Setelah beberapa hari di liburkan, akhirnya kepala sekolah yang budiman menyatakan bahwa liburan —yang harusnya gak ada— telah usai, yang menurut Tzuyu Benar-benar tindakan yang bijaksana karena Ujian Nasional sudah ada di ujung mata tapi anak kelas duabelas belom ngerti apa-apa tentang persiapannya.Setelah memberi salam, Mark duduk di kursinya dengan tenang. Wali kelasnya yang raksasa, Pak Kwangsoo —seperti biasanya di pagi hari— sedang menceritakan tentang perkembangan burungnya yang mulai bisa ngomong "hai daddy" kepadanya atau ular sancanya yang bernama Shandy mulai berganti kulit.
Apapun yang menurut Mark gak penting.
Namun ditengah-tengah pidatonya yang membosankan itu, seakan teringat akan sesuatu, ia berdeham dan mengubah topik.
"Ehm, oh iya, bapak lupa!" Katanya dengan mimik ceria. "Kalian punya temen baru hari ini!"
Mark mulai ngantuk. Matanya setengah terpejam. Tapi Mark masih denger pak Kwangsoo mengoceh soal anak baru di kelasnya lagi.
Lagi. Iya, beberapa bulan sebelumnya di pertengahan semester 1, ada anak baru bernama Rocky yang katanya pindah karena gak kuat di Gontor, —Mark gak ngerti lagi dia ngapain pindah padahal udah mau lulus. Dan sampai sekarang Rocky belom punya temen se-geng —yang artinya masih SKSD sana sini. Dan kalau Rocky di kucilkan, Mark harus sukarela nemenin dia kemana-mana.
Nganter ke WC misalnya.
Mark menghela nafas, memikirkan kelasnya yang udah penuh sesak manusia dan malah ditambah-tambah orang baru.
Itu berarti Mark harus bertanggung jawab juga nganterin murid baru itu keliling-keliling sekolah dan jadi tour guide dadakan —btw Mark ketua kelasnya dan pak Kwangsoo ngasih tanggung jawab ribet kayak gitu ke ketua kelas.
Itu artinya beban baru, dan Changbin si bendahara kelas bakal susah payah nagih uang kas ke orang yang lebih banyak.
Udah gitu Changbin juga pasti ngomel ke Mark kalau orang yang ditagih gak mau bayar. kadang di beberapa kejadian Mark yang nombokin uang kas orang yang gak mau bayar lantaran males ngoceh lebar-lebar.
Apalagi maksa-maksa orang yang suka ngoceh "wah besok ya uangnya buat beli diamond dulu" daripada ngeluarin uang buat kebutuhan kelas yang lebih penting.
Mark gak ngerti lagi. Bebannya berat. Pengennya sih Dilan aja yang nanggung. Tapi sayangnya dia Mark, bukan Milea. Pasti Dilannya gak mau.
Tepat saat ia mulai berpasrah-pasrah ria, menaruh kepalanya di meja dengan rilex, lalu benar-benar tertidur, pak Kwangsoo tiba-tiba berteriak,
"Lucas, masuk!"
Mark mikir keras. Rasanya Mark benar-benar familiar sama nama itu.
Sampai ia mulai mendengar bisik-bisik ribut dari cewek di sampingnya dan di belakangnya. Yang masing-masing berbisik "cowok itu imut ya" atau ber wow ria dengan bahasa masing-masing.
"Hello, i'm Lucas. Great to see you!"
Suara itu...
"Lucas pindahan dari mana?" Tanya pak Kwangsoo riang.
"London, sir!" jawab Lucas riang.
Suara "wow" tanda kagum langsung memenuhi ruangan itu.
Mark langsung menghentakkan kepalanya kaget. Kemudian menganga seperti idiot.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Cursed : school -99 Line
FanfictionLo mau denger kisah seram tentang sekolah kita gak? Genre; horror/mystery/thriller [fanfiction] 600-1000+ words/chapter. Highest Rank: #9 in Mystery/Thriller