Part 23

3.8K 146 1
                                    

"JANGAN!! TOLONG!!! JANGANN!!"

Cleve terbangun dari tidurnya saat merasa ada yang berteriak, terlihat Alarice yang berteriak dalam keadaan masih tidur,

"Ala?"

Wajah Alarice merah Alarice terduduk dengan wajahnya yang ketakutan, dan menangis nafasnya tersengal saat menatap Cleve yang berada disampingnya.

"Mimpi buruk?"Cleve langsung memeluk Alarice yang masih menangis

"Aku..aku.. melihatmuu dari kejauhann kau memakai baju putih disana bahkan kau sangat putih, aku memanggil namamu tapi..tapii kau menjauhh..

"Bayanganmu makin menjauhh, aku berusaha  menggapaimu tapi sulit makin lama kau makin jauh tertutupi sinar yang sangat terang.."Alarice menarik nafas yang sesak dan melanjutkan ceritanya

"Setelah itu.. kau, kau hilang.. aku mengejarmu tapi tak sampai, kau sudah sangat jauh untuk ku raih, aku..akuuu takutt"

Tangisan Alarice semakin jadi Cleve semakin memperat pelukannya pada wanitanya, raut wajahnya seperti tidak tega sangat tak tega melihat Alarice menangis seperti itu.

"Aku disini sayangg"

Tangan Alarice meraih pipi Cleve, mengusapnya lembut dengan isakan tangisnya.

"Jangan tinggalkan aku". Mata Alarice memelas- takut Mata Alarice terlihat sangat takut

"Itu hanya mimpi ala"

"Kumohon jangan tinggalkann aku".

Alarice mencoba memastikan. Cleve yang masih memeluk erat tubuh Alarice yang mungil dan tangan lainnya menyisir rambut Alarice dengan jari tangannya.

"Aku disini sayang, sudah jangan Menangis"

"Berjanjilah"

Wajah Cleve tersenyum, tidak perlu berjanji tentu dia akan menjaga Alarice dan tidak akan meninggalkannya.

"Aku berjanji tidak akan meninggalkanmu sayang"Ucap Cleve dengan mengecup kening Alarice

"Baiklah tidur sekarang, kini masih jam2 Ala, Nanti malam akan kutemani keacara Alexis"

Setelah itu Alarice tersenyum, namun mengingat nama Alexis disebut membuat hatinya sedikit merasa sakit.

"Aku hanya takut dia berbuat sesuatu padamu"

Mata abu Cleve menjadi sendu, Dia merasakan hal dulu akan terulang.

"Aku akan selalu bersamamu"

"Baiklah tidurlah sekarang Alarice"

Setelah itu Alarice tertidur dengan memeluk tubuh Cleve, Rasanya mengerikan jika dia akan benar-benar kehilangan Cleve.

〰〰〰

Cahaya yang menyelinap dari balik tirai membuat mata Alarice terbuka perlahan, Alarice melihat keseliling. Tidak ada keberadaan Cleve.

Melihat tubuhnya yang tidak memakai apapun, membuat semburat merah dipipi Alarice.

Alarice mengambil ponselnya yang bergetar di atas nakas, melihat ada pesan yang masuk.

From, Cleve

Selamat pagi Mrs.Slade Aku membelikanmu makanan yang terdapat dimeja makan. Jangan lupa dimakan. Maaf  aku harus ke kantor. Ada rapat penting.
Aku akan jemput jam8!

I love you❤️

Alarice terkekeh saat membaca pesan dari Cleve yang sangat menggelikan. Kakinya berusaha untuk turun dari kasur. Astaga—

Sangat  sakit jika digerakkan, bagaimana otak Cleve mencerna jika melakukan hal yang sangat ingin membuat dirinya tidak dapat berjalan.

Dengan sangat pelan Alarice berjalan menuju kamar mandi baju yang berserakan dilantai sudah tidak ada, Cleve memang mengetahui sangat jika sekarang Alarice tidak dapat bergerak banyak.

"Bagaimana diriku nanti malam?"

Setelah selesai mencuci muka dan menyikat giginya Alarice memakai bajunya. Alarice berjalan menuju meja makan.

Ada kotak pizza yang sudah disiapkan dimeja. Mata Alarice seketika berbinar melihat makanan yang sudah lama tidak Ia rasakan.

"goodlife"

Bibir Alarice tak bisa berhenti tersenyum  saat melihat pizzanya membentuk tanda love ada secarik kertas yang bertulis 'for my the best princess❤️'

Setelah sarapan, Alarice merasa bosan akhirnya Alarice berniat untuk Movie-Marathon saja. Alarice ingin melanjutkan episode yang belum selesai.

"Masuk saja bi Selly"

Saat tengah menonton tiba-tiba ada suara ketukan pintu, dan Selly berkata ada yang memberikan Alarice sesuatu. Selly mendorong knop pintu kamar Alarice. Selly membawa buket bunga yang sangat indah.

"Kiriman buket untuk nona Ala"

Selly menyodorkan buketnya pada Alarice. Warna putih dipadukan bunga merah mawar sangat cantik. Alarice tersenyum menerima buket bunganya.

Dipikirannya mungkin Cleve yang memberikannya, Alarice sudah sangat bahagia mengingat jika itu Cleve yang memberikan.

"Bi Selly, kumohon panggil Alarice saja ya"

"Tapii—

"Kumohon ya" Alarice tersenyum sangat lembut.

"Iya Ala, Bibi kedapur dulu ya"

Setelah itu Bi Selly kembali kedapur, Alarice mengamati bunga yang sedang dipegangnya. Tangannya mengambil surat yang terdapat dipinggiran pembukus buketnya.

〰〰〰
Voted 📢

Comfortable (Love you)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang