12. DEMI SI JONY

8.2K 468 21
                                    

Ini sedikit + +, inspirasi yang munculnya ya kayak gini.

Bagi readers yang ga suka khayalan "Dewasa", sebaiknya sabar menunggu chapter berikutnya aja. 🙅yang ini lewatin aja!😁😁😁

Happy liding buat kamu, iya kamu....😘😘😘

⚠ typo!!!

÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

Doni Alexander

Perasaan ku berbunga-bunga setelah mendapat telpon dari Nisa. Dia mencari ku jam segini, hampir jam dua belas malam. Tau apa yang kupikirkan? Dia pasti kesepian dan merindukan ku. Sekarang hari kelima masa haidnya. Mungkin malam ini aku sudah bisa menikmatinya.

Semangat ku mengebu untuk menemuinya. Aku keluar kamar  hanya dengan mengenakan celana pendek dan kaos tipis yang hampir basah oleh keringat ku. Aku tidak sempat lagi berganti baju, toh semua akan ku buka lagi, begitula pikiran nakal ku.

Setelah aku keluar kamar, ternyata Nisa sudah menungu ku di samping pintu. Belum sempat aku menggodanya dengan senyum tampan ku, dia sudah melempar dada ku dengan ponselnya. Untungnya tangan lincahku berhasil menangkap ponsel yang dileparkannya pada ku.

"Kamu memang tidak bisa dipercaya Doni Alexander" Ucapnya dengan nada memaki pada ku.

Aku melihat kemarahan besar di wajahnya. Aku bingung apa yang membuatnya emosi hingga anarkis seperti ini.

"Sayang ada apa?" tanyaku selembut mungkin dan mencoba meraih tangannya.

"Bajingan!!!" isaknya menyebut ku.

Dia mengatai ku bajingan. Jahat memang, karena tanpa ku ketahui salah ku dia sudah berani memanggil ku sekasar itu.

Kutarik pergelangan tangannya, kutatap tajam kedua bola matanya, untuk menegaskan bahwa aku marah dengan perbuatannya. "Apa yang kamu lakukan Nisa?"

Dia mengibaskan tangan ku. "Harusnya saya yang nanya, apa yang mas lakukan di kamar Eva tengah malam begini?" teriaknya bercucuran air mata. Matanya memindai jijik  pada tubuh ku yang penuh cucuran keringat.

Aku mulai mengerti penyebab kemarahannya. Sepertinya dia salah paham. Masa laluku sebagai penikmat wanita ditambah  sifat cemburunya yang terlalu berlebihan membut dia selalu berpikir bahwa aku mudah selingkuh dengan wanita lain.

Dada ku terasa sesak. Kenapa dia masih tidak bisa mempercayaiku bahwa dia adalah satu-satunya cinta di hati ku. Mengapa dia selalu meragukan tobat ku. Mengapa dia tidak percaya bahwa aku sudah pensiun menjadi kasanova penakluk wanita.

Rasa jengkel kini mulai berkembang di benak ku karena ketidakpercayaannya pada ku. Kutarik tangannya, kubawa dia masuk ke dalam kamar agar dia bisa membuktikan sendiri pikiran kotornya pada ku.

"Mas apaan sih"

Dia meronta, tidak mau masuk ke kamar.

Aku terus memaksanya. "Kamu harus masuk ke kamar dan melihat tubuh sexy Eva!" ancamku yang cukup dibuat kesal dengan perangainya.

"Mas benaran tidur dengan Eva?" kurasakan tubuhnya mulai melemah.

"Iya. Seusai dengan apa yang kamu pikirkan"
Ku angkat tubuh kurusnya, kupikul di pundak ku, dan ku bawa paksa masuk ke kamar.

Janda Ku Gadis Ku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang