"Lembaran masa lalu kembali kubuka ketika hati terasa sangat hampa."
Apakah mengenang cerita yang akhirnya tak bahagia adalah perbuatan tercela? Mungkin bagi sebagian orang iya. Tetapi bagiku itu seperti belajar, perlu dibaca berulang-ulang agar kita paham dan tak akan mengulangi kesalahan yang sama.
Bagi sebagian orang mengingat kebelakang hanya akan membuat kesal. Tapi bagiku itu penting agar bisa mengetahui darimana kita berasal.
Kenangan menghampiri ketika sepi melanda. Hati merindu dengan kisah-kisah nostalgia. Dengan memainkan peran dan karakter masing-masing, semua itu indah pada masanya.
Aku mencapai titik nadir sehingga memutuskan mengundang sang alumni hati untuk hadir. Meski kisah kita sudah berakhir, terkadang teringat tentang apa yang sudah kita berdua ukir.
Kembali menjalin reuni itulah yang aku mau, rencana itu terlintas dalam benakku. Mungkin bukan ide yang bagus, karena kita sudah berkali-kali berakhir dengan kata putus.
Keadaan memaksaku mengungkit masa lalu. Satu-satunya alumni yang kupunya adalah kamu, mojang Sukabumi yang sudah kukenal sejak masih berseragam putih biru.
Menjadi sahabat, itulah status yang sekarang kita semat. Memang kita tidak pantas menjadi sepasang kekasih, sehingga berpisah menjadi jalan yang harus dipilih.
Pada akhirnya, saat ini kaulah yang aku butuhkan. Bukan sebagai pasangan, melainkan menjadi seorang teman. Tempat yang aku tuju untuk menumpahkan berbagai keluhan.
"Siapa bilang menghadapi sang alumni hati harus dibumbui dengan emosi. Menjadi teman terdengar lebih nyaman ketimbang berakhir dengan permusuhan."
Sukabumi, 5 Juli 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Tanpa Koma [SELESAI]
عاطفيةCover by @eviFhe Mungkin di kemudian hari aku akan singgah di rumahmu dan berdiskusi dengan ayahmu membicarakan masa depan kita.