"Yo Mark!" Sapa doyoung saat melihat sepupunya baru saja keluar dari kamar "Pesan mu semalam itu serius kan? Kau tidak sedang mabuk kan saat mengetiknya?"
Mark menatap malas doyoung "Ku kira kau pergi ke New york juga hyung? Habis kau juga menghilang beberapa hari ini?!" Cibirnya sambil berjalan menuju dapur dan membuat sereal untuk sarapannya.
Doyoung membuntuti mark "Aku hanya bersembunyi dari kakek, kau terlalu sibuk sampai kau tidak tahu kan kakek berniat menjodohkan ku?! Aku tidak mau dijodohkan, memangnya aku tidak laku apa?!" Ucapnya dengan sedikit sewot.
Mark yang baru saja memasukkan suapan pertama ke mulutnya langsung tersedak setelah mendengar ucapan doyoung barusan "Yang benar? Wah hyung! sepertinya kau tidak punya pilihan lain?! Apa yang akan kau lakukan sekarang eoh??" Mark menghentikan kegiatan sarapannya dan fokus pada doyoung.
"Maka dari itu aku bertanya padamu, semalam kau mengirim pesan kan? Menanyakan ku bagaimana cara melamar koeun? Kau serius kan?"
"Tentu saja, tapi aku tidak tahu memakai cara apa? Maka itu aku bertanya padamu, kau kan tahu? Bagaimana koeun? Dia tidak suka hal yang terlalu mewah dan mahal"
Doyoung tersenyum puas "Mark jangan khawatir.. aku disini sekarang dan aku akan membantu mu, kita akan menemui teman ku yang pandai mengurus hal seperti itu. Setelah ini kita ke tempatnya saja ya? Lebih cepat kan lebih bagus"
"Yang akan melamar kan aku? Kenapa jadi hyung yang bersemangat sekali sih?"
"Dasar bodoh! Kalau kau mau menikah, kakek akan fokus padamu dan rencana perjodohan ku akan batal. Setidaknya dalam beberapa bulan ini aku selamat"
"Ah benar juga! Secara tidak langsung aku menyelamatkan mu hyung" Kata mark dengan senyum bangganya.
"Cih.. Itupun kalau koeun menerima lamaran mu? Aku saja masih tidak percaya kalian berkencan sekarang? Apa ada yang berubah dari sebelumnya? Dulu kalian juga sering menghabiskan waktu bersama kan?"
"Berapa lama sih kau tidak berkencan hyung? Mungkin hyung lupa apa saja yang pasangan lakukan saat berkencan? Berpegangan tangan, berpelukan, berciuman uhm.. ya kurang lebih seperti itulah hyung berkencan" Mark mendadak jadi tersipu malu membuat doyoung jadi meringis.
"Heol! Dari ekspresi mu jelas sekali kalian sudah melakukan itu semua kan? Ini tidak bisa dibiarkan lebih lama, kalian memang harus segera menikah!"
"Aku memang berencana menikahi koeun secepatnya kan? Aku ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengannya, tidak.. aku ingin terus bersamanya selama sisa hidup ku.."
"Aigo! Cinta sudah membutakan logika kalian rupanya, tidak kau, tidak jaehyun? Kalian sama saja? Sudahlah, meskipun menurut ku kalian masih terlalu muda untuk menikah, aku akan tetap mendukung kalian demi keselamatan ku"
Mark menyengir lebar "Hyung akan merasakan itu juga saat bertemu dengan orang yang tepat" Katanya dengan bijak.
***
"Menikah dengan ku ya? Tidak.. tidak.. itu jelek" Mark menggelengkan kepalanya.
"Kita menikah saja? Tidak.. itu terlalu singkat" Mark menggeleng lagi.
"Koeun.. Aku membutuhkan mu, menikahlah dengan ku.. Kau adalah orang yang paling mengerti diriku.." Mark bertepuk tangan sendiri setelah menemukan kalimat yang menurutnya tepat untuk melamar koeun nanti.
Mark mematikan mesin mobilnya, sedikit mengecek penampilannya lewat kaca spion.
Dan pandangannya teralihkan ke arah lain, ke tempat biasa koeun menunggunya, disana ia melihat koeun sedang mengobrol dengan seorang pria yang mark kenal, pria yang belakangan ini terus mengusik dirinya. Tanpa basa basi mark segera turun dari mobilnya dan menghampiri keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Marriage"
RomanceHanya cerita biasa yang menceritakan tentang tiga pria yang diberi perintah untuk menikah muda oleh kakek kesayangan mereka. Mark : "Menikahlah dengan ku.. kau adalah orang yang paling mengerti diriku" Jaehyun : "Aku akan memberikan mu kesempata...