15 ㅡ Hoping For More Day Better

2.2K 236 17
                                    

Mega merah menghiasi langit membuat guratan merah yang biasa disebut dengan senja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mega merah menghiasi langit membuat guratan merah yang biasa disebut dengan senja. burung kembali ke peraduannya, matahari diam-diam masih menampakkan rasa rindunya terhadap bumi, riak-riak ilalang menambah sejuk suasana di peraduan terakhir putri kecil bernama Park Haeun. Setelah melalui proses pembakaran, abu dari si kecil Haeun di tempatkan di Memorial Garden of Cheomdamdong.

Isak tangis keluarga menghiasi upacara pemakaman si kecil Haeun, semuanya bersedih. Beberapa fansclub dari Park Haeun pun berbondong-bondong menyambangi memorial garden yang terletak di selatan kota Cheomdamdong itu. Terlebih ibunda Jimin, wanita paruh baya itu tak henti-hentinya menjerit kesakitan dan sudah terhitung empat kali pingsan setelah Haeun dikabarkan pergi untuk selamanya.

"Kalian harus kuat, aku yakin putri tuan dan nyonya akan ditempatkan di tempat terbaik. Jangan menangisi kepergiannya karena itu akan memberatkan," ucap Bibi Kim.

Bagaimana tidak, diusianya yang ke 56, Bibi Kim masih mengabdikan dirinya kepada keluarga Jimin sehingga wanita itu tahu bagaimana terpukulnya Jimin saat putri kesayangannya pergi untuk selamanya. Jimin mengangguk lalu menghapus linangan airmatanya.

"Dimana istrimu, Tuan?" tanya Bibi Kim yang sedari tadi berdiri di sisi makam Haeun bersama Jimin.

"Dia di rumah, Bi. Seulgi mengaku tidak tahan untuk ikut kepemakaman," jawab Jimin.

"Memang sebaiknya wanita tidak ikut memakamkan, bersabarlah Jim." Bibi Kim berucap lali dibalas anggukan oleh Jimin.

"Baiklah hari mulai malam, sebaiknya kita pamit dan angkat kaki dari memorial garden ini. Lagi pula tidak baik untuk kesehatanmu, ayo." Bibi Kim menuntun Jimin yang sudah ia anggap sebagai putranya sendiri. Sementara Jimin, pria itu hanya mengikuti interupsi dari asisten rumah tangganya.

Perlu diketahui, tidak semua dari mereka turut mengantarkan ketempat peristirahatan terakhir putri semata wayang keluarga Park. Hanya Jimin, Taehyung dan Bibi Kim yang ikut upacara sakral itu. Sementara Seulgi dan kedua orangtua Jimin lebih memilih untuk dirumah dan menjaga kondisi masing-masing karena sangat tidak memungkinkan untuk ikut.

***

Tidak butuh waktu berjam-jam, mobil SUV berwarna putih tulang itu telah sampai di pekarangan rumah. Tidak banyak yang berubah, keadaan rumah mewah itu sama seperti dulu.

"Terima kasih, Taehyung. Kau telah mengikuti upacara pemakaman Haeun dengan baik," ucap Jimin sebelum dirinya masuk kedalam rumah.

"Sama-sama, Jim. Jangan sungkan terhadapku, bagaimanapun Haeun sudah kuanggap seperti putriku sendiri. Dan ingat Jim, dulu kita pernah bersama, lebih tepatnya selalu bersama. Jika ada perlakuanku yang tidak menyenangkan di hatimu, aku minta maaf yang sebesar-besarnya," ungkap Taehyung lalu menepuk bahu Jimin.

"Kau benar, kita selalu bersama."

"Baiklah, Bung! aku pamit pulang. Titipkan salamku untuk Seulgi dan kedua orang tuamu. Jaga Seulgi dengan baik, aku sangat percaya padamu," ucap Taehyung lalu pergi membawa mobil yang ia titipkan di pekarangan rumah Jimin.

THE SCHISM• | Seulmin [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang