Part 29

3.5K 150 1
                                    

Setelah kejadian beberapa hari lalu Cleve menembakkan peluru ke bagian jantung pria yang sudah ingin membunuh Alarice. Dari cerita yang didapat pria itu Axel Celington pria itu menyukai Alarice, Sebenarnya bukan Alarice yang tertembak seharusnya Cleve. Namun karena pada saat itu Cleve diselamatkan Alarice. Jadilah kini Alarice tengah berbaring lemah dirumah sakit.

Cleve membunuh Axel, Sehingga membuat pria itu meninggal. Cleve tidak memperdulikan itu yang dirinya perdulikan saat ini adalah Alarice. Sekarang Cleve tau mengapa Alarice sangat takut untuk berhubungan, karena dahulu Axel lah pembunuh Pria Alarice Julian Casey mantan kekasih Alarice dahulu.

Cleve tersadar dari lamunannya Ia berdiri dari kursi tunggu yang berada di Brian't Hospital dan berjalan memasuki ruangan Alarice. Cleve mendekati ranjang Alarice dan duduk di bangku yang terdapat disitu.

Wajah Cleve sangat sedih menatap Alarice pucat terbaring lemah diranjang menggunakan Infus ditangannya, walaupun pucat dan sakit kecantikan Alarice tidak hilang.

Cleve mengenggam erat tangan Alarice dan mengelus lembut rambut wanitanya, rasanya hidup tanpa Alarice kosong, tidak ada hari bila tidak ada Alarice.

"I miss youu! Please Wakeup Alaaa We have a blip now you pregnant Ala! Please wakeup...."

"Hey"

Suara itu, suara yang telah lama tidak Cleve dengar. Tidak ada yang berbicara bawel pada Cleve, wanita yang hanya terbaring dan membuatnya kacau beberapa minggu ini. Kini Cleve dapat melihat Alarice mengerjap-ngerjapkan matanya.

Sontak saat itu Cleve berdiri dan berlari kecil menuju pintu membukanya setengah dan berteriak asal.

"Briannn! Briann"

Cleve berteriak pada semua orang supaya mendengarkannya, Cleve tersenyum menatap Alarice astaga, entah percaya atau tidak wanita yang sangat membuatnya kacau beberapa minggu ini, sudah kembali.

"Ada apa—

"Alarice sadar"

Brian mendekati Alarice yang masih diranjangnya, Alarice bangun dan duduk diranjang. Brian memeriksa menggunakan stetoskopnya dibagian perut Alarice. "Satu tambah dua berapa?" Brian bertanya pada Alarice.

"Tiga"

"Tiga dikali delapan"

Alarice memutar bola matanya kesal ditanya seperti itu memangnya dia bodoh. "Tentu saja dua puluh empat"

"Sembilan dikali tujuh"

"Kau kira aku bodoh aku lulusan terbaik Ludwig University Jerman bagaimana kau masih meragukanku?!"

Brian hanya tertawa kecil menatap Alarice dan tersenyum "Bagaimana perutmu?"

"Masih sedikit sakit—

"Kuminta jangan banyak bergerak, kandunganmu baik-baik saja namun kau harus berhati-hati juga. Selebihnya akan dijelaskan Cleve, Ms.Slade. Aku akan kembali nanti"

Setelah itu Brian keluar bersama susternya, Cleve terkekeh melihat tatapan bingung Alarice. Cleve pun duduk disamping Alarice sambil menatap Alarice.

"Aku merindukanmu"

Cleve mencium bibir Alarice lembut, "Clevee aku belum mandii"

"Kau tetap cantik, aku mencintaimu" Ucap Cleve memeluk Alarice lagi Alarice tersenyum melihat tingkah Cleve.

"Jangan tinggalkan aku.."Cleve mencium bibir Alarice kembali sangat lembut matanya masih fokus pada mata Alarice.

"I'm here." Alarice memeluk Cleve sedikit berhati-hati agar tidak terkena lukanya yang masih terasa sakit.

Comfortable (Love you)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang