#16 REPETISI DAN TRANSISI

268 60 19
                                    

"Hidup adalah suatu pengulangan. Berulang kali membuat kesalahan, berulang kali pula pembenaran dilakukan."

Seperti dalam cerita dongeng, aku layaknya kurcaci yang terus menjaga seorang putri. Berjuang melindungi hingga pangeran berkuda putih datang berniat membawanya pergi.

Saat ini aku kembali dihadapkan pada sebuah proses pendekatan. Kegiatan yang membosankan karena setiap orang hanya memperlihatkan sisi baik pada dirinya, dan menyembunyikan sisi buruk dibalik sebuah sandiwara.

Peralihan hati perlahan terjadi, aku mulai terbiasa dengan kehadiran gadis satu ini. Dengan rambut panjang lurus dan kulit sedikit gelap, komposisi itu terkadang membuat aku sedikit berharap.

Tetapi aku tahu itu terlalu cepat, aku tak mau tergesa-gesa mengikat. Butuh waktu agar aku yakin bila kau memang benar wanita yang tepat. Semoga hati ini tak lagi berkarat.

Menjadi tempat menampung keresahan, itulah yang sekarang aku lakukan. Menempatkan diri sebagai pendengar yang baik ternyata tidak terlalu buruk. Memang terkadang wanita hanya ingin mencurahkan isi hati hingga dia bisa kembali mengontrol emosi.

Waspada selalu menyelimuti, akhir-akhir ini aku bertingkah hati-hati. Harapan aku kubur begitu dalam hingga waktu yang belum dapat ditentukan.

Menjalani remedial menjadi konsekuensi yang harus diambil ketika aku tidak lulus dalam menjalani ujian hidup. Perbaikan terus terjadi dalam setiap sel-sel tubuhku, terutama perihal rasa. Cukup sudah aku merasakan sakitnya.

Ketika membalas pesanmu menjadi rutinitas, kesedihan semakin membias. Status orang asing berganti teman curhat, rasa sungkan perlahan berganti nyaman.

Pelarian dan persahabatan adalah pembahasan malam kami. Aku berkisah, begitu juga dengan kau. Jika ditarik sebuah garis lurus, ada korelasi antara masa lalu aku dengannya. Benar, tak mendapatkan seseorang yang diinginkan. Mungkin hal tersebut yang menjadikan perbincangan semakin berkembang.

Repetisi dan transisi menjadi satu kesatuan yang saling mengisi. Malam ini rasa sepi mulai berguguran dan senyum mulai kembali bersemi.

Bandung, 22 Juli 2016

Diary Tanpa Koma [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang