Guanlin bergerak gundah diatas kasurnya ketika ia kembali memikirkan Aluna, kenapa ia harus memikirkan hal yang tidak perlu ia pikirkan?
Bangun dari kasur, Guanlin mencari-cari Handphone yang ia letakan dikasur, mendapatkan apa yang ia cari, Guanlin langsung menekan-nekan beberapa kalimat lalu mengirimkannya.
Baru saja ia mengirimkan pesan kepada Aluna, nomor Whatsapp Aluna ia dapatkan dengan cara mengancam Sabrina. Padahal ancamannya hanya tipuan, tidak akan benar-benar ia lakukan.
Cih, memangnya ia mau mencium Sabrina.
Tersenyum kecil ketika Aluna membalas pesannya, ia mengajak untuk bertemu dengan Aluna dicafé terdekat. Ia hanya ingin menemui Aluna saja, tidak lebih. Guanlin sudah menawarkan Aluna untuk dijemput, namun ditolak, ia juga tidak ingin memaksa.
Memakai jaket kulit hitam, Guanlin mulai keluar dari rumahnya dan segera melaju ketempat tujuan tidak ingin membuat Aluna menunggu.
***
Aluna menatap bingung ketika Handphone nya bergetar dan menunjukkan pesan dari nomor yang tidak ia kenal. Memintanya untuk datang kecafé terdekat. Sempat bertanya ini nomor siapa dan ia kembali dibuat bingung ketika sipemilik nomor itu ternyata Guanlin.
Untuk apa Guanlin menyuruhnya bertemu, tahu kalau ini sudah malam dan pasti ia tidak akan diberi izin untuk keluar malam. Namun ia sedikit tahu dengan sifat Guanlin selama beberapa bulan belakangan ini, Guanlin tidak pernah menerima penolakan dalam bentuk apapun. Sekalipun ia berusaha keras untuk menolak, pasti Guanlin mempunyai cara sendiri untuk membuatnya mengikuti apa yang diinginkan Guanlin.
Mengiyakan ajakan Guanlin dengan syarat tidak boleh terlalu larut malam, akhirnya Aluna menatap Alina was-was ketika ia ingin meminta izin kepada Alina.
"Ma.."
Aline menoleh ketika ia baru saja beres mencium pipi Seunghyun. "Ada apa?"
Aluna menatap mata Alina, "Aku, aku mau keluar bentar."
"Keluar? Kemana?"
"Ke café didepan."
"Sendiri?"
Aluna tersentak ketika Seunghyun yamg bertanya lalu dengan cepat menganggukan kepalanya.
"Anak gadis tidak baik keluar malam, apalagi ini sendiri."
Rasanya Aluna ingin sekali mendelik ketika ucapan Seunghyun berhasil membuat Alina mengangguk setuju.
"A—"
"Biar aku anter aja Pa,"
Aluna kembali mengatupkan bibirnya ketika Hyunsuk menawarkan diri untuk mengantarnya. Menoleh pada Seunghyun dan Alina yang mengangguk setuju.
Aluna mau tidak mau harus menerima diantar Hyunsuk, membawa Hyunsuk pada pertemuannya dengan Guanlin akan sedikit membuat suasana disana menjadi awkward. Oh satu lagi, Aluna harus mengetahui bahwa Guanlin tidak mau pertemuan berduanya diganggu dengan orang lain.
***
Aluna berjalan kiku dengan Hyunsuk yang berjalan disampingnya, sekarang mereka telah sampai ketempat yang dimaksud Guanlin. Didalam hati Aluna, ia sudah was-was memikirkan hal apa saja yang mungkin dilakukan Guanlin pada Hyunsuk. Mungkinkah akan memukul brutal Hyunsuk, atau Guanlin akan— Aluna menggelengkan kepalanya reflek ketika memikirkan spekulasi yang mungkin saja terjadi diantara Guanlin dan Hyunsuk, lalu untuk apa ia memikirkan hal yang mustahil Guanlin lakukan, mereka tidak ada apa-apa. Aluna dan Guanlin tidak memiliki hubungan selain sebagai partner SadoMaso saja.Hyunsuk menatap Aluna aneh ketika Aluna yang menggelengkan kepalanya seperti tengah memikirkan sesuatu. Hyunsuk mencoba menyadarkan Aluna dengan cara menepuk bahu Aluna namun reaksi yang diberikan Aluna sedikit membuatnya terkejut. Aluna baru saja menepis kasar tangannya.
"E-eh, maaf, gue gak sengaja tadi."
Hyunsuk mengangguk kecil lalu menggaruk pipinya yang tidak gatal. Aluna hanya cengengesan sambil menatap Hyunsuk sekilas. Ia tidak bisa berpikir jernih sekarang, jarak antaranya dengan meja yang Guanlin duduki sudah semakin mendekat dan itu semakin membuat degup jantungnya tidak beraturan. Seharusnya ia tidak harus sampai segugup ini, ia hanya akan bertemu dengan Guanlin. Bukan Presiden atau perdana menteri, dan semacamnya orang yang mempunyai jabatan. Namun, yang membuatnya gugup sekarang karena adanya Hyunsuk disebelahnya. Dan Aluna tidak ingin memikirkan kemungkinan apapun mengenai mereka berdua.
Beberapa langkah dari meja yang ditempati Guanlin, Aluna bisa merasakan tatapan tajam Guanlin yang mengarah padanya. Sesampainya ia didepan Guanlin, Aluna tidak langsung duduk, melainkan hanya berdiri dan itu membuat Guanlin ikut berdiri juga.
"Ngapain berdiri terus? Duduk."
Perintah mutlak Guanlin yang ini dituruti Aluna tanpa protes apapun, sementara Hyunsuk masih berdiri. Sepertinya Guanlin sengaja membuat Hyunsuk berdiri karena dimeja ini hanya terdapat dua kursi dengan meja kecil. Oh tentu saja karena niatannya mengajak Aluna kesini hanya untuk berdua, tidak untuk bertiga. Jadi, jangan salahkan Guanlin kalau Hyunsuk berdiri terus.
"Jadi, ngapain lo bawa cowok lain kesini?" Tanya Guanlin sambil melirik Hyunsuk.
"Gue-gue, dia- cuma anter gue doang kok."
"Anter?"
"Iya!"
Guanlin menekuk keningnya ketika Aluna menjawab pertanyaannya seolah menjerit. "Terus sekarang ngapain dia masih disini? Kan cuma anter."
"Iya, tapi-"
"Gue bisa anter lo pulang. Suruh dia pergi sekarang."
"Gak bisa. Soalnya-"
"Gue bilang suruh dia pergi. Lo budeg?"
Aluna berdecak lalu mendelik kesal, " Yaudah sih gapapa, Hyunsuk cuma berdiri doang. Lagian lo mau ngapain ngajak gue kesini?"
"Gue cuma mau liat muka lo aja."
Aluna menatap Guanlin tidak percaya, apa barusan? Guanlin menyuruhnya kesini dan dengan memaksa menyuruhnya untuk mengusir Hyunsuk sekarang juga hanya untuk hal yang tidak penting? Jangan bercanda, dasar Sadistic.
Hyunsuk yang sedari tadi bungkam akhirnya membuka suara. "Emang lo siapanya Aluna?" Hyunsuk tersenyum miring, "Lo pikir lo prioritas Aluna gitu? Sampe Aluna mesti nurutin semua perintah lo?"
Guanlin memutar kedua bola matanya ketika Hyunsuk berbicara seperti itu, "Bukan urusan lo gue siapanya Aluna. Harusnya itu pertanyaan buat lo bro."
Hyunsuk mengangkat sebelah alisnya lalu kembali tersenyum, "Gue? Gue orang special Aluna. Lo tau? Keluarga Aluna udah pada kenal sama gue."
"Maksud lo ngomong gitu apaan?" Aura dimeja yang mereka duduki seketika menjadi tidak enak ketika Guanlin yang mengeluarkan aura tidak suka akan keberadaan Hyunsuk.
"Gak ada maksud apa-apa. Cuma mau negesin kalo gue itu lebih penting daripada lo."Urat disekitar lengan Guanlin terlihat jelas ketika Hyunsuk mengeluarkan kata-kata yang menurutnya sangat menyinggung. Memangnya Hyunsuk itu siapa? Hanya siswa baru disekolahnya dan sekarang sudah berani sekurang ajar ini padanya. Tidak ada yang seberani Hyunsuk —selain Aluna— yang bisa melawan semua perkataannya.
Sepertinya Guanlin belum mengetahui satu fakta, bahwa Hyunsuk adalah anak kandung dari Choi Seunghyun. Dan juga sepertinya Guanlin belum tahu siapa yang sebenarnya mengenai Seunghyun.
— numb —
Wow. Aku sedang kesal:)

KAMU SEDANG MEMBACA
Feeling any Numb'ness?
Fanfiction"Ganteng sih, tapi jahat udah gitu mesum lagi." "Bukan gitu. Dia suka, cuma caranya ngungkapin tuh beda."