T i g a b e l a s

19.3K 3.4K 733
                                    

Cewek berambut sebahu itu menangis tersedu-sedu di belakang lab biologi. Ia masih memakai setelan putih khas yang biasa dipakai anak-anak setiap masuk ke lab. Sendirian, tersedu-sedu, wajahya yang cantik tak terlihat lantaran tertutup rambut hitamnya yang menjuntai.

Tak lama, seorang cowok dengan setelan yang sama mendekat, menepuk pelan bahu cewek tersebut. Dari raut mukanya terlihat kalau ia sedang menenangkan si cewek. Tak terdengar suara percakapan apapun sampai si cewek menghentikan tangisannya dan mendongak menatap si cowok.

"Tapi aku harus gimana? Aku gak mau kalau nanti mama kecewa. Aku panik. Aku bingung" ujar cewek itu, masih terisak.

"Udah, gugurin aja," jawab cowok itu muram.

Cewek itu terlihat tersentak ketika mendengar si cowok berkata begitu, "Kamu enak ngomong begitu! Ini manusia, sayang. Kalau begitu namanya membunuh!"

"Terus mau kamu apain? Kamu mau aku tanggung jawab sekarang?"

Untuk kedua kalinya si cewek tersentak mendengar ucapan cowok itu. Kata-kata si cowok seakan gak peduli terhadapnya.

"Denger, sayang. Aku gak bisa sekarang— kamu tau kan keluarga aku? Gimana caranya aku bisa dapet jabatan buat, ya, lanjutin perusahaan papa?" Lanjut cowok itu lagi.

Mendengarnya makin membuat si cewek muak, "Brengsek. Lo cuma mentingin diri lo sendiri!"

"Sayang—"

"LO PEMBUNUH!" Teriak cewek itu.

Si cowok panik dan langsung menoleh ke segala arah, memastikan bahwa gak ada seorangpun yang mencuri dengar.

Tapi kemudian sebuah suara terdengar dari balik tembok di belakangnya,


KLANG!


Si cowok langsung sadar ada seseorang yang mengintip, ia menoleh ke belakang dan mendapati sepasang mata tengah ternganga kaget.

Sontak, si cowok langsung berlari menghampiri orang tersebut dengan gusar. Tak sempat melarikan diri, orang itu tertangkap dan lagsung di cekik oleh si cowok.

Cowok itu ketakutan dan emosi. Dan sebelum si cewek maupun 'si pengintip' berteriak minta tolong, cowok itu telah melemparkannya ke sungai di belakang sekolah, yang tepat berada di belakang lab Biologi.





"TOLOOONG!"







"LO- PEMBUNUUH!"






Doyeon tersentak. Perlahan ia membuka matanya dan samar-samar ia melihat ruangan bercat putih. Doyeon mengedarkan pandangannya, sedikit bingung untuk beberapa detik. Tak lama, ia menyadari bahwa ia sedang berada di ruangan yang sama dari beberapa jam yang lalu.

Mimpi. Pasti itu mimpi. Hal itu sudah berkali-kali terulang di kepalanya seperti kaset rusak. Jeritan cewek itu, rintihan minta ampun, kadang Doyeon merasa dirinya mulai gila ketika mimpi-mimpi itu datang. Apalagi oknum gila di mimpinya kini sering bermunculan di hadapannya. Membuat Doyeon takut dan muak.

"Mimpi, cuma mimpi, doy. Tarik nafas.." Doyeon menggumam sendiri sambil menyeka keringat di pelipisnya.

Mimpi. Itu harus mimpi, bukanya kenangan buruk yang gak akan bisa dihapus lantaran Doyeon mempunyai ingatan fotografis. Di saat-saat seperti inilah Doyeon kepengen banget bertukar hidup dengan Sohye.

[1] Cursed : school -99 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang