Masih 1000an kata :"
Hana Point of View
Haechan hanya menjahiliku dengan membawaku ke kamar dan tidak terjadi apa-apa. Di situ ada Jeno sedang makan dengan memakai kaus singlet putih di meja
Wajah Haechan mendekat ke telingaku, "Mana mungkin aku melakukannya? Aku tahu jika kau belum siap. Aku menunggumu hingga siap, oke?"
Dia tersenyum sedikit menyipitkan matanya, menghampiri Jeno dan ikut makan dengannya.
Chenle masih tidur di kasur sebelah jendela dengan posisi tengkurap. Gordennya masih tertutup, pantas saja dia masih tengkurap di kasur. Kubuka gorden itu dan sinar matahari pagi pukul 8 masuk ke kamar.
Chenle menggeliat di kasurnya,
"Hyung, tutup gordennya!" ujarnya melempari bantal ke arahku dengan mata tertutup
"EH ISTRIKU KOK DILEMPAR BANTAL?!"
Haechan menyeret kaki Chenle dari kasur hingga badannya jatuh di lantai.
Chenle yang menyadari dirinya ada di lantai membuka matanya, melihatku yang berdiri di depannya.
"Hmmm," dia memelukku dengan posisi kepalanya di perutku, matanya masih tertutup.
"Chenle sayang nuna. Nuna menikah saja denganku, jangan dengan Haechan Hyung,"
pluk
Haechan memukul pantat muluz Chenle. Perlakuan Chenle semakin menjadi padaku,
Dia berdiri lalu mendekatkan wajahnya ke arahku.
Kulirik sebentar ke arah Jeno, dia menepuk-nepuk pundak Haechan yang sedang mengunyah sehigga tersedak. Uh kacian.
Tak terasa wajah Chenle semakin dekat.
"ASTAGHFIRULLAH"
Haechan langsung membungkam bibir Chenle dan menariknya ke kamar mandi.
Terdengar suara shower menyala dengan keras.
"HYUNG!"
"Diamlah, atau kau kulepas semua pakaianmu,"
***
Tour SMTOWN Jakarta selesai pukul 22.00 WIB. Semua artis SM pulang kembali ke hotel untuk beristirahat dan paginya akan pulang ke Korea.
Saat di mobil Renjun mengeluh pada ayah jika kepalanya terasa pusing memintaku untuk membiarkanku meletakkan kepalanya di pundakku, walaupun Haechan sempat menolak
Di hotel aku memapah Renjun untuk tiduran di kasurnya dengan Jeno, menyelimutinya hingga leher menghadapku untuk kubersihkan make up nya yang menempel di wajah,
Haechan membersihkan make upnya sendiri di depan cermin. Setelah selesai membersihkan wajah Renjun aku beralih ke Haechan,
Aku memutar badannya melihat wajahnya,
"Bagian bawah wajahmu belum bersih,"
Aku mengambil kapas di tangannya,
"Nuna itu memberiku make up yang sangat tebal, wajah dan leherku menjadi tidak kontras,"
Dia menunjukkan layar ponselnya padaku,
"Seperti ini,"