"Minggir!" Mereka semua mengabaikan Daniel yang kini tengah mengepalkan tangan nya.
"Lo minta gue hajar?" Daniel menarik kerah salah satu siswi yang sekarang memandangnya terkejut, berusah melepaskan cengkraman tangan Daniel di kerahnya, siswi itu memukul keras tangan Daniel.
"Lepas dulu oke?" Daniel melepaskan cengkraman tangannya dikerah siswi itu lalu langsung mengangkat Aluna ala Brydal style ke uks.
Dari kejauhan, sepasang kepalan tangan memandang Daniel dan Aluna tersenyum.
***
Guanlin melangkahkan kaki nya lebar-lebar sambil membawa satu bungkus rokok digenggaman tangan nya, ia menendang pintu atap sekolah dengan sebelah kaki nya.
Duduk di kursi kotor sambil mulai menyalakan api di korek gas nya, Guanlin menghisap dalam-dalam lalu keluar asap.
Memincingkan mata nya sesaat ia melihat sesuatu yang ganjal dipinggiran lapangan basket, Guanlin langsung bisa menebak siapa yang kini tengah dibawa pergi sahabatnya.
Guanlin berdecih, dari dulu Daniel selalu saja mengikut campuri semua urusannya. Dari mulai masalah perempuan bahkan sampai popularitas.
Menghisap kembali rokoknya, Guanlin memikirkan sesuatu yang akan ia lakukan pada salah satu murid baru yang dari awal melihatnya langsung membuatnya tertarik.
Daniel, apa ia harus menyingkirkannya terlebih dahulu agar rencana nya berjalan lancar?
Guanlin berdiri menuju pagar pembatas, masih tetap melihat Aluna yang dibawa Daniel entah kemana.
Ia meremas sesuatu ditangannya sampai berdarah, "Milik gue, tetep milik gue."
Untuk kali ini, ia tidak akan membiarkan apa yang seharusnya menjadi miliknya diambil orang lain lagi, cukup Sabrina ia lepaskan begitu saja karena ia hanya ingin menghargai perasaan Daniel.
Darah segar mulai mengucur dari tangan kanan nya, yeah~ Guanlin mematikan rokok menggunakan tangan nya sendiri.
***
Berusaha tenang, Daniel membaringkan tubuh Aluna diatas kasur uks dan segera mencari obat yang ia rasa cukup untuk meringankan sakit dikepala Aluna.
Seharusnya ia tidak melakukan ini, ia sangat membenci Aluna, namun tubuhnya bergerak begitu saja keterbalikan dengan otaknya.
Mengusap wajahnya kasar, ia segera menghubungi Jihoon untuk segera datang ke uks.
Daniel duduk dikursi sebelah ranjang Aluna, ia mengelus rambut Aluna pelan, Aluna cantik. Kedatangannya sebagai murid baru langsung terkenal karena sempat berhubungan langsung dengan tangan Guanlin yang memukul keras pantatnya, siapa lagi yang menyebarkan berita itu kalau bukan si cerewet comel Daehwi.
Pintu terbuka pelan, ia segera menatap Jihoon yang kini datang bukan seorang diri, namun dengan Sabrina.
Daniel menormalkan ekspresi nya lalu dengan sengaja ia menempelkan keningnya pada kening Aluna.
Jihoon terbelalak lalu dengan segera mendekati Daniel, Jihoon menarik rambut belakang Daniel dengan keras, berusaha untuk melepaskan kening Daniel yang menempel ketat di kening Aluna.
Daniel melirik Sabrina sekilas, yang ia dapati adalah ekspresi cemburu Sabrina ketika melihat Jihoon yang langsung mengusap kening Aluna seolah menghapus jejak kening Daniel dikening Aluna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feeling any Numb'ness?
Fanfic"Ganteng sih, tapi jahat udah gitu mesum lagi." "Bukan gitu. Dia suka, cuma caranya ngungkapin tuh beda."