Empat hari kemudian...
"Papa pulang!" teriak Doni ketika membuka pintu kamar Ega.
(Ingat yang teriak itu papanya Ega, bukan papa Sinchan)**"Bik!!! Orang-orang pada kemana?" teriak Doni kembali karena kebingungan tidak menemukan istri dan putranya di rumah.
Bik Susi yang kebetulan sedang membereskan kamar Ega terkejut mendengar teriakan Doni dari arah belakangnya. "Pak Doni udah pulang?" tanya bik Susi sambil mengatur nafasnya yang tidak beraturan karena kaget.
"Ditanya malah balik nanya. Nisa dan Ega mana?, kenapa mereka tidak jemput saya di bandara?"
Tanya Doni sedikit membentak bik Susi.Doni baru pulang setelah dua hari melakukan perjalanan Bisnis ke Medan. Doni emosi dan khawatir karena hampir satu jam menunggu Nisa dan Ega menjemputnya di bandara, tapi mereka tidak juga datang. Beberapa kali Doni menelepon Nisa, tapi Nisa tidak menjawab telponnya. Menghubungi supir pribadinya tapi kata supirnya Nisa sudah pergi ke bandara untuk menjemputnya. Akhirnya dengan kesal Doni menggunakan taksi untuk sampai ke rumah.
"Mungkin mereka lagi mampir atau mobilnya mogok!" jawab bik Susi santai, karena memang sudah terbiasa melihat Doni yang panikan.
"Kalau bik Susi jadi Nisa, seandainya mobil mogok atau butuh bantuan, harusnya telpon. Ini dia ditelpon ga bisa, di SMS ga dibalas. Apa sih maunya?" (lagu dangdut gitu)**
"Kalau saya jadi bu Nisa, saya butuh jalan-jalan. Dia kan sudah beberapa hari tidak keluar rumah karena sakit. Saat sakit ditinggalkan suaminya keluar kota tanpa ada kabar. Sekarang suaminya datang minta dijemput. Mending dicuekin aja, balas dendam gitu" jelas Bik Susi sambil melipat handuk mandi Ega.
"Ish..... Saya lupa kalau bik Susi wanita.... Ya pasti membela kaumnya. Walaupun sudah jelas Nisa salah". Kesal Doni kemudian pergi menuju kamarnya untuk membersihkan diri.
★
Doni sedang berperan menjadi setrika di teras, bolak balik di depan teras menunggu istri dan putranya pulang.
Sudah hampir jam tujuh malam, berarti hampir lima jam sejak Doni pulang ke rumah tapi Ega dan Nisa belum juga kembali. Sampai saat ini Doni masih belum tau dimana keberadaan mereka.
Beberapa saat kemudian deru mesin mobil masuk ke halaman rumah. Mobil putih yang dikendarai Nisa berhenti tepat di halaman depan rumah.
Doni sudah berdiri dengan bertekan pinggang tepat di depan mobil yang diparkirkan Nisa, bersiap untuk mengungkapkan kejengkelannya karena dibuat oleh Nisa dan Ega menunggu lama.
"Darimana kalian?" tanya Doni ketus saat melihat Ega dan Nisa keluar dari mobil.
Merasa tidak ada respon dari Nisa dan Ega Doni kembali lagi bertanya dengan volume suara yang tambah nyaring. "Papa tanya dari mana kalian?"
Nisa melihat Doni tajam, kemudian melengos masuk kedalam rumah tanpa sedikitpun tersungging senyum di wajahnya.
'Yang kesalkan aku, kenapa wajah adek yang lebih sadis' Batin Doni heran. "Mama kenapa?" tanya Doni sedikit berbisik pada Ega.
"Karena papa!" jawab Ega singkat kemudian masuk kedalam rumah mengikuti mamanya.
Doni masih berdiri di depan pintu, berpikir apa yang membuat Nisa kesal padanya. Hasilnya Doni tidak merasa pernah berbuat salah. Harusnya dia yang marah pada Nisa bukan sebaliknya.
Doni sedikit berlari masuk kedalam rumah untuk menghentikan Ega. "Hey... Mama kenapa?" tarik Doni ada lengan Ega.
"Ega minum dulu ya pa! Ega haus karena berjam-jam harus membujuk mama untuk pulang" Jelas Ega sambil mengusap tenggorokannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janda Ku Gadis Ku (END)
RomanceDewasa 18+ sisi lain dari cerita "My Love Cinta Ku" Beberapa chapter di privasi, jadi follow akun eike dulu sebelum membaca cerita ya syhay☺☺ Perjuangan seorang pengusaha muda Doni Alexander, untuk memperbaiki kesalahan di masa mudanya. Permainan t...