Besok paginya kami pulang ke Seoul. Ibunya Haechan memberi tas bingkisan berisi foto berbingkai kepada Hana sebelum pergi.
"Ini foto kelulusan Haechan ketika taman kanak-kanak. Simpanlah baik-baik dari Haechan. Dia tidak mau melihat foto dirinya ketika giginya habis,"
Ia ingin tertawa ketika Haechan memakai pakaian kelulusan dan menampakkan gigi-giginya yang ompong.
"Apa yang kau tertawakan?" gadis itu lupa jika ia duduk bersebelahan di pesawat dengan Haechan.
"Foto kelulusanmu ketika taman kanak-kanak," dengan gerak cepat Haechan hampir mengambil tas bingkisan itu dari tangan gadis itu.
"Jika kau mengambilnya kau tidak boleh menyentuhku,"
Dengan wajah pasrah ia meletakkan kepalanya di jendela pesawat.
"Aku jelek sekali di situ kau tidak perlu memajangnya di dorm,"
Gadis itu memasukkan kembali foto itu ke tas bingkisannya.
"Aku akan memajangnya di kamarku,"
Haechan menghiraukan gadisnya dan memilih menutup mata dengan tangannya,
***
"Haechan hyung, waktunya les privat pelajaran ilmu pengetahuan alam,"
Jisung menggedor-gedor pintu kamar Haechan. Anak itu pernah mendobrak pintu kamar Haechan karena tidak mau les privat.
Haechan tidak menyukai pelajaran IPA.
(sama seperti author HUAHAHA,
jodoh kali)"Tunggu sebentar, aku sedang berganti baju,"
Hana mempersilahkan masuk guru privat Haechan dan menunggu di ruang tamu. Ayah sengaja memanggil guru privat khusus pelajaran IPA dan kebetulan gurunya adalah laki-laki.
'Alhamdulillah,'
Haechan keluar dari kamarnya dan Hana berjalan ke lantai dua untuk ke kamar.
Haechan memang susah sekali disuruh untuk belajar mata pelajaran IPA. Terlalu banyak alasan.
Dari semua les privatnya, yang paling bersemangat adalah les privat bahasa indonesia.
Ponsel Haechan tergeletak di meja kamar. Televisi dan lampu tidur masih menyala.
"HAECHAN PINJAM HP YA,"
"IYA,"
"Nuna, suaramu terdengar nyaring hingga di taman belakang!"
Hana Point of ViewAku memasukkan password ponselnya, dan tetap sama yaitu '020102'. Terlihat jelas di wallpaper ponselnya dia memasang fotoku sedang tidur dengan mulut terbuka.
'sialan!'
Dengan cepat aku membuka galerinya dan akan mengganti wallpapernya.
Akal jahilku dimulai.
Membuka pencarian google dan mengklik 'mimi peri'
Menyimpan satu fotonya sedang tidur dengan mulut terbuka dan menjadikannya wallpaper ponselnya.
"SAYANG TOLONG PONSELKU DI MEJA KAMAR YA,"
"IYA,"
Dia pasti terkejut apa isi wallpaper ponselnya. Aku turun dari lantai dua dan menuju ruang tamu.