04 ㅡ Begin

2.8K 325 11
                                    

JIMIN POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JIMIN POV

"Baiklah, cukup sekian meeting kali ini. Saya harap kita dapat bekerja sama dengan baik."

Aku menghela napas lega, setelah sekian bulan berkutat dengan pekerjaanku yang melelahkan ini, akhirnya ada sebuah hasil yang dapat aku petik.

Ya, perusahaanku akan meluncurkan sebuah produk baru yang aku yakini produknya akan melejit dengan sukses seperti produk-produk sebelumnya.

"Jika ada pertanyaan, silahkan disampaikan di forum terbuka ini."

Sebelum aku menutup kegiatan meeting-ku hari ini, aku mempersilahkan para kolega dari perusahaan lain untuk bertanya agar semuanya berjalan sesuai rencana tanpa ada yang di tutup-tutupi.

Kurasa tidak ada yang perlu dipermasalahkan ataupun di tanyakan. Terbukti, para kolega itu hanyan menggeleng lalu mengangguk sebagai bukti bahwa mereka telah mengerti dengan apa yang aku jelaskan beberapa menit yang lalu.

Aku menghela napas kembali dan keluar dari ruang rapatku. Kulirik jam yang bertengger di pergelangan tangank, Pukul 23.56 dini hari. Astaga, aku sampai lupa waktu berlalu dengan cepat seperti ini.

Dengan segera, kulangkahkan kakiku menuju ruang pribadi dimana aku sering berkutat dengan tumpukan dan lembaran kertas kerja di ruangan itu.

Aku terduduk perlahan, perutku sangat lapar dan tubuhku sangat lelah. Wajahku menghangat saat aku mengingat kembali bahwa aku adalah seorang pria yang di cintai oleh dua wanita cantik, yakni istriku Seulgi dan putri kami Haeun.

Aku terkekeh pelan saat melihat notifikasi pesan pada layar ponselku, wanita yang kucintai sempat meneleponku dua jam yang lalu. Namun sayang, aku tak sempat mengangkatnya.

From : My Wife
22.01 PM

"Sayang, aku yakin kau sedang sibuk memimpin rapat. Maafkan aku telah membuat ponsel mu berdering keras.
Mmm, jika kau bertanya mengapa aku menghubungimu. Jawabanku tetap sama, AKU MERINDUKAN MU kekekek."

Hatiku berdebar kencang. Entahlah, hatiku selalu begitu jika ini berhubungan dengan Seulgi, Istriku. Aku selalu menghangat saat belaian tangan halusnya mengusap setiap inci tubuh ku. Aku selalu bahagia, aku tak pernah bosan meski kami telah bersama selama beberapa tahun.

Tak dapat kupungkiri, aku merasa bahwa akulah pria paling beruntung yang berhasil menaklukan hati selembut salju itu. Mmm, dan jangan lupakan! Kami di karuniai seorang gadis cantik. Gadis mungil yang sangat aku cintai setelah ibunya. Sebenarnya aku ingin memiliki tiga anak laki-laki sekaligus. Kupikir Tuhan memiliki jalan yang terbaik untuk kami sehingga Dia lebih memilih Haeun yang menjadi anak kami.

THE SCHISM• | Seulmin [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang