Kalian tahu apa yang terjadi ketika Haechan mandi tanpa membawa baju gantinya?
Jangan lupakan handuk yang dibawanya bukan handuk untuk mandi, tetapi handuk kecil yang ukurannya 2 kali lebih kecil dari handuk mandi.
Dia daritadi teriak-teriak dari dalam kamar mandi, karena nggak bawa handuk mandi.
"Hana-ya, tolong ambilkan handukku yang berwarna hijau itu!!! Tolonglah!!"
"Tidak!!"
"Oh ayolah sayangku!"
"Tidak tidak tidak dan tidak!"
Salah siapa yang tergesa-gesa mengambil handuk. Toh kan itu handuk bukan buat mandi.
Karena kasihan aku mengambilkan handuk untuknya. Dasar Haechan!
"Bukalah pintunya, aku membawakan handukmu!"
Pintu kamar mandi terbuka sedikit dan terlihat hanya kepalanya dan lengannya yang muncul.
"Hehehe, terima kasih. Kau mau masuk juga? Mau mandi juga? Kumandikan saja kau sekalian. Hemat air, juga hemat sabun,"
Mark baru saja keluar dari kamarnya, bukannya dia bangun tetapi hanya berpindah tempat dari kasur ke sofa.
Sedangkan Haechan masih di kamar mandi.
Cklek..
Pintu kamar mandi terbuka.
Haechan keluar dengan telanjang dada dan bagian bawahnya dililit handuk.
Sesuatu keluar dari hidungku. Berwarna merah.
"Nuna kau mimisan,"
Mark melihatku mimisan dari jauh. Haechan mendengarnya langsung menoleh ke arahku. Segera kututup hidungku dengan tanganku.
Sialan darahnya susah berhenti dan bertambah banyak.
"Pakailah bajumu segera dan kau membuatku mimisan!"
.
.
.
.
.
.
.Setelah dia memakai bajunya lalu membersihkan darahku di wajah dan tanganku.
"Kau tidak terbiasa melihatku seperti itu? Tetapi aku sering bertelanjang dada setelah keluar kamar mandi," ujarnya, dia membersihkan darah di wajahku, setelah tanganku bersih.
"Setiap kau mandi aku selalu berada di dapur, jadi jarang melihatmu,"
"Hmm, walaupun aku berumur 18 tahun, aku sudah mempunyai badan yang bagus seperti Chanyeol hyung,"
Tetapi setelah kupikir-pikir masih bagus badannya Chanyeol daripada dirinya.
Haechan masih membersihkan darah yang mengenai bibirku. Lembut sekali dia membersihkannya dan tidak tergesa-gesa. Matanya kini masih terfokus pada bibirku,
"Aku menyukai bibirmu. Kapan aku bisa menempelkannya dengan lama? Terakhir kali hanya sekilas,"
Seperti biasa, dia ahli berkata manis padaku.
Sekarang dia membersihkan bibir atasku.
"Hanya saja sedikit memaksa, tetapi jika kau menyukaiku kau pasti mau menerimanya walaupun sangat lama,"