25. CUKUP DISINI

7.8K 479 101
                                    

Hei, kamu yang Chantik!
Hei, kamu yang tamvan!
Jangan jadi  silent reader donk!. Vote &/ komentar kah, biar aku merasakan kehadiran kamu bersama cerita ku😍😍😍👼👼🌹 eaaaa

Sorry kalo telat update dan ranaju typo. cozz si Kuntet yang bawel buat aku kurang fokus😪😪😪

❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤

"Adek boleh pergi! Pulangnya jangan malam-malam!"
Izin Doni pada Nisa yang lebih memilih pergi mengikuti Gio mantan suaminya.

Doni memilih mengalah demi Ega. Doni tidak mau  Ega ketakutan melihat perdebatan dirinya dan Nisa.

Gio membawa Nisa pergi dengan mobil Inova hitamnya meninggalkan Doni yang menahan kesal.

Setelah mobil Gio yang membawa Nisa pergi, Doni menghampiri Ega. "Hey...! Lanjut main lagi yuk!" ajak Doni mencoba menghibur putranya yang terlihat sedih setelah melihat perdebatan dirinya dan Nisa.

"Papa aja yang main" Ega mengambil bola, kemudian memberikan bola tersebut pada papanya.

Ega tertunduk sedih melangkah hendak masuk ke dalam rumah.

"Mau kemana?" tanya Doni.

"Ega mau mandi aja pa" jawab Ega terbata kemudian terisak menangis.

Doni langsung menghampiri ega. Berjongkok dan memeluk tubuh gempal Ega. "Jagoan papa kok nangis? Ga keren ah!"

"Ma... Ma ja....hat! Mama jahatin papa" Jawaban Ega tersengal karena tangis.

"Yuk tante Eva bantuin Ega mandi!" pujuk Eva yang juga ikut berjongkok mencoba menghibur Ega.

"Udah aku aja!"  pinta Doni tanpa suara pada Eva.

Eva pun meninggalkan Doni dan Ega, kembali melanjutkan aktivitasnya membuat kerajinan barang bekas bersama bik Susi.

Doni merebahkan tubuhnya pada rumput hijau di halaman rumah, membawa tubuh gempal Ega ikut berbaring di atas dadanya. Doni mengusap lembut punggung Ega "Mama ga jahatin papa, mama cuma pengen pergi main. Sebentar lagi pulang kok" hibur Doni.

"Mama ga akan ninggalin kita kan pa?" tanya Ega sambil mencoba menghentikan tangisnya.

Doni mengeratkan pelukannya pada Ega. "Mana mungkin mama tega ninggalin anak papa yang cerdas ini" Sangkal Doni yang sebenarnya tidak yakin setelah melihat Nisa memohon hanya untuk mendapat izin agar bisa pergi bersama Gio.

Ega mendongakkan wajahnya menatap papanya "Ega mau jadi tim papa aja, ga mau lagi jadi tim mama!" Ujar Ega kemudian menyeka air matanya.

"Kalau mau jadi tim papa harus bisa ngalahin papa dulu!" Doni membawa tubuh Ega berguling-guling di rumput. Mengelitiki Ega hingga Ega tertawa geli meminta ampun. Doni berhasil menghilangkan kesedihan Ega.

Jam menunjukkan hampir jam satu malam, tapi Nisa belum juga pulang ke rumah.

Setelah menidurkan Ega di kamarnya, Doni mencoba menghubungi Nisa. Tapi ponsel Nisa ketinggalan di rumah. Doni menghubungi Gio dengan ponsel Nisa, dan Gio menolak pangilanya. Akhirnya Doni pasrah menunggu Nisa hingga tertidur di sofa ruang keluarga.

Ega yang sudah berseragam lengkap untuk pergi ke sekolah,  mengusap pipi papanya yang masih tertidur pulas di sofa."Pa bangun!"

"Hemmmzz" Doni mulai mengumpulkan kesadarannya.

"Papa kenapa bobok di sini?"

Doni bagun, duduk menyapu wajahnya yang kusut karena kurang tidur. "E....papa ketiduran abis main game tadi malam" jawab Doni terbata berbohong.

Janda Ku Gadis Ku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang