SeMen-1 : perkenalan

990 43 8
                                    

"Eh, anjir gue belum ngerjain PR gimana dong? " tanya seorang cowok dengan bingung. Wajah tampan nya malah terlihat seperti orang yang kehilangan induknya.

"Tau, sana tanyakan saja pada rumput yang bergoyang. "Jawab gadis yang berkuncir satu dengan cuek. Ia bahkan tidak melihat orang yang mengajaknya berbicara.

Cowok itu mengacak rambut tebalnya membuat gadis yang di sampingnya menoleh. Wajahnya terlihat malas menghadapi cowok yang dihadapannya.

"Makanya kalau gue lagi ngerjain lo juga bantuin. Ini gue yang ngerjain lo malah enak enakan tidur. Itu juga nggak usah ngacak rambut lagi deh, ketombe lo jatoh ke baju gue, " ucap Gadis itu panjang sambil mengeluarkan buku PR nya.

"Ih, thanks ya beb, " ujar cowok itu langsung merampas buku gadis itu dan segera menyalinnya dibukunya.

"Bab, beb, bab, beb. Sok romantis lo kuda nil, " timpal cewek itu malas.

"Beb Menta nggak boleh gitu. A'a Sam nggak suka. " jawabnya dengan mata yang mengarah ke buku Mentari, nama cewek itu.

"Mimpi apa gue punya pacar kaya lo, " pikir Mentari melirik Samudera yang tengah menyalin pekerjaan rumahnya.

Keduanya memang sepasang kekasih, namun jika dilihat dari sikap keduanya mereka lebih terlihat kakak beradik yang tengah berantem. Tak jarang keduanya menjadi salah satu pusat perhatian ketika Samudera dengan Jailnya mengganggu Mentari, membuat cewek itu kesal setengah mati.

Kini keduanya tak ada yang berbicara. Hanya suara teriakan murid yang tengah menyontek membuat suasana kelas menjadi ramai. Mentari tampak anteng dengan buku novelnya yang berada di atas meja, sedangkan Samudera yang sudah selesai menyalin menatap wajah imut Mentari.

Jika ditanya mengapa Samudera menyukai cewek yang sekarang menjadi pacarnya jawabannya adalah karena wajah marahnya. Aneh, tapi itulah Samudera. Ia menyukai wajah merah Mentari, katanya kaya ada manis manis nya gitu.

"Apa lo liat liat, tuh mata minta di colok. " judes Mentari tapi matanya tetap fokus dengan buku Novelnya. Samudera melirik Novel yang tengah di baca Mentari.

"Cowok nya sok romantis, pacaran kok manggilnya ayah-bunda. Emangnya udah kawin, " komentar Samudera sambil ikut membaca alur novel milik Mentari.

"Komen mulu, nggak bisa diem banget. "Ucap Mentari menatap wajah tampan Samudera. Ya jika di sandingkan dengan cogan cogan di sekolahnya.

Mata Samudera itu coklat muda tegas tapi lembut. Hidungnya lumayan mancung, kulitnya tidak putih hanya sawo matang, dan yang paling Mentari suka jika Samudera tersenyum pasti menampakan lesung pipitnya.

Samudera yang di tatap malah menatap balik. Kini keduanya saling tatap tatapan seperti di drama drama yang sering Samudera tonton.

"Itu yang pojokan tatap tatapan mulu, berasa kaya di drama drama India. " ucap Salah satu murid membuat keduanya memutuskan tatapan mereka. Samudera menatap orang yang mengganggunya. Dia Farhan, sahabatnya.

"Dasar kecebong anyut ganggu mulu," gerutu Samudera membuat bibirnya mengerucut. Mentari yang melihatnya hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan aneh bin ajaib pacarnya.
"Tadi tuh rencananya mau nyipok Mentari, tapi nggak jadi. " lanjutnya yang tidak di sangka mendapat jitakan dari Mentari.

"Pikirannya cipok mulu, MTK aja nggak dipikirin. "

***

"Hola, Samudera paling tampan datang membawa sejuta kebahagiaan yang akan datang. " ucap seseorang heboh siapa lagi kalau bukan Samudera. Sedangkan seseorang lagi di sampingnya hanya berdecak, wajahnya sangat ketara kalau ia sedang malu dengan kelakuan Samudera.

"Najis, paling tampan. Muka kaya Mimi Peri aja bangga, " sahut seseorang yang tadi mengganggu Samudera ketika sedang bertatapan dengan Mentari

"Eh, nggak boleh gitu sama abang Samud. "

Jika ditanya Mentari kemana jawabannya ia sudah duduk tenang dengan semangkuk bakso dihadapannya. Kemudian Samudera ikut duduk di samping Mentari yang tenang dengan baksonya.

Seketika meja itu pun penuh dengan suara heboh tiga cowok yang sedang bergosip. Mereka adalah Farhan, Galang, dan yang sangat heboh Samudera.

"Beb, suapin dong. "Minta Samudera dengan tampang melas pada Mentari.

"Kok gue ngakak ya ngeliat Samudera. " ucap Galang melihat wajah Samudera.

"Eh, liat deh Mentari mukanya udah kaya mau muntah pas Samudera bilang begitu, " timpal Farhan yang membuat Galang tertawa terbahak. Samudera yang menjadi bahan bully an hanya bisa pasrah dan kembali melirik Mentari yang tidak terpengaruh dengan Candaan sahabat laknatnya.

Perempuan itu hanya bisa menghela nafasnya kemudian menyendokan baksonya ditambah dengan sambal yang membuat mata berair.

"Buka mulut lo, " ucap Mentari dengan sendok yang mengarah ke mulut Samudera. Samudera tersenyum kemudian membuka mulutnya. Dikunyah bakso yang disiapkan oleh Mentari.

"Nggak usah senyum senyum najisin deh, " cetus Mentari kemudian menyendokkan lagi sisa baksonya.

"Beb, kata orang senyum aku manis banget tau kaya Shawn idola kamu. " ucap Samudera dengan pedenya membuat ketiga orang yang di sana menatapnya seolah olah Samudera itu barang yang harus di musnahkan.

"Lah, Shawn mah gantengnya  pake banget. Kalau lo itu cocoknya di samain sama Mimi Peri. " sahut Mentari melirik Samudera tidak suka.

"Betul banget Tar, "

Samudera cemberut melihat Mentari tertawa tapi diam diam Samudera tersenyum kecil melihat Mentari tertawa selepas ini. Seakan beban yang di tanggungnya sementara hilang, walaupun hanya sebentar.

"Gue ngambek nih, " ucap Samudera dengan betenya melihat tiga orang masih tertawa karena sikapnya.

"Yaudah, ngapain bilang bilang. " ucap Mentari ketika tawanya sudah berhenti.

Samudera makin cemberut tapi tak berapa lama senyum lebar tercetak di bibir pink ke coklatannya.

"Ngapain lo senyum? "Tanya Galang heran melihat Samudera senyum senyum gaje pada Mentari.

"Nggak boleh gitu, senyum itu ibadah. Iya nggak beb? "

Mentari hanya menghela nafas melihat Samudera. Cowok yang berstatus menjadi pacarnya itu seperti mempunyai kelainan.

"Iyain aja gue mah, biar kuda nil bahagia. " jawab Mentari cuek. Tak berapa lama bunyi bel tanda masuk berbunyi nyaring membuat Farhan menyumpah serapah karena terkejut mendengarnya.

Mentari bergegas bangun meninggalkan tiga orang yang berkelakuan aneh. Samudera yang melihatnya kemudian mengkuti dari belakang memainkan rambut panjang Mentari yang di kuncir kuda. Membuat Mentari memutar balikan badannya membuat Samudera menatapnya.

"Jangan narik rambut gue kuda nil, " ucap seorang gadis dengan wajah yang sangat marah. cowok yang di depannya hanya cengengesan melihat wajah gadis itu.

"gue suka ngeliat wajah lo lagi marah, kaya ada manis manisnya gitu. " jawabnya dengan mengedipkan sebelah matanya.

Pemandangan itu pun tak luput dari siswa siswi yang berlalu lalang. Dengan kesal Mentari meninggalkan Samudera  yang masih cengengesan.

"Beb, tungguin A'a Sam dong. "

***

Haii gaes ini ceritanya di buat dalam masa gabut. Jadi kalau gaje maapin dan juga segala typonya ya 😊

Sekian
Ainny

SeMen CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang