LGL 11

7.6K 787 160
                                    

"Aluna Park, kan?"

Aluna menatap orang yang berada diatas motor dengan menggunakan helm full face .

Aluna hanya mengangguk lalu tidak bertanya ia siapa.

Orang itu turun dari motor lalu mendekat kearah Aluna.
Aluna yang didekati merasa aneh, kenapa Helm nya tidak dibuka saja dulu? Bikin Aluna penasaran saja.

Orang itu membuka kaca nya, sontak Aluna melotot dan segera membungkuk 90°.

"Eh tidak usah membungkuk seperti itu. Santai saja,"

Aluna tertawa garing,

"Kamu lagi nunggu siapa?"

"Ini lagi nunggu bus, cuma gak ada pak."

"Bareng saya saja ya?"

Aluna menatap Kepala Sekolahnya bingung, Aluna menatap motor dan Gurunya bergantian.
Bukannya Choi Seunghyun selalu membawa mobil?

"Ahh enggak deh pak makasih, hehe."

"Tidak apa-apa, ayo saya anter kamu sampe rumah." Choi Seunghyun menarik tangan Aluna mendekat kearah motornya.

Aluna bingung sendiri, kalau ia menerima tawaran kepseknya untuk diantar sampai rumah, ia bisa saja dianggap sudah menggoda om-om oleh tetangga disekitarnya.
Tapi, kalau ia menolak, ia pulang dengan siapa? Bus sudah tidak ada karena sudah sore.

"Kamu gitu saja ya, saya tidak bawa helm dua." Choi Seunghyun sudah berada diatas motornya.

Aluna sudah seperti orang linglung saja, menatap sekitar dengan wajah sayu.

"Hei?" Choi Seunghyun memanggil Aluna, namun tidak ada sahutan.

"Hei? Luna!" Choi Seunghyun menepuk pundak Aluna dan itu sukses membuat Aluna jantungan.

"E-eh iya?" Aluna mundur dua langkah.

"Ayo naik." Choi Seunghyun memakai helm nya kembali.

Aluna berusaha naik ke motor itu, namun tak kunjung sampai, padahal kaki nya panjang.
Seunghyun yang menyadari itu memegang tangan Aluna dan menariknya pelan.

Aluna bergumam terima kasih dan dibalas dengan anggukan kecil.

Motor berjalan dengan pelan, dijalan yang terdengar hanya suara riuh cekcok motor dan mobil yang saling bersahutan,

"Rumah kamu didaerah mana?"

"Quench Resident." Aluna reflek menyebutkan daerah rumah ibu nya.
Tadinya, ia ingin memberikan alamat rumah Sakura, namun ia urungkan.
Dipikir-pikir, walau baru satu hari satu malam ia kabur, ia sudah rindu dengan Ibunya.

Seunghyun tidak menjawab, namun segera melajukan motornya kearah perumahan itu.

Dipikiran Seunghyun ia seperti tidak asing lagi dengan nama perumahan itu.

"Pak?" Aluna memanggil kepsek nya pelan.

"Iya?"

"Bawa motornya tolong pelan-pelan pak, saya takut."

Seunghyun merasakan tangan Aluna memegang erat jaket nya.
Ia mengerti, dan sekarang laju motornya melambat.

"Maaf, saya tidak tahu kalau kamu takut saya bawa cepet."

"Gakpapa,"

Aluna berdehem, mencoba menghilangkan atmosphere canggung ini.

"Pak, kemarin-kemarin kok saya jarang liat bapak disekolah ya?"

Feeling any Numb'ness?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang