Yedam yang melihat Hyunsuk tengah memijat pergelangan kaki Aluna seketika mengernyit bingung. Sejak kapan Hyunsuk dekat dengan Aluna?
Ah, Yedam tersenyum misterius lalu berjalan mengendap-ngendap dibelakang Aluna dengan senyum misterius masih tertera jelas diwajahnya. Sesampainya dibelakang Aluna dengan Hyunsuk yang masih terfokus pada kaki Aluna sehingga tidak menyadari keberadaan Yedam dibelakang Aluna.
Mengendurkan dasi yang melekat ketat dilehernya, Yedam bernapas lega lalu bersiul sehingga menyadarkan Hyunsuk dan Aluna akan keberadaan Yedam.
Yedam menaik-turunkan kedua alisnya sambil tersenyum mesum. "Ngapain berduaan ditempat sepi kayak gini, 'Kak?"
Hyunsuk berdiri dan membuka Jas formil yang sedari tadi sudah mencekiknya menyisakan kemeja putih, menatap Yedam sambil memgangkat sebelah alisnya Hyunsuk menjawab. "Kayak yang lo liat."
Aluna menatap Yedam canggung, lalu tersenyum malu dengan mata yang mulai liar melirik kesegala arah asal bukan Yedam. Ia sendiri tidak tahu kenapa harus gugup didepan Yedam.
Yedam melihat Aluna yang tidak menatapnya hanya mengernyitkan alis bingung lalu kembali tersenyum.
"Ah-oh, gue tau. Gue pergi."
"Ehh!"
Kaki Aluna seperti tidak bisa ia kontrol, berjalan tidak sesuai dengan apa yang ia pikirkan hingga Yedam menoleh lalu menatap bingung Aluna karena Aluna yang sekarang jaraknya hanya beberapa senti dari wajahnya.
Sedikit terkejut, Aluna memundurkan wajah serta tubuhnya agar segera menjauh dari Yedam.
"Gak usah, gue aja yang pergi."
Aluna berjalan pelan sambil menahan sakit dipergelangan kaki nya.
Hilang dibalik pintu, Hyunsuk memandang Yedam sebal. "Ngapain lo kesini? Ganggu."
"Lah, gue ganggu apaan? Orang gue cuma kepo sama lo berdua."
"Gak usah kepo urusan orang dewasa, bocah."
"Bacot lo tua."
"Apa lo bilang?!"
"Budeg ya lo?"
Yedam tersenyum penuh kemenangan ketika dirasanya Hyunsuk tidak dapat menjawab. Hyunsuk pergi menyusul Aluna kedalam rumah menyisakan Yedam yang tengah tertawa terbahak-bahak bahkan sedikit air dari sudut matanya mulai keluar.
Ia tidak tahu mengapa ia bisa tertawa sedemikian, namun yang pasti adalah Yedam sangat menikmati kejadian tadi. Jarang-jarang ia bisa membungkam mulut tajam milik sang Kakak, Choi Hyunseok.
***
Hyunsuk berhenti beberapa langkah ketika Handphone disaku nya bergetar menandakan ada yang menelpon. Melihat username si penelpon dilayar Handphone, Hyunsuk segera menggeser tanda hijau.
"Yo bro! Lupa diri ya lo."
"Apaan?"
"Tumben lo jarang ngumpul, gue kira lo lupa."
"Yakali. Ada apaan? Gue ada urusan."
"Sok sibuk bener lo. Niel, ini gue mau ngasih tau sesuatu sama lo."
"Ngasih tau apaan?"
Hyunsuk mulai tertarik dengan pembicaraan yang Aiden lontarkan. Berdehem kecil lalu melihat sekeliling, Hyunsuk duduk kursi kayu yang tersedia dilantai dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feeling any Numb'ness?
Fiksi Penggemar"Ganteng sih, tapi jahat udah gitu mesum lagi." "Bukan gitu. Dia suka, cuma caranya ngungkapin tuh beda."