S e p u l u h

22.2K 4.1K 626
                                    

"Sialan banget emang itu psikopat. Hidup gue jadi gak tenang" dumel Sohye sambil guling sana guling sini di kasur kamar kak Taeyong yang super luas itu.

"Gue sampe gak peduli kalo ini kamar kak Taeyong. Padahal gue ngefans berat. Emang sialan." sekarang yang ngedumel Yeri. Ia terduduk di sudut kasur dengan menekuk kakinya, sambil terus-terusan menyalakan senter hpnya dan menyorotnya kemana-mana karena parno.

Tzuyu yang mulai merasa gak nyamanpun mengucek matanya sambil teruduk, "bisa-bisa gue jadi panda lagi nih gak bisa tidur seminggu"

Sementara Doyeon yang daritadi hanya memeluk guling sambil menyender di tembok, langsung berdiri "Gue gak mau tidur disini"

"Lah kenapa?" Yeri ikutan turun dari kasur.

Doyeon diam sebentar, berusaha mencari-cari alasan.

"Takut" katanya. Lalu disusul oleh kata-kata "gue juga ikut!" Dari Sohye, Yeri, dan Tzuyu.

Dan ketika Doyeon hendak membuka kenop pintu, ada yang memutarnya terlebih dahulu dari depan.

Mereka semua tersentak. Yeri bahkan hampir menjerit, tapi ternyata yang muncul adalah kepala Jihoon.

Sialan. Dikirain apaan.

"Tidur depan aja yu? Gue sama Mark gak bisa tidur" kata Jihoon pelan.

Cewek-cewek itu hanya menatapnya bingung,

"Iya kita juga parno. Ayo pindah. Bawa bantalnya."

oke, sekarang cewek-cewek itu mulai tertawa mengejek, sambil membatin,

ternyata cowok juga manusia

Dan akhirnya mereka semua berjalan keluar kamar kak Taeyong beriringan, menuju ruang tengah Mark yang luasnya seluas kolamrenang olimpiade.

Oke, gak seluas itu.

Tapi bisa dipakai buat tidur rame-rame, bahkan kalau satu kelas tidur disitu. Ya gimana, keluarga Lee memang konglomerat. Berani macem-macem sama anaknya, paling dikepret pake dollar.

Dan sekarang mereka disini, tidur barengan di ruang tengah karena sebuah perasan normal —yang sebenernya rada culun— yang muncul dari entah-syaraf-atau-sebuah-sugesti seorang manusia,

Ketakutan.



















"Dari sekian ratus orang di sekolah. Kenapa yang dapet text begituan malah gue" gumam Mark pasrah sambil memandang langit-langit ruang tengah yang gak ada apa-apanya itu.

"Iya ya. Ada dosa apa lo dapet text horror kayak gitu?" Ujar Tzuyu yang agak jauh di ujung sana.

Kali ini mereka semua berbaring asal asalan dengan kepala beralaskan bantal dan karpet ruang tengah rumah Mark. Saking parnonya, Yeri bahkan cuma mau disebelah Jihoon.

Gatau parno atau modus, ding.

Tapi Jihoon juga bodoamat. Malah bagus kalau Yeri disebelahnya, dia jadi gak akan tidur di pinggir.

Iya, Jihoon se penakut itu.



"Lo pernah bikin dendam anak orang kali?" Ujar Doyeon di ujung lainnya.

"Atau bikin iri?" Celetuk Yeri.

"Masa sih? Emang gue pernah ngapain?"

"Ya kaga tau, emang gue emak lo?" Cibir Sohye.

Doyeon tiba-tiba teringat sesuatu. Ia langsung terduduk lalu memanggil Sohye yang sedang berbaring di sebelah Jihoon.

"Hye sini dulu deh" dan dalam sekali kibasan tangan, Sohye langsung menghampiri Doyeon, lalu dibisiki sesuatu oleh cewek itu.

Sohye langsung bergidig, "demi apa.." katanya pelan, tapi Doyeon menaruh telunjuk di bibirnya, tanda untuk merahasiakan hal yang ia bicarkan tadi.

"Tapi.. lo pada ngerasa aneh gak sih?" Ujar Yeri sambil terduduk dan memeluk bantalnya. Raut mukanya sangat serius seakan mengatakan gue-udah-hampir-gila-nih.

"Ya kalo lo ngomong aneh, semua hal disini udah aneh dari awal. Gak ada yang beres." Jawab Tzuyu, ikut terduduk juga.

Satu persatu orang di ruangan itu terduduk. Mungkin merasa percuma, mencoba tidur disaat suasana yang buruk.

Jihoon menghela nafasnya, lalu mulai mengobservasi, "iya bener. Pertama. Pak Changmin tuh tipe-tipe guru yang belom bel aja udah keluar. Masa malem-malem masih nangkring di sekolah?"

"Ya mana tau lagi ada urusan, mungkin?" Seru Yeri.

"Terus habis kelar sama urusannya ada yang nyelakain gitu?" Ujar Mark sambil menggaruk dagunya.

"Bisa jadi" angguk Tzuyu.

"Kedua, soal yang gak napak itu..." lanjut Jihoon ragu-ragu.

Mark mengibaskan tangannya, "Ah itu mah gak masuk daftar kali. Masa hantu yang bunuh?"

"Eh bisa aja ya"

"Hantu itu energi tanpa wadah, mana mungkin" jelas Mark percaya diri, seakan dia pernah ngusir sebuah arwah dari orang yang kesurupan sambil teriak "SAHA ETA" dan dibalas "AING MACAAAN"

Yeri mendelik, "Gimana kalo sebenernya itu bukan hantu, cuma akal akalan si penjahat aja biar kita takut terus mikirnya hantu?"

"Dia sengaja begitu untuk ngusir anak-anak yang mau ke sekolah malem-malem, takut rencananya ketahuan?" Lanjutnya dengan tatapan horror.

Kalimat Yeri barusan sangat tepat dan mengerikan.

Semuanya mengangguk dengan tatapan horror, merasa apa yang dikatakan Yeri itu masuk akal. Bahkan Mark sampai berpikir keras. Dahinya berkedut-kedut, seakan otaknya bekerja sangat keras hingga menimbulkan efek samping pada syaraf-syarafnya.

Tapi gak tahu kenapa, Jihoon malah merasa merinding. Ia sampai mengusap tengkuknya, merasa ada sesuatu yang lewat. Namun ketika menoleh, seperti biasa, ia tidak mendapati apa-apa.

Oke, Jihoon yakin. Ini cuma efek paranoid aja.

"Berarti pak Yono ada sangkut pautnya dong?" Celetuk Jihoon sambil berusaha mengenyahkan fikiran-dikiran negatifnya.

"Nah" Mark mengacungkan jari telunjuknya, seakan menyetujui kalimat Jihoon barusan.

"Tapi kok waktu itu gue liat gak napak beneran?"

Mark mengedikkan dagunya ke arah Doyeon, "Itumah lo aja yang sial, kali doy"

Doyeon mendengus, sialan bener bocah.


"Tau gak sih, gue ngerasa pihak sekolah nyembunyiin sesuatu" ujar Yeri takut.

Sohye mengusap lengannya dan mengrenyit, "duh, ini sih kasusnya berat banget buat anak kelas duabelas yang masih bloon soal limit sama tetek bengek kalkulus lainnya. Udah lah, bhay aja gue"

"iya, anjir. kepala gue udah pusing mikirin UN, sekarang ada beginian segala" perotes Tzuyu lalu menghempaskan tubuhnya kembali untuk berbaring.

Untuk beberapa detik, semuanya hanya terdiam. Mata mereka sudah mulai menutup perlahan karena mengantuk. tapi Hati mereka masih gusar karena kejadian ini.

Lama-kelamaan suasana menjadi semakin sunyi. hanya terdengar suara 'tuk tuk tuk' yang berasal dari Tzuyu yang sibuk mengetik di hpnya. sampai Mark yang sedaritadi hanya terdiam karena sibuk dengan pikirannya mulai berbicara lagi.


"ngomong-ngomong, Soal semua kasus ini.. Lo pada... mau nyelidikin gak?"

[1] Cursed : school -99 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang