"Hari baru namun rasa akan selalu sama."
Terduduk menanti berteman sepi dinaungi angkasa tanpa cahaya. Kembali aku terjaga menunggu perpindahan waktu yang berjalan singkat. Bersama hawa dingin aku berpelukan, dan bersama angin aku berdampingan.
Kehadiranmu selalu ditunggu oleh seluruh makhluk bumi, begitu juga denganku. Kehadiranmu menjadi tanda untuk menjalani kesibukan. Kehadiranmu menyingkirkan pekat dan mengundang terang. Kehadiranmu membawa berjuta pesona. Kehadiranmu membuatku tersenyum lega.
Kau bagai denyut nadi planet bumi, semua bergantung terhadap cahayamu, cahaya yang setia hadir di setiap paginya hingga waktu senja tiba. Sinarmu membakar semangat tetapi tidak menghanguskan harapan menjadi puing.
Aku menanti dalam penantian menyambut pagi dengan meninggalkan malam, menyongsong waktu yang mulai mendekat dan tersemat, kebisuan menghampiri tatkala hadir cahaya matahari, bermandikan hangat aku pagi ini.
Muncul mengendap-ngendap dengan warna khasnya, lalu merangkak menyapa dunia diiringi kicau merdu burung-burung. Malam terganti oleh pagi, terangnya bulan tergantikan sinar jingga.
Penyebaran sinar matahari oleh partikel debu sudah terlihat di atmosfer bumi, intensitas warna merah dan oranye melampaui tubuh menghasilkan peristiwa terbitnya matahari menjadi sangat luar biasa.
Kunikmati setiap proses kemunculan seberkas cahaya dari dalam gelap, matahari jingga hari pertama menjadi awal yang baik untuk menjalani kerasnya kehidupan.
Selamat datang matahari, selamat bertugas kembali.
Bandung, 1 Januari 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Tanpa Koma [SELESAI]
Roman d'amourCover by @eviFhe Mungkin di kemudian hari aku akan singgah di rumahmu dan berdiskusi dengan ayahmu membicarakan masa depan kita.