Jimin menghela napas lelah, sebisa mungkin ia menolak pikiran-pikiran buruk yang bergelayut di pikirannya. Pria itu berusaha untuk menepis semua prasangka buruk yang akan menimpa rumah tangganya. Tidak, bukan hanya rumah tangga, tetapi lebih meluas dan merebak menuju persahabatan mereka.
Sudah seminggu, Jimin mendapat kiriman yang menganggu, kiriman itu berupa photo-photo istrinya dengan pria yang amat sangat ia kenali. Jimin mendesah tertahan seraya mengusap rambutnya kebelakang. Jimin tidak ingin memperumit masalah rumah tangganya. Ia cukup tertekan saat beberapa bulan yang lalu dirinya dan Seulgi harus rela tidak berkontak fisik hanya karena masalah tidak masuk akal.
"Presdir!"
Jimin kembali membenarkan duduknya saat salah satu karyawan pria, datang lalu membungkukkan badan padanya.
"Ada apa, Hyungjae?"
Pria dengan sebutan Hyungjae itu hanya terdiam dan menunduk.
"Apa yang ingin kau bicarakan!" sentak Jimin yang mulai tersulut emosi hanya karena karyawan itu tidak mau menjawabnya.
"Maaf, Presdir."
Jimin mendecih lalu keluar dengan sendirinya, pria itu berjalan menyusuri setiap lorong kemudia masuk kedalam lift menuju marketing galery karena Hyungjae merupakan kepala di divisi tersebut.
"Presdir!" pekik salah satu wanita dengan tergesa-gesa.
"Ada apa? Hyuna?"
"Maafkan kami, Presdir. Para retail menuntut kepada perusahaan dan mengembalikan semua produk yang telah mereka beli dari kita!" jelas wanita bernama Hyuna.
"Astaga, kenapa bisa terjadi!" desis Jimin lalu duduk di sebuah sopa yang ada di kantor.
"Entahlah, Presdir. Yang jelas, mereka menuntut perusahaan untuk mengganti kerugian yang mereka keluarkan. Kurasa ada seorang oknum yang menjelekkan nama besar perusahaan kita," ucap Hyuna dengan serius.
Jimin mengacak rambutnya, lalu kembali berdiri memperhatikan beberapa retail yang melakukan aksi demo di depan gedung perusahaannya.
"Aku ingin bicara dengan ketua public relations departement, segera!" ucap Jimin seraya meninggalkan tempat dimana kegiatan tawar-menawar dilakukan.
Jimin melangkah dengan cepat lalu menelpon salah satu kolega yang bekerja sama dengan perusahaannya.
"Taemin? Bisakah kau mengirimkan asisten untuk melihat perkembangan valas dan saham di bursa efek?"
"Baiklah, terimakasih!"
Tok! Tok!
"Ya, masuk!"
Seorang wanita muda dengan setelan khas orang kantoran masuk kedalam ruangan Jimin. Wanita muda itu tertunduk lalu menatap Jimin dengan takut.
"Yerim, mengapa bisa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SCHISM• | Seulmin [COMPLETE]
Romance"Ketika cinta datang untuk waktu yang lama, saat itu pula kepercayaan yang selalu menggelayut mulai luntur seiring dengan arah jarum jam yang berdenting terus menerus." Published on Mei, 12th 2017 Revisi on Juni, 2th 2020 Revisi meliputi perbaikan t...