Art : we heart it - sexpark
Gue harus tahan cobaan. Si Biji Kecapi lagi ngerusuh di lapak gue. Pohon rambutan yang jadi markas kami akhirnya heboh juga. Kutil sebelah, yang gue sebut Meru ini lumayan jahil. Tangannya kurang ajar. Gue bete setengah mampus. Kaki pendeknya pecicilan, kadang nendang bokong gue seenaknya. Selain rusuh, dia juga sok dewasa. Padahal dia pendek! Kata ayahnya, Meru bakalan tinggi mendadak pas puber nanti. Pertumbuhan kakek, om, dan ayahnya gitu semua. Terlambat, tapi nggak lambat. Malah kilat.
Gue merinding. Nggak bisa gue bayangin Meru lebih tinggi dari gue! Astaga!
Author's Note :
Pertama, aku nggak akan ngelarang kalian komentar baper, banyak, bahkan sampe alay-alay gitu. Aku malah suka... :*
Kedua, aku nggak suka sama orang yang maksa-maksa lanjutin cerita ini dengan kalimat, "Lanjutin! jangan lama2!", "next!", "lanjut!" dan sejenisnya, karena cerita ini memang bakalan lanjut, tapi butuh waktu. Aku lagi berusaha posting meski kadang ada halangan dan rintangan. Hidupku kan udah sibuk!
Ketiga, aku nggak suka sama orang yang ngatur alur cerita ini harus gini dan gitu. Soalnya ini CERITAKU. Kalau emang pengen alurnya seperti yang Anda bayangkan, alangkah lebih baiknya bikin cerita sendiri, ide sendiri, judul sendiri! Aman! Itu bukan kritik dan saran, itu namanya request.
Keempat, jangan coba-coba buat plagiat cerita ini! Kalau nggak bisa bikin cerita atau nggak nemu ide, mending baca aja! Jangan jadi tai yang ngaku-ngaku berlian!
Kelima, saya suka HUMUH!
Start tayang mulai 1 November 2017... :*
Di aku sih udah tamat, ya, Bo'... :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Panen Rambutan
HumorGue harus tahan cobaan. Si Biji Kecapi lagi ngerusuh di lapak gue. Pohon rambutan yang jadi markas kami akhirnya heboh juga. Kutil sebelah, yang gue sebut Meru ini lumayan jahil. Tangannya kurang ajar. Gue bete setengah mampus. Kaki pendeknya pecici...