Tubuh Aluna menegang, tidak mungkin orang yang menyapanya ini adalah dalang dibalik penculikan ini. Menggigit pipi bagian dalamnya keras, Aluna berusaha untuk tidak mengeluarkan suara sekecil apapun. Mulutnya tetap bungkam.
"Apa kabar?~"
Sekali lagi, tubuh Aluna kembali menegang, bahkan lebih dari sebelumnya. Aluna memegang tambang yang mengikat tangannya keras, tidak tahu kenapa ia merasa sangat kecewa jika benar orang yang menyekapnya adalah orang yang ia pikirkan.
"Gak mau jawab?"
Bodoh
Aluna mengumpat dalam hati, bagaimana ia bisa menjawab kalau mulutnya saja masih dibekap seperti ini. Aluna terus membatin kesal, sedikit melupakan rasa kecewanya.
"Padahal gue pengen ngobrol sama lo lho."
Laki-laki itu mengusap rambut Aluna pelan lalu tertawa kecil, "ah iya, lo kan masih dibekap tuh mulut." Jeda sebentar, melangkah kecil sehingga berhadapan langsung dengan wajah Aluna, berjongkok lalu mengelus poni panjang Aluna. "Mau dibuka gak?"
Aluna diam tidak menjawab, menggelengkan atau menganggukkan kepalanya pun ia enggan, terserahlah sekarang ia akan di apa-apakan.
"Gue sebenarnya suka lo yang suka nantang, tapi tenang, gue masih suka lo yang pasrah kek gini."
"Lo tau? Lo kalo pasrah jauh lebih manis daripada lo yang savage." Lanjutnya dengan seringai mengerikan, ia tahu Aluna tidak melihat seringainya ini, namun ia menebak kalau Aluna pasti merasakan aura seringainya disekitar.
"Lo bener-bener manis, Al~"
***
"APA?!"
"Kecilin volume lo bego."
Hani berdeham kecil lalu menghela napas, "gak usah main prank sama gue deh, gak mempan tau."
Seongwoo mendelik kesal, "gak guna banget gue main prank sama lo."
"Bener ampas!?"
"Daritadi gue udah ngomong bener Hani!!" Seongwoo menjambak rambutnya gemas, kenapa Hani sangat susah untuk percaya.
"Gue tetep gak percaya, emang siapa yang berani culik Aluna coba."
"Kita gak bisa ngeduga Han,"
Hani menekan telunjuknya pada dagu seolah sedang berpikir keras, ia menatap mata Seongwoo lama, "lo kebanyakan becanda sama gue sih, giliran lo ngomong serius gue gak percaya jadinya." Ucap Hani sambil berlalu pergi meninggalkan Seongwoo yang mengacak-acak rambutnya.
"Salah lagi kan gue." Decak Seongwoo sebal, berdiri lalu berlari menyusul Hani dikoridor sekolah, Seongwoo berteriak yang berhasil mengundang Deathglare andalan Hani.
"DIEM LO SEONGWOO!"
***
"Berdiri,"
Kerah Guanlin tertarik seiring dengan tarikan dari sipelaku yang mengencang membuat tubuhnya berdiri. Guanlin sedikit terkejut dengan yang terjadi barusan namun segera menetralkan raut wajahnya.
Ia sangat suka jika ada seseorang yang seberani ini, tidak ada yang mempunyai nyali besar seperti ini. Hanya Kang Daniel yang berani kepadanya, namun sekarang bertambah satu orang yang memiliki nyali besar berhadapan dengannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/110739932-288-k106194.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Feeling any Numb'ness?
Fanfiction"Ganteng sih, tapi jahat udah gitu mesum lagi." "Bukan gitu. Dia suka, cuma caranya ngungkapin tuh beda."