24. BENDERA PUTIH

7K 459 115
                                    

⚠ typo 😅😅😆😄
Cozz eike ngetiknya setelah bisa tidur dengan tenang, karena berhasil mengungkap rahasia reader yang menganut keponisme😂.

Happy reading cantik & tanvan

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

Doni Alexander

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Aku sedang menikmati secangkir teh hangat, duduk di balkon kamar. Tidak. Aku tidak sedang menunggu adek, aku hanya ingin memastikan apakah si mahluk tengil itu mengantar adek dengan selamat sampai rumah. Itu aja.

Aku mengotak-atik layar ponsel ku. Galau. Jika aku menghubungi adek, maka dia akan besar kepala karena menganggap aku sudah memaafkannya, dan jika aku tidak menghubunginya mungkin si mahluk tengil itu akan melarang adek pulang dan semakin meracuni otak adek.

Tidak. Aku tidak memikirkan adek, aku cuma penasaran apa yang sedang mereka lakukan hingga si tengil itu belum mengantar adek pulang hingga malam begini.

Kata-kata si tengil itu tadi sore cukup menggangu ku. "Sebentar lagi mungkin kamu akan menyesal dengan perbuatan mu yang menyakiti Nisa"  Apa sebenarnya mereka rencanakan?

Kalau seandainya si tengil itu merencanakan untuk mengajak adek rujuk dan hidup dipoligami olehnya. Maka itu adalah hal yang paling mustahil terjadi, karena aku akan lebih dahulu memecahkan kepala si tengil itu sebelum dia merusak rumah tanggaku.

Atau si tengil itu ingin menjodohkan adek dengan pria lain? Ah tidak mungkin mana ada pria yang menginginkan wanita kurus kering seperti adek, dan juga mana ada pria yang mau menerima wanita yang tidak bisa memberikan keturunan. Hah.... Itu lucu dan menggelikan!.

Aku menyeruput teh ku yang hampir dingin. Dan sepertinya sebuah mobil masuk menuju halaman rumah ku. Mungkin itu mobil si tengil yang mengantar adek pulang.

Aku mengawasi mereka dari atas balkon ini. Tapi ada yang aneh. Mobil yang datang sepertinya bukan mobil butut si tengil itu. Mobil ini lebih mewah. Mungkin itu mobil tamu yang mencari ku.

Tunggu kenapa adek keluar dari mobil itu?. Siapa yang mengantarnya pulang?. Aku terus mengamati aktivitas di bawah sana. Seorang pria ikut keluar dari mobil mewah tersebut. Pria itu bukan si tengil itu. Yang ini berbeda.

Pakaian pria itu lebih rapi, dan lebih elegan. Tidak mungkin si tengil mengatur kencan adek dengan pria aneh itu.

"Terimakasih mas sudah meluangkan waktunya hari ini untuk saya!" suara adek terdengar jelas di telinga ku.

Mas? Adek manggil pria aneh itu mas? Mereka benaran kencan?.

"Sama-sama, nanti besok kalau kamu bisa kita ketemuan lagi di tempat biasa. Ok!"

What ketemuan lagi? Di tempat biasa? Berati selama ini mereka memang sudah sering bertemu. Awas kalau adek bilang iya!!

"Iya mas!, kita bisa ketemuan lagi  tergantung jawdwal mas yang sibuk aja!"

Dasar istri ganjen, beraninya dia tersenyum pada pria aneh itu.

Aku berlari menapaki lantai menuju pintu depan. Setidaknya lelaki aneh itu harus merasakan pukulan ku karena telah berani menggoda istri seorang Doni Alexander.

Sesampainya di pintu depan aku hanya melihat bayangan lampu belakang mobil si pria aneh tersebut. Sementara adek melegos masuk ke dalam rumah tanpa menyapaku.

Akhir-akhir ini adek sering menjadi pemberontak dan ini pasti karena dia kembali berhubungan dengan si Gio tengil itu, mahluk penghasut.

Kutarik tubuh kurusnya kemudian ku pikul seperti karung beras. "Jangan buat keributan! Ega masih belajar di kamarnya"

Janda Ku Gadis Ku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang