E n a m

24K 4.4K 641
                                    

Malam itu, seorang lelaki jangkung tengah berdiri di depan meja kerjanya yang berantakan. Kertas-kertas ulangan dengan coret-coret tinta merah bertebaran memenuhi mejanya. Tapi sialnya masih banyak tumpukan buku yang harus ia koreksi, membuat dirinya yang sudah kelelahan menghela nafas panjang.

"tau gini lanjutin usaha papa aja deh, gak usah capek-capek jadi guru" dengusnya sambil menjejalkan buku-buku itu ke dalam tasnya.

Disana hanya terdengar suara gesekan kertas yang menggema. Bahkan, saking sunyinya, lelaki itu dapat mendengar suara nafasnya sendiri.

"Lembur iya, gaji kecil juga iya" dumelnya lagi, seraya memasukan tumpukan buku yang terakhir.

"Nah, selesai"

Suasana ruang guru di malam hari begitu menyeramkan. Bahkan, lampu remang-remang yang menemaninya itu mulai berkedip.

Tapi dirinya samasekali tidak takut, bahkan terus-terusan perotes dengan keadaan.

"Ini gedung udah tua, lampu jelek gini juga belom diganti?" Perotesnya.

Lalu ia mendongak keatas, melihat satu-satunya lampu yang menyala di ruangan itu mulai menandakan tanda-tanda harus diganti.

Dan benar saja,







CTAS






Gak berapa lama, lampu itu pun padam.

Lelaki itu lalu merogoh sakunya dan mengeluarkan ponselnya untuk penerangan.

Ia mengarahkannya ke depan, namun bulu kuduknya tiba-tiba meremang.
Seolah ditatap dari belakang, ia menoleh sambil menyorotkan senter dari hpnya.

Ia berhenti sejenak.
Namun tidak mendapatkan siapapun disana.

Lelaki itu kemudian kembali berbalik dan mulai bergegas ke arah pintu ruang guru.

Tetapi saat ia sudah dekat dengan pintu satu-satunya di ruangan itu, terlihat siluet seseorang dengan tudung di depan pintu yang terbuka lebar.






"Siapa disana?"







Orang itu tidak menjawab. Namun dengan bantuan penerangan seadanya dari hpnya, lelaki itu bisa melihat.







Orang itu sedang menyeringai.

































"Doy, udah enakan?" Ujar Jihoon sambil menaruh sekotak roti dan sekeranjang buah di meja samping tempat tidur Doyeon. Dilanjutkan dengan meletakkan telapak tangannya ke dahi Doyeon, sekedar mengecek suhu tubuhnya.

"Udah sembuh gue, Hoon" kata Doyeon sambil tersenyum lemah di ranjangnya.

Sudah tujuh hari ini Doyeon gak sekolah karenan demam. Bahkan saking parahnya sampai dirawat di rumah sakit.

Hal ini cukup aneh, mengingat Doyeon adalah orang yang sama sekali gak gampang sakit.

Dan sebelumnya, Doyeon gak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia kurang sehat. Sampai setelah kunjungan ke sekolah malam-malam tempo hari, Doyeon langsung drop, dan harus dilarikan ke rumah sakit.

[1] Cursed : school -99 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang