1

392 26 4
                                    

Malam ini terasa begitu sunyi.
Dirumah yang besar bak istana hanya ada seorang gadis yang di penuhi dengan kesedihan.

Begitu muram hari-harinya.
Kegelapan mengikuti dibelakangnya.
Tatapan kosong yang selalu ia perlihatkan.
Muka datar yang selalu ia tampilkan.

*tok..tok..

Ketukan pintu terdengar dari balik pintu kamarnya.

Sang empunya kamar hanya terdiam enggan beranjak membukakan pintu atau hanya sekedar mempersilahkan masuk seorang pengetuk itu.

*kriet...

Seorang paman memasuki kamar itu dengan langkah pelan dan memandang anaknya yang sedang duduk diam di balkon.

"Sana belum tidur? Ini sudah malam, mari appa antar kau ke ranjang" ucap seorang yang sudah jelas seorang appa.

Sang anak yang di ajak berbicarapun hanya berdiri, berjalan menuju ranjangnya dan mulai menutup matanya.

Itu semua ia lakukan tanpa suara sedikitpun.

Walau sang appa merasa kesedihan yang amat sangat karena kelakuan anaknya ini, ia berusaha menyembunyikan itu semua dengan senyumannya.

Ia mulai melangkahkan kakinya dan terduduk di ranjang tepat di samping anaknya.

"Anak appa sudah besar ya. Baiklah, tidurlah yang nyaman dan bangunlah di pagi yang cerah esok hari. Appa menyayangimu"
Ucap sang appa lalu mencium kening anaknya.

Ia bangkit dari duduk dan berjalan menjauh dari ranjang.

"Appa apa kau tau?"

Langkahnya terhenti begitu mendengar anaknya berbicara. Tak ia sangka, sang anak membuka suara setelah 3th lamanya ia berhenti bicara.

"Sayang kau... Ada apa anakku?" begitu terharunya sampai ia meneteskan airmata.

Langkahnya tertuju pada anaknya itu.

"Aku melihat eomma di taman kemarin malam. Ia pergi begitu aku menghampirinya, dia terlihat cantik" ucap Sana sedikit menyunggingkan senyumnya.

Sang appa begitu terkejut akan pernyataan anaknya itu.
Buka itu yang ia harapkan.

"Baiklah. Tidur sekarang dan mimpikan eomma mu datang kemari memelukmu saat tidur" ucap appanya sebelum hilang di balik pintu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sesuai dengan harapan. Ini hari pagi yang begitu cerah.

Walau begitu, tak ada perubahan ekspresi di wajah yeoja ini.

Ia hanya akan berkeliling rumah, makan, dan duduk diam menatap lurus kedepan. Itulah cara ia menghabiskan waktunya selama 3th belakangan ini.

Mengapa? Menurutnya tak ada hal yang menarik untuk dijalani.

Ia benar-benar sendirian di rumah yang sangat-sangat luas dan bergaya era victoria.

Mengapa sendiri? Karna itu yang di inginkannya, sang pembantu ataupun supir hanya akan datang jika di telfon oleh Sana.

Ia bilang, ia menyukai suasana yang sunyi seperti itu tanpa terganggu.

*tring..tring..

Ponselnya berdering menandakan panggilang masuk.

"Apa ?" tanya Sana mengawali obrolan itu.

"Kau sudah makan? Kalau appa sudah, maafkan appa karena kurang memperhatikanmu sayang. Aku sedang dijalan pulang, ini hari khusus kita berdua. Ada yang ingin appa bicarakan" akhir appa nya

"Terserah" hanya satu kata itu yang keluar dari mulut seorang Sana dan segera mengakhiri masa panggilan.

.
.
.
.
Selang beberapa jam terdengar suara mobil memasuki halaman rumah yang menandakan sang appa sudah tiba.

Semenjak appanya menelfon, Sana sudah bersiap duduk tenang di ruang tamu.

Tap..tap..tap..tap..

Suara langkah kaki mulai mendekat.
Tapi... Tunggu!
Ada dua suara langkah kaki yang menuju kearahnya.

Dengan sigap Sana memalingkan wajahnya ke arah sumber suara.

Begitu terkejutnya ia saat melihat appanya di gandeng oleh sorang yeoja yang nampak umurnya tak jauh beda dari appanya itu.

Tetapi tak nampak ekspresi apapun di wajah Sana walaupun ia sangat terkejut.

Appanya tersenyum begitu juga agasshi itu kearah Sana.
Walaupun mereka tersenyum begitu hangat, Sana tak beranjak dari muka datarnya.

Appa dan agasshi itu duduk di sofa berhadapan dengan Sana.

"Sana, perkenalkan ini  Rae Eun, calon eommamu. Dia cantik bukan, secantik ibumu" ucap appa Sana dengan bangganya.

"Hallo sayang, kau sangat cantik. Appamu banyak bercerita tentangmu. Apa kau mau menjadi pengiring pengantin di acara pernikahan nanti?" ucap agasshi sang calon eomma. Ia menyapa begitu ramah dan senyum yang tidak pernah hilang.

"Kau membawa seorang wanita ke rumah dan mengatakan ia calon ibuku? Ha..ha..ha mudah sekali hidupmu" balas Sana dengan muka datar dan pandangan yang terlihat sangat mengintimidasi.

Sang appa dan agasshi itu hanya terdiam setelah kata-kata yang keluar dari mulut Sana.

"Aku tak perduli. Uruslah pernikahan kalian, jangan libatkan aku dalam hubungan ini. Ini adalah penghianatan, aku tak ikut campur" tutup Sana dan melenggang pergi begitu saja.

"Tenanglah sayang, aku yakin dia akan menerimaku suatu saat nanti" ucap optimis agasshi itu.

-----------------------------------------------------------

Setelah kejadian itu berlangsung selama 3bulan lamanya. Akhirnya pernikahan berlangsung megah dan masuk berbagai surat kabar bahkan televisi, bagaimana tidak. Dua perusahaan terbesar asia bergabung setelang sang empunya melangsungkan pernikahan.

Tetapi, tanpa di hadiri seorang Sana.

-----------------------------------------------------------

Hi readers, untuk cap 1 ini maaf kalo mengecewakan dan ada typo.

But i hope u enjoy it guys.
Stay at my story ok ?

It's all about HOPE ^^

ANGEL NATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang