THE SCHISM• | Seulmin [COMPLETE]

09 ㅡ Today Is'nt Beautiful

Satu minggu telah berlalu, tepat dimana Seulgi meninggalkan rumah dan memilih untuk melanjutkan karier di New York, Amerika. Tidak banyak yang berubah, hanya saja keadaan rumah semakin sepi. Tak jarang Jimin pergi meninggalkan rumah, hanya Haeun dan bibi Kim yang menepati rumah besar itu.

Pria dengan kacamata hitam mengacak rambutnya dengan gusar. Tak ada yang spesial hari ini, hanya ada puluhan berkas yang menurutnya membosankan. Pria itu berdiri dari tempat duduknya. Ia memandang keluar jendela yang terhubung langsung dengan jalanan kota Seoul dimalam hari. Semuanya nampak indah dengan kelap-kelip lampu yang terpasang disetiap sudut kota tersebut.

Pria itu melirik sebuah amplop berukuran sedang. Park Jimin, pria itu mendesah pelan lalu meraih amplop tersebut.

"Surat Gugatan Perceraian"

Ternyata benar, wanita yang telah enam tahun menjadi istrinya, mengajukan surat perceraian. Jimin hanya tertawa mengingat betapa lucunya permasalahan mereka. Bahkan sampai saat ini, Jimin tak pernah tahu kenapa wanita itu tiba-tiba mengaku hamil anak nya?

"Sungguh lucu," pikir Jimin.

"Kring-kring."

Lamunannya buyar tatkala seseorang diseberang sana menghubunginya lewat telepon kantor. Jimin mengangkat telpon itu dengan malas.

"Hallo?"

"Tuan, saya mohon segera pulang, Haeun, Tuan!"

"Bicara yang jelas!"

"Haeun, suhu tubuhnya sangat panas. Badannya juga bergetar hebat."

"Apa! apa kau salah memberi makan?"

"Tidak, Tuan. Saya mohon segera pulang, saya takut tuan!"

"Telepon dokter sekarang juga!"

"Saya tidak tahu, Tuan. Biasanya Nyonya Seulgi yang selalu memeriksanya!"

"Bibi Kim! Jangan membawa nama istriku lagi!"

"Maaf Tuan, tapi saya mohon anda segera pulang!"

"Cepatlah! Aku akan segera kesana."

Dengan cepat, Park Jimin berlari kedalam lift. Tangannya mengetik sebuah nomor lalu menempelkannya tepat di depan telinga.

"Hallo! Jung Soojung?"

"Tolong kerumah ku!"

"Kau tak perlu banyak tanya! Ini darurat!"

"Aish, cepatlah! Anakku sedang sakit!"

"Dia sedang pergi! Kumohon, aku akan membayar berapapun!"