Wanita berperawakan kecil itu berjalan dengan penuh kekacauan. Tubuhnya yang ringkih menambah aksen kesedihan yang teramat dalam. Kakinya tetap melangkah, ia ingin bertemu dengan malaikat kecilnya. Wajahnya ia usap dengan kasar, ia tidak peduli tentang apapun saat ini. Dalam pikirannya hanya satu, yaitu Park Haeun.
Wanita itu sedikit membuka pintu yang menjadi penghalang dirinya dengan Haeun. Pintu ruangan itu terbuka lebar, menampilkan sesosok putri kecil yang sedang terbaring dengan alat-alat medis yang terpasang di tubuh mungilnya.
"Haeunii ..., " gumamnya.
Air matanya tak dapat ia bendung. Kang Seulgi, wanita itu menangis dengan tersedu-sedu. Dirinya berusaha untuk tidak bersuara sedikitpun. Ia khawatir peri kecilnya akan terbangun.
"Seul ... "
Seulgi terhenyak, ia berusaha menghapus jejak air matanya.
"A-aku hanya ingin bertemu dengan Haeun," ujarnya.
"Kenapa kau baru datang?"
Suara lembut dan serak terdengar dalam satu nada, sangat kentara jika sang pemilik suara tengah bersedih saat ini.
Park Jimin, pria bertubuh atletis itu hanya menatap langit-langit tanpa melirik wanita bernama Kang Seulgi.
"Kenapa kau diam?" ucapnya lagi.
"A-aku ... "
"Kenapa, Seul?"
"Maaf, aku benar-benar menyesal."
"Kau tahu penyakit apa yang menyerang Haeun?"
Seulgi mengangguk, wanita itu kembali menangis, lututnya tak mampu menahan daya tubuhnya. Tubuh mungil itu kini ambruk.
"Aku yakin, takdir sedang mempermainkan kita," ujar Jimin.
Seulgi semakin menangis, hatinya bak tersayat pisau yang tajam. Ia melenguh tak kuasa. Tangannya terus memukul bagian ulu hati yang kian hari semakin sakit.
"Diamlah, Haeun akan terbangun jika kau terus menangis," ucap Jimin tanpa menghiraukan keadaan istrinya.
Seulgi menggigit bibir bawahnya hingga terdapat bercak darah. Hal itu ia lakukan agar suaranya tidak terdengar oleh siapapun.
"Eung ... "
Mendengar suara lenguhan itu, Seulgi menatap tajam pada pemilik suara tersebut.
"Haeuni-iie, kau baik-baik saja?"
Gadis bernama Haeun itu berteriak kencang lalu menangis sejadinya. Tubuh mungilnya mengaduh kian kemari.
"Haeun-iie, jangan bergerak sayang .. kau bisa terluka," ucap Seulgi.
"Aku tidak mau bertemu dengan mama! Aku membenci kalian berdua! aku tidak mau, aku tidak mau!" jerit gadis itu semakin kencang.
Mencelos, itulah yang dirasakan Kang Seulgi, dua bulan berlalu mengubah semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SCHISM• | Seulmin [COMPLETE]
Romance"Ketika cinta datang untuk waktu yang lama, saat itu pula kepercayaan yang selalu menggelayut mulai luntur seiring dengan arah jarum jam yang berdenting terus menerus." Published on Mei, 12th 2017 Revisi on Juni, 2th 2020 Revisi meliputi perbaikan t...