelan.

Mark malah tertawa kencang, melihat koeun jadi salah tingkah—dirinya sungguh tidak tahu bagaimana menggambarkan perasaan bahagia di hatinya, ia dan koeun kini memiliki perasaan yang sama.

Dengan posisi mereka yang sangat dekat, tiba-tiba saja mark menarik pinggang koeun sehingga tidak ada lagi jarak diantara mereka. Sementara tangan satunya berada di pipi koeun. Gadis itu masih diam menunggu apa yang akan mark lakukan, sampai mark memajukan wajahnya dan menyatukan bibir mereka.

"Marriage"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang