28

24.7K 2.3K 170
                                    

Ternyata yang meneriaki dari luar kamar adalah Chenle

5 anak-anak dreams berkacak pinggang di hadapanku dan  Haechan.

Mark sebagai yang tertua di sini sementara daritadi mengomeli Haechan.

"Jangan kau ulangi kembali, kita sudah diberi amanah untuk menjaga Hana,"

"Jika mamah dan ayah sudah pulang aku boleh menciumnya?"

Renjun menjitak kepala Haechan.

"Sakit, hyung,"

***

Ternyata aku tidak boleh ikut ke lokasi syuting karena Haechan. Ia mengajak Winwin ke rumah untuk menjaga dan menemaniku.

Haechan tau pasti Winwin tidak berani menyentuhku,


"Oppa, ini ada camilan di kulkas, ambillah,"


Winwin yang hanya mengenakan kaus hitam dengan wajah mengantuknya. Jangan lupakan celana pendek selutut putih yang ia pakai.

"Tidak, aku hanya ingin tidur saja,"


"Oppa, tidurlah di kamar Mark. Kamarnya berada di sebelah kamar mandi,"

Winwin berjalan membawa bantal sofa dengan matanya yang menyipit,

Aku menyalakan penghangat ruangan menyelimuti Winwin,


"Yuta masih menyukaimu," ucapnya dengan mata tertutup.

.
.
.
.
.
.
.
.
.


"Oppa, bangunlah. Kau tadi sudah mandi di dorm?"


Winwin menggeliat di kasur Mark dan masih memejamkan matanya,

"Hngh,"

Winwin bangun menuju kamar mandi sekedar cuci muka.

Jam dinding menunjukkan angka 10 pagi.

Dasar kebo

Seseorang membunyikan bel rumah.

Ketika aku membuka pintu,

"Permisi, apakah donghyuck ada di sini?"

Seingatku,

Dia perempuan yang pernah mencium Haechan,

"Tidak ada, dia sedang ada urusan,"

Raut wajah perempuan itu berubah, membuka tasnya lalu memberikan sebuah surat padaku,

"Tolong berikan kepada donghyuck, surat dariku. Aku permisi,"

Perempuan itu langsung pergi dan aku menutup pintu.

"Siapa?" ujar Winwin yang merapikan rambutnya,

"Perempuan yang pernah mencium Haechan di depan mataku,"

Winwin terkejut dan melihat surat itu,

"Perempuan itu nemberinya surat. Kita boleh membukanya?"

Husband [Haechan NCT]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang