Dewi keberuntungan seakan lagi memihak ke mereka.
Pak Changmin gak masuk, juga gak ada guru piket yang gantiin. Jelas aja, mereka kepalang senang karena tugas sialan itu gak ada yang nagih dan punya jam istirahat lebih banyak berkat adanya jam kosong.
Karena masih gak terima soal diusir semalam, sepulang sekolah, Mark langsung menghampiri pak Yono yang masih cengengesan di posnya.
"Pak, kok bapak semalem jutek banget sih?" Tanya Mark langsung to-the-point.
Satpam itu mengerutkan alis,
"Semalem? Emang kamu ke rumah saya?" Tanyanya dengan wajah bingung.
Mark juga gak kalah bingung.
"Semalem saya tu kesinii mau numpang ngerjain tugas, masa bapak lupa?"
"Serius kamu ngomong sama saya semalem?" Tanya pak Yono sekali lagi memastikan.
"Iya!" Angguk Mark. "Kalo gak percaya, saya panggilin deh temen-temen saya yang ikut juga!"
Mark belum manggil siapapun, namun, pucuk dicinta, ulampun tiba. Orang yang Mark maksud sudah menongolkan batang hidungnya.
"MARK! OI"
Mark langsung menoleh dan melambaikan tangannya.Pas banget, cuy.
"HOON, YER SINII" teriak Mark. Dan dua orang disana langsung lari-lari kecil kearah mereka.
"Tuh pak, nih orangnya ada. Gak percayaan banget" dumel Mark. Pak Yono masih duduk anteng aja di bangku depan posnya.
"Kenapa sih kok nongkrong disini lo?" Celetuk Jihoon sesampainya disana.
Sementara Yeri masih ngosngosan di sebelahnya. "Gila-hh temen lo-hh narik gua sambil lari kayak-hh lagi main sepak bola-hh"
"Ehehe sori" Jihoon cengengesan. "Mau minum yer?"
"Gak udah makasih"
"Yaudah sini duduk dulu kalian" kata pak Yono sambil menepuk bangku sebelahnya.
Disusul dengan duduknya mereka semua."Jadi? Ngapain kita disini?" Jihoon menaikkan alisnya meminta penjelasan.
"Nih, kemaren malem kita ke sekolah kan, tong?"
"Iya" Jihoon dan Yeri mengangguk.
"Terus yang bukain pager pak Yono kan?"
Jihoon dan Yeri bertatap-tatapan agak lama. "Engg.. I-iya"
kemudian disusul oleh anggukan kikuk dari mereka berdua."Tuh, pak. Beneran gak boong." Kata Mark seraya menjentikkan jarinya.
Tapi pak Yono masih terus membantah, "Bukan saya kali"
Dan Mark masih ngotot, "bapak kok, sumpaah!"
Akhirnya pak Yono menghela nafasnya panjang. Dari pada gelut sampai subuh, akhirnya ia berdeham, dan mulai menjelaskan
"Dengerin ya, buat dua minggu ini saya mah gak jaga malem, soalnya istri saya lagi hamil besar, takut ada apa-apa."
Jihoon dan Yeri bertatap-tatapan lagi. Seolah mau ngomong sesuatu tapi ditahan karena bingung, atau takut?
Sementara Mark malah masih bersikap santai, sambil menepuk bahu pak satpam malang itu.
"Alah si bapak mah becanda mulu" katanya cengengesan."Yang jaga malem tuh bukan saya, pak Bagus sama pak Burhan.
Yang di gerbang sini biasanya pak Bagus, pak Burhan di gerbang utara" jelas pak Yono panjang lebar."Mark, udah yuu balik aja" bisik Yeri pelan sambil narik-narik baju Mark.
Yeri dan Jihoon sebenernya udah gak nyaman sama situasi itu, tapi Mark malah masih berkutat disitu dan memilih untuk gelut dengan pak Satpam.
Atau lebih tepatnya, sekarang Mark lagi bingung berat harus percaya atau ketawa aja dan pergi.
Pasalnya, Mark tahu persis. Pak Bagus itu penampilannya berbanding terbalik dengan pak Yono.
Pak Yono itu kurus kering, dengan senyum yang selalu mengambamg 25/8 saking seringnya.
Sedangkan pak Bagus itu tipe-tipe satpam buncit berkumis tebal, dan selalu berwajah jutek dimanapun dia berada.
Apalagi pak Burhan. Gak sesuai namanya yang berarti 'suBUR dan jenong seperti loHAN', badannya malah kecil tapi kekar, dan gak jenong sama sekali.
Meskipun gelap-gelapan, masa semalem Mark sama temen-temennya salah liat?
"Pak, ah jangan bercanda lah saya udah mau kencing nih sekarang" ujar Mark dengan tampang melas sambil narik-narik baju bagian bawahnya.
Mereka semua terdiam. Termasuk Mark yang beneran mulai kebelet pipis.
Namun, gak berapa lama, pak Yono nyeletuk."Oh iya! berarti kamu ketemu ya?" Cengir pak Yono.
Mark mendengus, "Ketemu siapa lagi?"
"Saya."
Mereka semua lirik-lirikan.
"maksud bapak?" Kata Jihoon
Pak Yono mendecak, "Semalem liat kakinya gak?"
Mereka semua terdiam.
"Napak gak?" Lanjut pak Yono lagi.
Seketika, angin berhembus dan membuat tengkuk mereka menjadi dingin. Seolah seseorang tengah menatap mereka dari belakang.
"Oke, pak. Udah. Kita mau pulang aja. Ayo, Mark, Hoon" kata Yeri sambil menarik lengan mereka bersamaan. Lalu cepat-cepat minggat dari sana.
"Itu temen kalian kalo ada yang demam, bilang saya ya" kata pak Yono lagi sambil melambai ke arah mereka yang menjauh.
Mark masih menoleh, tapi Jihoon dan Yeri malah terus melihat kedepan, dengan tatapan tegang.
"Eh kita mau kemana nih?" Tanya Mark.
"Rumah Doyeon" ujar Yeri.
"Emang Doyeon kenapa?"
"Doyeon demam"
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Cursed : school -99 Line
FanfictionLo mau denger kisah seram tentang sekolah kita gak? Genre; horror/mystery/thriller [fanfiction] 600-1000+ words/chapter. Highest Rank: #9 in Mystery/Thriller