Seoul, 03 february 2017
ONE YEAR AGOAngin di sore hari menebar penuh misteri. Riak-riak dedaunan taman belakang Seoul International Hospital terdengar nyaring berkat hembusan suasana sore yang menyejukkan pengunjung.
Sosok gadis kecil dengan bando merah jambu terlihat riang bermain dengan salah satu kelinci yang memang sengaja di pelihara di rumah sakit tersebut.
Gadis manis berusia sekitar lima tahun itu berjalan dengan riang di pelataran rumah sakit berkelas internasional ditemani kelinci putih yang sedari tadi dalam pangkuannya. Sepatu kets berwarna pink turut bertengger di kakinya yang mungil. Gadis itu tak bisa diam saat manik matanya menangkap sosok pria seusianya yang sedang kebingungan. Dengan semangat, gadis itu menghampiri sang pria.
"Hallo, selamat sore." Sapanya.
"Apa kau sedang membutuhkan pertolongan? Kurasa kau kebingungan?" ungkap gadis itu menatap manik indah pria kecil dihadapannya.
"Ah, iya. Aku sedang mencari ruangan kerja ayahku. Apakau mengetahuinya?" balas pria itu dengan malu-malu.
"Dilantai mana ayahmu bekerja?"
"Dilantai empat, aku juga tidak tahu pasti."
"Hem, kurasa tempatnya sama dengan tempat ibuku."
"Apakah ibumu pasien disini?"
"Bukan, ibuku seorang dokter."
"Wah, profesi ibumu sama seperti ayahku."
"Benarkah? sangat kebetulan sekali."
"Baiklah, aku akan mengantarmu ke lantai empat. Nanti jika kita telah sampai, kau bisa bertanya pada resepsionis," ungkap gadis berbando pink lalu berjalan mendahului bocah kecil dengan jaket kulit. Dengan cepat, bocah itu mengikuti langkah kaki Haeun.
"Oiya, siapa namamu? sedang apa kau di rumah sakit ini?" tanya si pria kecil yang kini sudah berjalan beriringan dengan Haeun.
"Namaku Park Haeun, kau boleh memanggilku Haeun. Lalu, namamu siapa?" tanya gadis itu. Tangannya menekan tombol merah di lift lantai dasar.
"Namaku Kim Dohyun. Ngomong-ngomong kau belum sempat menjawab pertanyaanku?"
"Aku sedang menunggu ibuku. Biasanya di jam seperti sekarang, ibuku sedang memeriksa beberapa pasien yang terkena diare," ungkap Haeun
"Wah, kau tau banyak hal," ungkap Dohyun terkesima.
Dua pasang kaki mungil itu telah sampai di pelataran lantai empat. Lalu lalang manusia terlihat diberbagai sudut ruangan. Haeun dan Dohyun berjalan kearah meja resepsionis.
"Selamat sore."
"Selamat sore, Gadis Manis. Ada yang bisa kubantu?" tanya sang Resepsionis.
"Bisakah kau menunjukan ruang kerja ayah Dohyun?" tanya Haeun dengan polosnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SCHISM• | Seulmin [COMPLETE]
Romance"Ketika cinta datang untuk waktu yang lama, saat itu pula kepercayaan yang selalu menggelayut mulai luntur seiring dengan arah jarum jam yang berdenting terus menerus." Published on Mei, 12th 2017 Revisi on Juni, 2th 2020 Revisi meliputi perbaikan t...