S e m b i l a n

21.4K 4.4K 314
                                    

Demi bulu dada Rhoma Irama. Yang tau nama aslinya Minhyung cuma mamanya doang.

Ya dan kelima manusia-manusia ini tentunya.

Mark hanya termenung kaku ketika melihat pesan itu lagi.
Kalau dia gak pura-pura tegar, sekarang celananya pasti udah basah karena ngompol.

"Lo goblok apa gimana sih, text kayak gitu lo percaya aja?" Perotes Jihoon sambil meremas rambutnya frustasi.

"Mana gue tau. Gue kaget langsung gue lock terus cabut sama lo pada." Bela Mark gak kalah frustasi.

"lo baca lagi kalimatnya deh. 'Yuk liat'? Anjir kayak ngajak nonton bokep ini orang" lanjut Jihoon masih tidak percaya.

Sohye menoyor kepala Jihoon pelan, "najis bokap bokep bokap bokep mulu luh"

Yeri meraih-raih tangan siapapun yang berada di dekatnya untuk dipeluk,
"Gila, text kayak gini mah yang ngirim psikopat. Guru lo meninggal masa lo ajak liat? Sinting." Katanya sambil memeluk tangan Tzuyu.

Disitu, semuanya hanya menatap satu sama lain dengan tatapan takut.

Dan Mark tidak henti-hentinya mengerutkan dahinya sambil men-scroll satu deret kalimat dari si pengirim yang telah menghapus akunnya itu.

Ini terlalu janggal.

Benar-benar aneh, dan terasa tidak ada clue sama sekali.

Kenapa yang dapat pesan itu hanya Mark?

Kenapa orang itu mengajaknya ke sekolah?

Kenapa pak Changmin?

Apa semua ini ada keterkaitannya?

Atau cuma iseng belaka, ada orang yang mau menjatuhkannya?

"Ah,"
Mark tersentak ketika melihat sebuah kejanggalan lain.

"Tadi kita ke sekolah jam berapa?"

"Jam 19.45 an lah" jawab Jihoon.

"selesai lo bacain line aneh itu, lo langsung ngajak cabut kan?" Lanjutnya sambil menggaruk tengkuknya.

Mark menatap layar hpnya sebentar, "Lo tau gak sih, di line itu dikirimnya jam berapa?"

Kini semua orang melirik Mark dengan tatapan takut.

"16.40, tiga jam sebelumnya."

"Tapi kok-" Tzuyu sudah mau menginterupsi, tapi pertanyaanya langsung dijawab oleh Mark.

"Sialan aja hp gue baru ada sinyal jam 7 malem. Jadi baru liat jam segitu."

Semuanya tertegun. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Mereka semua tidak percaya hal seperti ini akan terjadi di lingkungan mereka.

Hening sebentar, sampai seseorang angkat bicara.

"Berarti... ada kemungkinan, yang ngirim text itu, yang berusaha nyelakain pak Changmin?" Ujar Sohye ragu-ragu.

"Oh iya, soalnya.. pas kita semua disana rasanya baru banget. Orang-orang bahkan baru dateng. Kalau udah lama pasti mayat atau korbannya udah dikeluarin dari tadi kan?" Seru Jihoon dengan tatapan tidak yakin.

Mark mengangguk, "Iya kita kesana pas baru pada dikeluarin"

Mark mengingat dua orang yang ditandu malam itu. Satu orang yang ditutupi kain putih bersih, dan satunya lagi dengan darah disekujur tubuhnya. Mengingatnya, Mark langsung mual.

Tapi satu pertanyaan terus terngiang di kepalanya,

Siapa sebenarnya orang itu?

"Mark, dia ngirim pesan secepet itu.." Tzuyu mengambil nafas dalam-dalam,

"Jangan-jangan dia mau ngejebak lo biar lo jadi tersangkanya?"

Kalimat Tzuyu barusan seperti tepat mengenai sasaran. Lutut Mark langsung lemas. Hatinya seakan mencelus.

Kalau bukan karena sinyal hpnya yang butut, mungkin saja sekarang ia sudah menjadi tersangka.

Mungkin juga dia adalah orang bersimbah darah yang ditandu malam itu.

Atau mungkin, dialah yang akan membunuh orang yang akan mencelakainya.

Mark mengerti, di dunia ini tidak ada yang gak mungkin.

Mark lalu menenggakan kepalanya, dan mengedikkan bahunya pelan. lalu menatap Sohye dan Tzuyu dengan tatapan antara pasrah dan takut.

"Who knows?"































Nafas dulu. Sengaja dipotong biar gak kepanjangan.
Mau bilang, ternyata vomment bisa bikin cepet update ehehehe.

[1] Cursed : school -99 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang